Sejak akhir pekan lalu, pasangan EUR/USD telah diperdagangkan di dalam kisaran sempit 1.1060-1.1110.

Dari sisi Eropa, indikator-indikator ekonomi dari zona euro melemah, krisis politik di Italia dan ketidakpastian seputar Brexit. Di sisi Amerika, terdapat statistik yang penting untuk AS dan pernyataan dari Gedung Putih dan kepemimpinan Federal Reserve bahwa ekonomi AS masih berada pada pijakan yang kuat dan bahwa Fed tidak takut dengan perang dagang. Jawaban terhadap pertanyaan siapa yang diuntungkan, tampaknya, jelas berada pada sisi greenback. Berdasarkan hal ini, target terdekat untuk EUR/USD adalah support di zona 1.1000-1.1025, setelah menembus melalui paritas euro terhadap dolar, harga akan tetap dalam jangkauan.

Namun, jika anda membayangkan skala lain, maka gambarannya menjadi berbeda. Dari sisi Eropa, pengumuman dari anggota Dewan Pemerintahan ECB Olli Rehn mengenai suku bunga yang lebih rendah dan kembalinya program pelonggaran kuantitatif (QE) pada bulan September, sementara dari sisi Amerika, ekspektasi resesi di AS, kritik Donald Trump terhadap tindakan dari Fed dan potensi penurunan suku bunga federal pada akhir tahun ini dari 2,25% menjadi 1,75%. Jika Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, menyerah terhadap tekanan dari Gedung Putih, maka EUR/USD akan berbalik naik dan pertumbuhan ke area 1.1300-1.1400 tidak dapat dikesampingkan.

Menurut para analis, notulen rapat Fed bulan Juli, yang akan dirilis hari ini, dapat memberikan kejelasan mengenai kebijakan keuangan AS.

Bulan lalu, bank sentral AS menurunkan suku bunga 0,25% untuk menghadang risiko yang semakin meningkat terhadap ekonomi AS terkait dengan perlembatan pertumbuhan global dan perang dagang.

Perlu diingat bahwa tidak ada kesepakatan umum di antara para petinggi Fed terkait masalah ini. Dua dari 12 anggota FOMC menolak pemotongan suku bunga. Sebagian lainnya juga mempertanyakan pentingnya langkah tersebut.

"Kita harus menghindari pelonggaran kebijakan moneter yang berlebihan dalam situasi ekonomi yang tidak menghadapi permasalahan signifikan. Penting untuk fokus pada pengangguran dan inflasi. Saya yakin bahwa situasi ekonomi saat ini di negara ini cukup menguntungkan. Pelemahan kebijakan moneter penuh dengan risiko jika dilakukan secara sembrono," kata Presiden Fed Boston Erix Rosengren Senin lalu.

Meskipun pimpinan-pimpinan bank sentral memiliki pendapat yang berbeda, Jerome Powell menegaskan bahwa pelonggaran kebijakan moneter lebih lanjut cukup mungkin terlaksana. Oleh karena itu, para pelaku pasar mengharapkan sinyal tambahan dari Federal Reserve terkait prospek kebijakan moneter.

Menurut asumsi yang beredar, sikap lunak dari notulen rapat FOMC bulan Juli akan berimbas negatif pada dolar, sementara retorika keras kepemimpinan Fed akan mendorong dolar terus tumbuh.