Emas membeku di persimpangan. Rupanya, spekulan yang mendorong harga lebih tinggi, dan konsumen yang ingin membeli logam lebih murah, memutuskan untuk beristirahat.

Sejak awal tahun ini, harga emas telah naik hampir 19%, mematahkan tanda penting secara psikologis $1.500 per ons. Terakhir kali level ini diamati adalah pada April 2013.

Alasan utama tumbuhnya kuotasi adalah ketakutan investor tentang resesi global, yang memaksa mereka mengalihkan modal ke aset safe haven. Diasumsikan bahwa jika kekhawatiran para pelaku pasar mulai dikonfirmasi, kenaikan logam mulia akan terus berlanjut.

"Naiknya harga ke tertinggi enam tahun terutama karena obligasi, dan sangat penting bagi investor untuk memantau perubahan imbal hasil mereka untuk memahami apa yang akan menjadi dinamika," kata Oax Hansen dari Saxo Bank.

Penurunan imbal hasil obligasi di dunia telah menyebabkan fakta bahwa obligasi berdaulat dengan total volume hampir $16 triliun memberikan persentase negatif.

Lonjakan biaya logam mulia juga disebabkan oleh ekspektasi bahwa Fed, ECB dan bank sentral lainnya akan merangsang pertumbuhan ekonomi dengan berbagai cara. Pelonggaran kebijakan moneter cenderung menurunkan suku bunga dan meningkatkan daya tarik investasi emas.

Kenaikan tajam dalam harga membawa risiko penurunan yang sama tajamnya, para analis memperingatkan.

"Volume emas agregat dalam ETF terus berkembang dan telah mencapai 77,4 juta ounce, yang merupakan tertinggi selama enam tahun. Sebelumnya, ledakan permintaan spekulatif yang serupa menyebabkan koreksi kuotasi yang serius," kata O. Hansen.

Selain itu, kekhawatiran akan resesi global mungkin juga dilebih-lebihkan: sekarang pasar kemungkinan besar didorong oleh emosi. Data ekonomi makro terbaru untuk Amerika Serikat tampak positif dan pengurangan suku bunga oleh bank sentral dunia bertujuan untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi.

Mengurangi ketegangan di Washington dan hubungan perdagangan Beijing juga bisa berfungsi sebagai alasan untuk koreksi harga yang pendek, meskipun tajam.

Poin negatif lain untuk emas adalah penurunan permintaan perhiasan di India karena kenaikan bea masuk di negara itu dari 10% menjadi 12,5%, serta perubahan posisi ETF, yang akan merespons penjualan logam mulia sebagai respons terhadap pemulihan selera risiko.

Jika Fed memberi kejutan - tidak untuk terus menurunkan suku bunga - koreksi harga emas juga dapat terjadi.

"Kami memperkirakan Fed akan mengecewakan pasar tanpa menurunkan suku bunga dalam beberapa bulan mendatang, dan aksi Take Profit pada akhirnya akan memicu berakhirnya kenaikan emas. Jika terjadi kemunduran (pullback), tanda $1.350 per ounce kemungkinan akan menjadi level baru support," kata perwakilan dari lembaga rating Fitch.

Namun, ada banyak faktor yang mendukung pertumbuhan kuotasi.

Menurut analis Deutsche Bank, pendorong utama pertumbuhan harga emas adalah suku bunga riil, premi risiko saham, Dolar AS, serta pembelian logam mulia oleh bank sentral.

Menurut prakiraan Deutsche Bank, harga emas akan menjadi $1.575 per ounce pada setengah tahun berikutnya, dan dalam kondisi tertentu dapat mencapai $1.700.

"Emas adalah investasi yang sangat menguntungkan di tengah pelonggaran kebijakan moneter oleh bank sentral terkemuka dunia," kata Mark Mebius, pendiri dana investasi Mobius Capital Partners.

"Prospek jangka panjang emas - naik, naik dan naik, karena jumlah uang beredar (money supply) di dunia akan meningkat, meningkat dan meningkat lagi. Oleh karena itu, saya percaya bahwa emas harus dibeli dengan harga berapa pun," katanya.