Emas turun lebih dari 3% di tengah berita bahwa Beijing telah sepakat dengan Washington mengenai penurunan tarif secara bertahap. Namun, pernyataan selanjutnya oleh Presiden AS Donald Trump bahwa dirinya tidak siap untuk sepenuhnya menghapuskan bea atas produk-produk China melemahkan optimisme atas kesepakatan perdagangan AS-China.

Dengan latar belakang ini, emas berhasil memenangkan kembali beberapa poin setelah jatuh ke posisi terendah tiga bulan, tetapi logam mulia ini tidak memiliki momentum bullish yang meyakinkan.

Meskipun ada upaya untuk menguat, penurunan emas tampaknya belum berakhir dan kelanjutan akan mengikuti.

Rupanya, ada "goncangan" di pasar logam mulia, yang dapat menyebabkan pengujian pergerakan rata-rata 200 hari, yang kini berada di wilayah $ 1.390 per ons.

Selain itu, ada kemungkinan harga dapat menguji level $ 1360 per ons.

Penting untuk dipahami bahwa level $ 1.500 per ons adalah semacam "rubicon". Jika harga berkonsolidasi di atas level ini, maka harga akan bergerak ke titik $ 2.000. Jika tidak, pengujian level $ 1.000 hanya akan menjadi masalah waktu.

Kemungkinan besar, pada akhirnya, emas masih akan dapat memperoleh pijakan di atas level $ 1.500, namun sebelum itu, pasar memperkirakan "goncangan" akhir dengan "penyelaman" harga yang lebih dekat ke level $ 1.400 dan, mungkin, lebih rendah sejenak. "Penjualan" seperti itu dapat digunakan untuk membeli logam mulia, karena dengan begitu harganya akan naik.

Permintaan emas diperkirakan akan tumbuh karena alasan berikut.

Pertama, terlepas dari suasana hati positif yang baru-baru ini melanda pasar, dunia masih bermasalah. Selain itu, ancaman resesi global belum batal, dan Amerika Serikat dan China masih belum berjabat tangan.

Kedua, banyak likuiditas mengalir ke pasar. Ini adalah penurunan suku bunga dan program pembelian kembali aset baru di AS dan Uni Eropa. Karena itu, apa pun yang dikatakan orang, ketika optimisme di pasar berakhir, likuiditas tidak akan pergi ke mana pun: emas akan dibeli di antara instrumen lainnya.