Mata uang Jepang turun di bawah gelombang penjualan: dipasangkan dengan Dolar, Yen jatuh ke angka 109, kembali ke posisi Oktober. Untuk hampir keseluruhan bulan lalu, pasangan USD/JPY diperdagangkan dalam kisaran harga 108.40-108.90, dan hanya pada awal November harga turun ke 107.90, setelah pertemuan Bank of Japan. Tetapi bears pasangan ini tidak bisa mengembangkan pergerakan menurun - sentimen anti-risiko di pasar menurun secara signifikan, dan alat defensif, yang terutama Yen, tidak lagi diminati. Franc Swiss dan emas juga kehilangan posisi mereka, mencerminkan sentimen umum para investor. Dinamika ini disebabkan oleh beberapa faktor yang terkait dengan prospek proses negosiasi antara Amerika Serikat dan China.
Harus segera dicatat bahwa masih ada alasan yang jelas (resmi) untuk optimisme dalam hal ini. Pada saat yang sama, dalam beberapa waktu terakhir, banyak desas-desus telah beredar di pers yang bersaksi tentang niat kedua pihak untuk menyelesaikan kesepakatan bersejarah, agar mengakhiri perang perdagangan. Dan jika sebelumnya rumor yang beredar saling bertentangan, sekarang cukup homogen: sumber informasi berbicara tentang kesimpulan dari "fase pertama" kesepakatan perdagangan antara Washington dan Beijing dalam waktu dekat, mungkin pada bulan November.
Masing-masing pihak memiliki alasan sendiri untuk membuat konsesi tertentu. Argumen China jelas: menurut data terbaru, tingkat PDB pada kuartal ketiga hanya tumbuh 6% YoY, setelah tumbuh 6,2% pada kuartal kedua. Ini adalah pertumbuhan paling lambat selama 27 tahun terakhir (!) Dan juga di bawah tingkat prakiraan - para ahli memperkirakan indikator ini sekitar 6,1%. Jelas, mendinginnya ekonomi global dan penurunan PDB China adalah jalinan dalam satu rantai. Beijing terus merasakan dampak dari konflik perdagangan global ini.
Perekonomian AS juga tidak memiliki kekebalan dari melemahnya ekonomi global. Data terbaru dalam produksi industri dengan fasih bersaksi tentang fakta ini - misalnya, indeks manufaktur ISM turun ke level terendah dalam 10 tahun. Ada juga masalah di sektor ekspor dan di bidang investasi bisnis. Tetapi Gedung Putih dapat membuat konsesi tertentu ke China untuk alasan politik lainnya. Pemilihan presiden berikutnya di Amerika Serikat akan diadakan dalam tahun depan, sementara sosiologi terus tetap di sisi kepala negara yang berkuasa itu. Jadi, menurut jajak pendapat baru-baru ini, jika pemilihan berlangsung hari ini, maka Donald Trump akan kalah dari salah satu dari tiga pemimpin Demokrat. Sebagai contoh, Joe Biden di atasnya dengan 12% (51% terhadap 39%). Bernie Sanders dapat mengalahkan Trump dengan skor 49% berbanding 41%, Elizabeth Warren - 46% berbanding 41%.
Namun, di enam negara bagian yang memilih Partai Republik pada tahun 2016, Trump hanya dua poin di belakang Biden di antara pemilih terdaftar, dan hasil ini tetap berada dalam margin kesalahan sosiologis (sociological margin of error). Presiden saat ini unggul dua poin dari Senator Elizabeth Warren, yang sejalan dengan kemenangan Trump atas Hillary Clinton di negara-negara ini tiga tahun lalu.
Dengan kata lain, terlepas dari kehancuran peringkat itu secara sekilas, Trump tetap memiliki peluang untuk menang pada tahun 2020. Tetapi ia membutuhkan kemenangan di "front China" - sebuah jalan dengan konsesi yang bahkan lebih signifikan untuk ambisi sebelumnya. China memahami hal ini dengan sangat baik, oleh karena itu, menurut rumor, mereka mengedepankan persyaratan balasan. Menurut media Amerika, Beijing meminta untuk membatalkan bea 15 persen yang telah diberlakukan pada tanggal 1 September dan menuntut untuk mengabaikan kenaikan bea masuk pada bulan Desember. Trump tidak menolak dengan tegas: Gedung Putih sekarang mempertimbangkan proposal tersebut. Jika presiden AS membuat konsesi ini, maka pertemuannya dengan Xi Jinping dapat berlangsung bulan ini.
Di sini perlu dicatat bahwa beberapa kantor berita AS, mengutip sumber-sumber anonim di Gedung Putih, telah berhasil menyatakan bahwa Trump cenderung beraksi "di dunia", menyetujui persyaratan China. Sebenarnya, ini adalah dasar untuk pertumbuhan mata uang AS dengan serentak mati akibat sentimen anti-risiko.
Dengan demikian, latar belakang fundamental telah berubah cukup tajam di pasar valuta asing: fakta ini, di satu sisi, memungkinkan Dolar untuk menguat di seluruh pasar, dan di sisi lain, memberikan tekanan signifikan pada mata uang Jepang. Kepanikan atas prospek Brexit juga mereda. Jeda akan berlangsung hingga 13 Desember, saat hasil pemilihan parlemen ke House of Commons pada Parlemen Inggris diketahui.
Selain itu, hari ini Dolar mendapat sebab tambahan untuk pertumbuhannya: ISM AS di sektor jasa pulih menjadi sekitar 54,7 setelah rekor penurunan menjadi 52,6. Terhadap latar belakang kepentingan umum dalam aset berisiko, fakta ini berfungsi sebagai dorongan untuk pertumbuhan pasangan USD/JPY.
Jika rumor tentang kemungkinan pertemuan para pemimpin AS dan China dan penandatanganan kesepakatan meningkat, Yen akan lebih mungkin kehilangan posisinya. Dalam konteks USD/JPY, ini berarti bahwa pasangan ini memiliki potensi pertumbuhan sekitar 110,00 - ini adalah garis atas indikator Bollinger Bands, yang bertepatan dengan batas atas Kumo Cloud pada grafik mingguan. Level resistance terdekat adalah harga 109.30 - ini adalah garis atas Bollinger Bands pada D1.
