Pada periode waktu tertentu, "angsa hitam" aktif di pasar bahan baku. "Angsa hitam" tiba-tiba muncul dan membingungkan semua kartu trader dan investor. Logam kuning juga tidak dapat lolos dari nasib ini.

"Mari kembali ke istilah di atas. Konsep "angsa hitam" termasuk sejumlah peristiwa utama yang tidak dapat diprediksi, namun secara radikal mengubah jalannya sejarah. "Angsa Hitam" berupa fenomena positif dan negatif, bersifat global maupun personal. Peristiwa-peristiwa tersebut termasuk perang, krisis keuangan, pertemuan yang tidak direncanakan, kemenangan lotere, dan lainnya. Istilah ini digunakan setelah rilis buku "Angsa Hitam. Dampak dari peristiwa yang sangat tidak mungkin" oleh Nassim Taleb

Kebangkrutan bank AS terbesar, Lehman Brothers, pada September 2008 dianggap sebagai contoh klasik "angsa hitam". Keruntuhan finansial lembaga ini berdampak negatif tidak hanya bagi Amerika Serikat, namun juga bagi sistem keuangan seluruh dunia. Pada saat yang sama, liabilitas bank melampaui $600 miliar. Kepanikan menyeruak di pasar keuangan: para investor yang kehilangan asuransi segera menutup posisinya di pasar-pasar negara berkembang dan melarikan diri ke dolar. Mereka menghentikan kepanikan otoritas keuangan AS. Strategi yang diterapkan dengan tepat telah memungkinkan kita untuk menghindari skenario negatif selanjutnya bagi perekonomian global.

Saat ini, "angsa hitam" bagi pasar emas berupa serangan oleh pemberontak Hussite dari Yaman di kilang minyak Arab Saudi. Serangan tersebut terjadi pada Sabtu, 14 September, dan pada Senin, bursa saham mulai bergejolak. Pada pembukaan trading, futures November untuk minyak mentah Brent Laut Utara diperdagangkan di $67,8 per barel, di atas harga hari Jumat $60,15. Pertumbuhan harga minyak terbesar mencapai hampir 20%, para analis mengatakan.

Logam kuning tidak menyingkir: setelah harga runtuh pada Jumat lalu, emas mulai sedikit pulih, namun tidak mungkin mempertahankan posisi unggul sebelumnya, ujar para analis.

Saat ini, emas terjebak: harganya naik dan menguat, logam mulia bersandar pada kemenangan untuk waktu yang cukup. Kini emas harus rendah hati dan bersikap dalam situasi yang sulit. Para analis mempertimbangkan beberapa skenario dinamika harga emas selanjutnya, namun hampir semuanya negatif, dengan beragam tingkat penurunan.

1) Outlook positif terhadap harga logam mulia diberikan untuk konsolidasi di rentang $1.480 – $1.560 per ons dan pertumbuhan lebih lanjut.

2) Skenario relatif positif lainnya menunjukkan harga emas disesuaikan ke $1.440 – $1.450 per ons.

3) Menurut prakiraan moderat, harga logam mulia pada kuartal keempat 2019 akan sebesar $1.427,50 per ons.

4) Para analis tidak mengecualikan perkembangan negatif, seperti koreksi harga logam kuning ke $1.360 – $1.370 per ons.

Pada Senin, 16 September, logam mulia ini diperdagangkan di rentang dari $1.511,40 hingga $1.510,70 per ons, dan pada Kamis harganya jatuh ke $1.504 per ons. Para analis yakin bahwa dalam waktu dekat, baik emas dan minyak akan terus jatuh.