Dinamika mata uang Eropa terus mengkhawatirkan para analis. Sebagian besar dari mereka bersikukuh memprediksi penurunan euro. Namun, situasi ini dapat terungkap sedemikian rupa sehingga setelah beberapa waktu mata uang tunggal ini akan dapat naik.

Mata uang Eropa kembali mengecewakan pelaku pasar Jumat lalu, jatuh ke level terendah tiga pekan baru terhadap mata uang Amerika. Pasangan EUR / USD turun 0,2% ke titik 1,1028, level terendah sejak pertengahan Oktober 2019.

Pada hari Senin, 11 November, di beberapa titik, pasangan ini menunjukkan lebih banyak dinamika negatif, mencapai 1,1031.

Di tengah pelemahan euro, greenback menguat dan bereaksi positif terhadap berita tentang pembatalan sejumlah tarif antara China dan Amerika Serikat sebagai bagian dari kemungkinan gencatan senjata perdagangan. Ingat bahwa perwakilan kedua kekuatan tersebut mengatakan mereka sepakat untuk saling menghapuskan masing-masing bea atas barang sehubungan dengan kemungkinan dimulainya kesepakatan perdagangan "tahap pertama".

Menurut perkiraan awal, situasi pasar akan tetap menguntungkan bagi dolar, sebagian besar saham dan aset berisiko lainnya. Penyebabnya, para ahli percaya, adalah penurunan ketegangan dalam perang dagang antara Washington dan Beijing. Namun, setetes tar dalam satu tong "madu" AS-China dapat menjadi resesi dalam ekonomi Jerman. Saat ini, para ahli menganggap data statistik yang diterima dari Jerman relatif positif, tetapi tanda-tanda pelemahan masih ada. Analis mendesak pihak berwenang Jerman untuk tidak bersantai dan mengambil langkah-langkah insentif yang tepat, tetapi pihak berwenang Jerman tidak melihat ini sebagai keperluan. Mereka percaya bahwa risiko resesi tidak terlalu besar, dan jika resesi terjadi di ekonomi Jerman, itu akan berumur pendek.

Situasi saat ini secara signifikan melemahkan mata uang tunggal Eropa, para analis mengatakan pekan lalu, euro secara sistematis menyerah pada greenback, dan tren berlanjut di awal pekan ini. Situasi ini dapat dikoreksi oleh data kuat PDB Jerman, ujar para analis. Ini akan menyebbakan akselerasi mata uang Eropa, yang kurang.

Optimisme yang berhati-hati mengenai euro yang muncul setelah kepala ECB yang baru menjabat, Christine Lagarde, digantikan oleh kekecewaan. Banyak analis tidak memperkirakan hal baik bagi euro, dan beberapa masih mempertahankan harapan. Pada saat yang sama, posisi kepala ECB yang baru mengenai kebijakan moneter masih belum jelas, meskipun, menurut perkiraan awal, kebijakan akan tetap dalam kisaran "lunak".

Prospek jangka pendek untuk mata uang Eropa tidak akan segera berubah dari suram menjadi lebih cerah, kata para analis. Ketegangan bertambah oleh fakta bahwa kapan saja Amerika Serikat dapat memutuskan tarif mobil yang tidak berpihak pada UE. Jika skenario ini terwujud, euro akan menerima pukulan tambahan, setelah itu akan sulit untuk pulih.

Pada awal pekan ini, euro melakukan upaya untuk mengatasi tren negatif. Pada pagi hari, pasangan EUR / USD bergerak di kisaran 1,1021-1,1022, tetapi tidak dapat tetap dalam kerangka ini.

Selanjutnya, pasangan ini menuju ke level 1,1026-1,1027, mengulangi peristiwa akhir pekan lalu. Analis telah mencatat tren yang jelas menuju penurunan.

Saat ini, pasangan EUR / USD mencapai level 1.1033, tetapi dengan cepat mendatar. Kini, pasangan ini diperdagangkan dalam kisaran 1,1029-1,1030, yang membuat pasar dalam ketegangan. Hanya sedikit orang yang memperkirakan hasil yang menguntungkan untuk euro, namun, keputusasaan yang berlebihan juga tidak diamati.

Masa depan yang dekat untuk euro dilihat oleh analis berwarna gelap, tetapi di masa depan yang jauh, semuanya mungkin tidak begitu suram. Analis percaya bahwa mata uang tunggal ini akan dapat "mengemudi" dalam belokan tajam, di mana itu memperkuat dolar. Beberapa ahli menempatkan euro dalam kenaikan, tetapi banyak yang yakin bahwa euro akan tetap menunjukkan yang terbaik.