Pasangan EUR/USD menurun secara tak terduga di bawah 1.1200 hari ini dan merosot ke posisi terendah empat hari di area 1.1170.

Karena kalender ekonomi Senin kosong, fokusnya adalah pada meningkatnya ketegangan dalam hubungan perdagangan AS dan China, serta situasi politik di Italia, tempat kemungkinan diadakannya pemilihan awal semakin meningkat.

Dalam waktu dekat, para pemimpin Parlemen Italia harus bertemu untuk memutuskan kapan akan memungut suara mosi tidak percaya pada Perdana Menteri negara itu, Giuseppe Conte. Gerakan Five Stars dan Partai Demokrat tengah-kiri berniat untuk menciptakan aliansi yang bertujuan mengekang upaya Wakil Perdana Menteri, Matteo Salvini, untuk mengambil kendali pemerintahan.

Belum jelas bagaimana warga negara dari ekonomi terbesar ketiga zona Euro ini siap untuk ke pemilihan baru. Namun, jika itu terjadi, maka M. Salvini, yang, tampaknya, mengincar posisi perdana menteri, sekali lagi dapat berjanji untuk melanggar aturan anggaran UE. Ingatlah bahwa pada akhir tahun lalu, konflik antara Roma dan Brussels telah sangat merusak mata uang tunggal Eropa.

"Laporan pemberlakuan tarif baru impor AS oleh Amerika Serikat memungkinkan EUR/USD tumbuh hingga 1.12, tetapi dinamika ini tidak mungkin berkelanjutan, karena konsekuensi perang perdagangan Washington dan Beijing akan memiliki efek yang menyakitkan pada ekonomi Eropa," jelas perwakilan Westpac.

"Bahkan jika Fed memotong suku bunganya tiga kali tahun ini (menjadi 1,375%), Treasury akan tetap menjadi aset aman yang sangat menguntungkan, yang akan terus mendukung Greenback," tambah mereka.

Menurut perkiraan Westpac, pada akhir tahun ini, pasangan EUR/USD akan turun ke 1.08 dan akan diperdagangkan di dekat tanda ini setidaknya sampai pertengahan 2020.

Sementara itu, GBP/USD berusaha untuk pulih setelah memperbarui posisi terendah multi-tahun. Pasangan ini mampu menarik pembeli di dekat tanda 1.20.

Poundsterling didukung oleh berita bahwa anggota parlemen Inggris mengembangkan rencana aksi bahwa mereka akan meminta pemerintah Boris Johnson untuk menunda batas waktu Brexit dari 31 Oktober. Menurut The Times, pada tahap ini ini tampaknya menjadi satu-satunya cara untuk menghindari penarikan Inggris dari Uni Eropa tanpa kesepakatan.

"Skenario dasar kami adalah bahwa akan ada semacam perpanjangan, yang mungkin merupakan hasil yang paling mungkin, meskipun kami sekarang jauh lebih tidak percaya diri tentang ini daripada saat awal tahun. Pada akhir Maret, kemungkinan Brexit "keras" hanya 5-10%, sementara sekarang mendekati 50%," kata Allianz Global Investors.

Menurut perkiraan mereka, Pound bisa lebih turun 10% jika tidak ada kesepakatan pada 31 Oktober.

"Gejolak politik yang dapat terjadi setelahnya akan meningkatkan peluang pemimpin oposisi Partai Buruh, Jeremy Corbyn, untuk menjadi perdana menteri Inggris berikutnya, yang dapat membawa mata uang Inggris sejajar dengan Dolar AS," jelas sejumlah analis.

Pasangan USD/JPY telah menurun untuk hari keempat berturut-turut, sejak Presiden AS Donald Trump menyatakan negosiasi perdagangan dengan China mungkin tidak terjadi bulan depan, seperti yang direncanakan sebelumnya.

"Kami mengadakan dialog terbuka. Mari kita lihat apakah kita berhasil mempertahankan pertemuan pada bulan September. Tidak apa-apa jika berhasil atau tidak," kata sang kepala Gedung Putih.

Menurut para analis, ini hanya masalah waktu sebelum pasangan USD/JPY menembus tanda 105. Hal bisa terjadi minggu ini jika data penjualan retail dan inflasi konsumen di AS tidak memenuhi ekspektasi.