Euro dan pound mengabaikan bukti yang lemah bahwa perlambatan di sektor manufaktur telah menyebar ke sektor ekonomi lainnya, termasuk sektor jasa. Laporan yang dirilis hari ini kembali menunjukkan tanda-tanda baru perlambatan ekonomi zona euro dan Inggris, yang meningkatkan prakiraan langkah-langkah insentif lebih lanjut dari bank sentral, terutama dari regulator Eropa, yang mungkin mengambil langkah drastis pada akhir tahun.
Menurut data, indeks manajer pasokan PMI untuk sektor jasa Italia pada bulan September tahun ini naik menjadi 51,4 poin, sedangkan pada bulan Agustus berada di 50,6 poin. Italia adalah satu-satunya negara di mana sektor jasa telah menunjukkan setidaknya beberapa pertumbuhan. Ekonom memperkirakan indeks tersebut akan menjadi 50,2 poin.
Indeks serupa dari manajer pengadaan PMI untuk sektor jasa Prancis pada September langsung turun menjadi 51,1 poin terhadap 53,4 poin pada Agustus, sementara itu prakirana sebesar 51,6 poin.
Pelemahan sektor manufaktur Jerman juga menyebar ke sektor jasa, di mana PMI manajer pembelian turun menjadi 51,4 poin pada September dibandingkan 54,8 poin pada Agustus. Ekonom memperkirakan penurunan yang lebih kecil ke 52,5 poin.
Adapun zona euro secara keseluruhan, menurut IHS Markit, indeks komposit manajer pengadaan PMI, yang meliputi data produksi dan layanan, turun menjadi 50,1 poin pada September, hampir tidak bertahan di atas level 50 poin, yang bertindak sebagai batas. Indeks berada di 51,9 poin pada Agustus. Sekadar mengingatkan bahwa nilai indeks di atas 50 menunjukkan peningkatan aktivitas dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Akibat data tersebut, dapat diperkirakan pada kuartal ketiga tahun ini, ekonomi zona euro akan menunjukkan pertumbuhan terbaik 0,1%, tetapi kemungkinan besar penurunan pertumbuhan PDB akan tercatat.
Penjualan ritel sedikit pulih pada Agustus, menunjukkan sedikit peningkatan dibandingkan dengan Juli, di mana terdapat penurunan tajam penjualan. Berita tersebut tentu saja, positif, namun tidak berperan besar dengan latar belakang kelemahan umum ekonomi. Menurut data, penjualan ritel di zona euro naik 0,3% pada Agustus setelah turun 0,5% pada Juli tahun ini. Dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2018, penjualan tumbuh sebesar 2,1%.
Tetapi inflasi tetap menjadi masalah serius di zona euro. Menurut data, indeks harga produsen zona euro (PPI) turun 0,5% pada Agustus dibandingkan dengan Juli dan segera turun 0,8% dibandingkan Agustus 2018, yang merupakan berita buruk bagi Bank Sentral Eropa, yang berupaya mengembalikan tekanan inflasi ke level yang diinginkan. Ekonom memperkirakan indeks harga produsen zona euro turun masing-masing 0,2 persen dan 0,4 persen pada Agustus.
Adapun indeks dasar, tanpa memperhitungkan sumber energi, tetap tidak berubah pada Agustus dibandingkan dengan Juli dan tumbuh 0,5% per tahun.
Dari sudut pandang teknis, tidak ada perubahan pada pasangan EURUSD. Pertumbuhan lebih lanjut akan bergantung pada pemembusan resistance di titik 1,2330, yang akan menyediakan pasar dengan pembeli baru, serta mengarah pada pembongkaran sejumlah stop order penjual. Target akan di titik tertinggi di level 1,2370 dan 1,2440.
GBPUSD
Permintaan pound Inggris secara bertahap kembali, dan mengingat fakta bahwa para trader sepenuhnya mengabaikan laporan penurunan di sektor jasa, hanya fokus pada pidato hari ini oleh Boris Johnson. Semua peluang untuk terus memperkuat pound masih ada.
Menurut survei manajer pasokan Inggris, aktivitas menurun dengan tajam pada September, yang merupakan langkah pertama menuju resesi teknis. Laporan tersebut mengatakan bahwa PMI sektor jasa Inggris turun menjadi 49,5 poin pada September. Sekadar mengingatkan bahwa laporan pekan ini rilis, yang membahas penurunan di sektor industri dan konstruksi. Penurunan tajam indeks untuk ketiga sektor secara langsung menunjukkan bahwa ekonomi Inggris, jika belum, dekat dengan resesi.
Namun, seluruh perhitungan trader kini sampai pada masalah Brexit dan solusinya, yang diusulkan kemarin oleh pemerintah Inggris, tetapi belum menerima persetujuan di UE. Sekadar mengingatkan bahwa Inggris berencana untuk meninggalkan pengenalan perbatasan dan kontrol bea cukai di perbatasan dengan Irlandia. Ini adalah langkah yang sangat penting menuju penyelesaian perselisihan, karena justru karena masalah dengan perbatasan fisik, mustahil mencapai kesepakatan selama bertahun-tahun. Dengan pesan tersebut kemarin, Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, berbicara kepada Presiden Komisi Eropa, Jean-Claude Juncker.