Kalender ekonomi pekan lalu di bulan September yang penuh hampir tidak dapat disebut jenuh, sehingga investor akan fokus pada peristiwa yang bersifat geopolitik. Perang perdagangan, konflik di Timur Tengah dan Brexit memaksa investor untuk memperhatikan aset safe haven, terlebih lagi karena yen, yang telah menjadi lebih murah di paruh pertama bulan ini, mulai terlihat seperti berita gembira.

Selama 3 pekan terakhir, harga USD / JPY telah tumbuh sebesar 4% di tengah penutupan posisi short. De-eskalasi konflik dagang AS-China, suku bunga Fed yang lebih rendah, kebangkitan kembali QE Eropa, penurunan probabilitas Brexit yang tidak teratur, dan statistik makro yang kuat di seluruh Amerika Serikat meyakinkan para investor bahwa tidak semua hal seburuk yang diyakini pada umumnya. Apakah sudah waktunya untuk mengurangi porsi aset safe haven dalam portofolio? Akibatnya, imbal hasil obligasi pemerintah AS mulai tumbuh, dan yen, franc, serta emas berada dalam body candle warna hitam. Seperti yang ditunjukkan oleh peristiwa-peristiwa selanjutnya, tidak lama.

Serangan terhadap Arab Saudi, pernyataan oleh Donald Trump bahwa dirinya tidak membutuhkan kesepakatan sementara dengan China pada malam pemilihan presiden, serta penolakan delegasi China untuk mengunjungi petani Amerika, dipandang sebagai sinyal memburuknya selera risiko global dan hubungan antara Washington dan Beijing. Riyadh mengklaim serangan teroris tentu saja didanai oleh Teheran, dan Donald Trump mengirim pasukan ke kamp-kamp Sekutu di Timur Tengah dan menjatuhkan sanksi terhadap bank sentral Iran. Bagaimana tidak membeli obligasi dan safe havens lainnya dalam kondisi seperti itu?

Memburuknya selera risiko global dan kembalinya minat pada yen membuat kehidupan Bank Jepang sulit. Kami menyaksikan koreksi USD / JPY, menyadari devaluasi akan membantu mempercepat inflasi. Harga konsumen di Jepang melambat menjadi 0,5% y / y di bulan Agustus, yang merupakan tren terburuk sejak 2017.

Dinamika inflasi Jepang

Perlambatan inflasi secara teoritis melepaskan ikatan tangan bank sentral dalam pelonggaran kebijakan moneter, namun semuanya terlihat berbeda dalam kehidupan nyata. Haruhiko Kuroda dihadapkan pada ketidakmampuan Fed untuk melemahkan dolar AS bahkan dengan menurunkan suku bunga federal dan pertumbuhan EUR / USD dalam menanggapi kebangkitan program pelonggaran kuantitatif ECB. Jelas bahwa penurunan suku bunga overnight (-0,1%) lebih lanjut di zona merah hanya akan memperburuk masalah bank-bank Jepang. Dalam situasi saat ini, lebih baik duduk dan melihat bagaimana peristiwa akan berkembang. Mungkin negosiasi antara Washington dan Beijing akan menghasilkan jalan keluar dan peningkatan selera risiko global ... Sebaliknya, dimulainya kembali reli di pasar minyak menimbulkan ancaman bagi negara-negara yang mengimpor emas hitam dan memperkuat permintaan aset safe haven .

Secara teknis, ketidakmampuan bulls untuk menahan kuotasi USD / JPY di atas batas atas channle trading menurun adalah tanda pertama dari pelemahannya. Setelah mencapai target antara 78,6% sesuai dengan pola Hiu, diikuti oleh kemunduran logis, yang berisiko berlanjut ke arah 106,9 dan 106,25. Tugas utama bear adalah menjaga pasangan ini di bawah 107,5.