Serangan terhadap tanker di Teluk Persia dan pesawat tak berawak Amerika yang jatuh adalah mainan anak-anak dibandingkan dengan serangan terhadap Abqaiq, kilang minyak terbesar dunia di Arab Saudi, yang dilewati sekitar 7 juta b / d. Brent dan WTI telah merespon dengan reli harian terbesar dalam sejarah, dan para investor tidak dapat dikatakan tenang. Serangan dapat dengan mudah terulang, perang AS dengan Iran lebih nyata dari sebelumnya, dan siapa, yang menarik, dalam keadaan tersebut yang akan mengembil rsiiko secraa aktif menjual emas hitam?

Serangan bersenjata mematikan 5,7 juta barel per hari dari peredaran, yang merupakan sekitar 5% dari produksi global. Meskipun Riyadh berusaha dengan segala kemungkinan cara untuk meyakinkan investor bahwa semuanya terkendali dan dalam satu hari, sekitar sepertiga dari kerugian produksi emas hitam telah pulih, seorang sumber Bloomberg mengatakan hal lain. Menurut setidaknya empat sumber yang kompeten, pemulihan mungkin akan berlarut-larut dari beberapa pekan ke beberapa bulan, dan penurunan dalam produksi global akan menyediakan semua kemungkinan bantuan untuk bull Brent dan WTI. Semua orang menunggu komentar dari Pangeran Abdulaziz bin Salman, namun sosok ini patut mendapat perhatian.

Setelah seorang anggota keluarga kerajaan menjadi Menteri Energi untuk pertama kalinya dalam sejarah, banyak yang curiga ada sesuatu yang salah. Harga naik dengan cepat, dan serangan terhadap Abqaiq dianggap sebagai peristiwa tak terduga, namun hanya oleh mayoritas. Ketika kejahatan terjadi, orang selalu bertanya-tanya, "siapa yang diuntungkan?" Demi anggaran yang seimbang, Arab Saudi membutuhkan minyak di harga $ 80 per barel, namun sebelum penunjukan Abdulaziz bin Salman sebagai menteri, ada beberapa penyebab reli cepat. Pengurangan produksi OPEC tidak membantu: Amerika secara aktif meningkatkan produksi, dan China memangkas permintaan. Untuk kenaikan tajam dalam harga, diperlukan force majeure, dan dengan cara yang menakjubkan, hal menjadi kenyataan.

Lompatan minyak dalam satu hari

Menurut Bloomberg, kapasitas cadangan maksimum yang dapat dimasukkan ke dalam produksi dalam beberapa pekan mendatang adalah 3,9 juta barel per hari. Bahkan jika Riyadh memulihkan sepertiga kerugian dari 5,7 juta barel per hari, akan ada penurunan produksi. Dan dengan itu, harga Brent dan WTI naik. Adapun Arab Saudi memiliki kepentingan untuk menyebarkan desas-desus mengenai kembalinya harga dengan ke level sebelumnya dan gangguan pasokan Oktober, serta untuk memanggil anggota OPEC lainnya untuk mengimplementasikan perjanjian Wina, seperti yang dilakukan Saudi.

Pada saat yang sama, masalah perang dagang Amerika Serikat dan Iran, yang dituduh AS mengorganisir serangan terhadap Abqaiq, tidak muncul dalam agenda. Teheran menyangkal keterlibatan apa pun, dan berdasarkan prinsip "siapa yang paling membutuhkannya", sangat mungkin bahwa Iran benar-benar tidak ada hubungannya dengan itu.

Secara teknis, setelah menyelesaikan target pada pola Bat (113%) dan Wolfe Waves, risiko pullback meningkat ke level 23,6% dan 38,2% dari gelombang 4-5. Akhir support di $ 66,4 dan $ 64,4 per barel akan menarik pembeli baru ke pasar.