Pound dipasangkan dengan dolar hari ini memperbarui level tertinggi selama tiga pekan, dengan mencapai pertengahan level 1,2200an. Gambaran fundamental tidak memperkirakan lompatan harga yang sama: perjalanan PM Inggris Boris Johnson lebih bersifat formaldan kalender ekonomi hari Kamis untuk pasangan GBP/USD benar-benar kosong. Namun, bulls dari pasangan ini menemukan alasan untuk terdorong naik - dan alasan ini disediakan tidak lain oleh Kanselir Jerman Angela Merkel.
Selanjutnya, perlu diingat bahwa pound kini semakin tumbuh karena emosi di pasar - trader-trader pasangan ini telah bertransaksi dalam kekhawatiran dan pesimisme terus-menerus mengenai prospek Brexit yang telalu lama. Oleh karena itu, saat "cahaya di akhir terowongan" di tengah berita yang dipenuhi dengan kesuraman muncul, reaksi pound tidak lama datang. Selain itu, pada awal hari ini kepala pemerintahan Jerman ini bertemu dengan rekannya dari Inggris dengan retorika yang lebih keras. Ia menyatakan bahwa "Inggris memiliki waktu 30 hari untuk menyelesaikan isu Brexit demi menemukan alternatif terhadap kebuntuan." Presiden Prancis Emmanuel Macron dalam gilirannya mencatat bahwa tidak ada waktu lagi untuk negosiasi tambahan terkait perjanjian baru - kedua belah pihak harus membangun posisi utama dari perjanjian yang telah dicapai. Boris Johnson, anehnya, "menerima tantangan" dari Berlin dan mengatakan bahwa ia akan menghabiskan waktu 30 hari yang diberikan kepadanya untuk meyakinkan UE bahwa ada alternatif lainnya untuk mekanisme rencana cadangan.
Retorika ini tidaklah mengejutkan, namun tidak mengecewakan, investor: bahkan pada malam kunjungan Johnson, jelas bahwa kedua belah pihak akan mempertahankan posisinya. Di awal pekan ini, perdana menteri Inggris mengirimkan banding tertulis ke pimpinan Dewan Eropa, Donald Tusk, dengan permintaan untuk meninjau kembali kesepakatan tersebut, terutama sehubungan dengan prospek untuk perbatasan Irlandia. Brussels menolak penawaran dan mengatakan bahwa London tidak memberikan ide yang konstruktif untuk alternatif kebuntuan.
Dengan kata lain, para trader siap menghadapi fakta bahwa kedua belah pihak pada rapat tersebut hanya akan mengulangi tesis-tesis yang telah disuarakan dan berpisah tanpa hasil apapun. Namun, Angela Merkel berkomentar di luar ekspektasi para investor: ia mengumumkan bahwa London dan Brussle akan mencoba menciptakan sistem yang, pertama-tama, mempertahankan Perjanjian Belfast, dan kedua, mempertahankan akses Irlandia Utara ke pasar tunggal UE. Dengan kata lain, kita membicarakan mengenai alternatif yang sudah diketahui sebagai alternatif terhadap kebuntuan. Kanselir Jerman menekankan bahwa kedua belah pihak akan mencoba menemukan solusi dalam waktu yang relatif singkat, yaitu sebelum 31 Oktober. Kesimpulannya, Merkel menekankan bahwa London "masih dapat menyelesaikan krisis."
Menurut saya, Merkel sengaja mengungkit Perjanjian Belafst - karena, bagaimanapun, isu perbatasan Irlandia dipertimbangkan bukan hanya dalam hal ekonomi dan bea cukai. Ingat bahwa selama setengah abad, berlangsung konflik etnikpolitik berdarah di pulau Irlandia - para pemberontak mendesak penarikan Irlandia Utara keluar dari Inggris dan masuk ke wilayan Republik Irlandia. Menurut berbagai estimasi, sekitar 4.000 orang tewas selama konflik berkepanjangan tersebut. Gencatan senjata baru dicapai pada 1998, saat pihak-pihak yang bertikai memasuki perjanjian yang disebutkan sebelumnya "Perjanjian Belfast". Poin utama perjanjian ini menyatakan bahwa separatis Irlandia Utara melepaskan wilayah yang diklaim dan London dalam gilirannya, membentuk pemerintah lokal dan sistem parlemen di wilayah ini.
Selain itu, perjanjian yang dicapai menghapus perbatasan antara Irlandia Utara dan Republik Irlandia, dan sejak itu terdapat rezim zona ekonomi khusus. Jika London merusak keseimbangan yang rapuh ini yang telah berlangsung dama selama 20 tahun terakhir, Inggris dapat kembali rusuh dalam konfrontasi politik dengan kekuatan separatis Irlandia Ytara. Khususnya, tahun lalu, partai Irlandia Utara, Sinn Fein, mengumumkan akan memulai referendum baru mengenai masuknya negara tersebut ke Republik Irlandia. Di bawah kondisi Hard Brexit, dengan mempertimbangkan potensi kerugian ekonomi dan dampak perbatasan yang ketat, hasil referendum tersebut tidak sulit untuk diprediksi.
Jelas bahwa baik London dan Brussels sangat paham dengan risiko yang mereka hadapi. Itulah mengapa langkah Merkel saat ini (meski simbolis) memungkinkan pound untuk menunjukkan koreksi yang signifikan di seluruh bursa, termasuk saat dipasangkan dengan dolar. Namun, posisi beli pada pasangan GBP/USD saat ini terlihat berisiko - lagipula, jangat lupa bahwa kedua belah pihak hanya berjanji untuk "mempertimbangkan berbagai opsi yang ada." Dan ini jauh dari fakta bahwa opsi-opsi yang diusulkan akan disetujui oleh Johnson, Uni Eropa dan pada akhirnya, para anggota parlemen House of Commons. Oleh karena itu, kemungkinan besar kegelisahan akan terus menurun. Namun, jika pihak-pihak terkait masih menemukan kata kompromi dan peluang kesepakatan kembali naik, maka ini akan mendorong kenaikan harga yang impulsif dan level 1,25-1,27 tidak akan menjadi batasannya.
