Dolar AS mengabaikan data inflasi, sepenuhnya fokus pada pidato Ketua Fed, Jerome Powell, yang berpidato di Kongres selama sesi AS pada hari Rabu.
Secara umum, pernyataan Powell mendukung mata uang AS. Kepala The Fed tersebut mengulangi poin-poin utamanya yang telah disuarakan setelah pertemuan bank sentral baru-baru ini. Pada saat yang sama, dirinya menguraikan prospek kebijakan moneter Federal Reserve secara lebih rinci. Inti dari retorikanya mengarah pada fakta bahwa regulator menghentikan masalah penurunan suku bunga. Bertentangan dengan kekhawatiran beberapa investor mengenai langkah lebih lanjut ke arah ini pada awal 2020, Powell meyakinkan anggota Kongres bahwa dirinya tidak akan menyesuaikan suku bunga "dalam waktu dekat". Beliau mengklarifikasi bahwa langkah-langkah yang diambil oleh The Fed, sebagai suatu peraturan, bertindak terlambat - yang berarti bahwa efek dari tiga putaran pelonggaran kebijakan moneter akan dirasakan sepenuhnya hanya dengan waktu.
Sulit mengatakan jangka waktu seperti apa yang sedang kita bicarakan. Menurut beberapa ahli, regulator AS akan mengambil sikap tunggu dan lihat setidaknya hingga musim semi tahun depan, mengevaluasi dinamika pertumbuhan PDB, inflasi, pasar tenaga kerja dan produksi industri selama ini. Menurut analis lain, The Fed akan mengambil jeda yang lebih lama - hingga akhir 2020 atau awal 2021 (terutama mengingat pemilihan presiden di Amerika Serikat pada November tahun depan). Di sini harus ditekankan bahwa "jeda" dalam konteks ini tidak hanya menyangkut masalah penurunan suku bunga - namun juga kenaikannya. Powell mengulangi tesisnya bahwa inflasi harus menunjukkan "pertumbuhan besar dan berkelanjutan" sebelum regulator hanya memikirkan pengetatan kebijakan moneter.
Kepala The Fed juga menjabarkan kondisi di mana regulator memutuskan untuk menurunkan suku bunga lebih lanjut. Di antara risiko utama, Powell menyatakan pelemahan pertumbuhan ekonomi global dan konflik perdagangan yang sedang berlangsung. Dirinya cukup terselubung menunjukkan hubungan perang dagang dengan prospek kebijakan moneter, tetapi pada saat yang sama petunjuk itu terdengar sangat transparan. Menurutnya, The Fed akan "secara tepat" bereaksi terhadap peristiwa-peristiwa yang memancing "penilaian ulang yang signifikan dari pandangan dunia kita". Dengan kata lain, jika Amerika Serikat dan China memutuskan untuk mengintensifkan konflik perdagangan, masalah penurunan suku bunga akan kembali menjadi agenda: dengan tingkat probabilitas yang tinggi, regulator akan memitigasi kebijakan moneter untuk tujuan pencegahan.
Berpidato di Klub Ekonomi di New York kemarin, Donald Trump dengan caranya yang biasa, menyuarakan komentar yang saling bertentangan mengenai prospek hubungan antara Washington dan Beijing. Di satu sisi, ia mengancam China dengan pajak baru jika para pihak terkait tidak menandatangani kesepakatan. Di sisi lain, ia meyakinkan mereka yang hadir bahwa kedua negara "sangat dekat untuk mencapainya." Pada saat yang sama, Trump mengatakan dirinya akan menyetujui kesepakatan hanya jika itu akan bermanfaat bagi Amerika Serikat. Bertentangan dengan harapan, presiden AS tidak berbicara tentang kemungkinan tempat baru untuk menandatangani perjanjian. Ini menunjukkan bahwa proses negosiasi masih berjalan lancar, dan masih jauh dari tahap akhir. Meskipun pekan lalu, rumor beredar di pers bahwa para pemimpin AS dan China akan bertemu di London pada awal Desember. Kini, pertanyaan ini kembali menggantung di udara.
Dengan demikian, ketakutan Powell cukup beralasan, mengingat tuduhan balasan China (menurut rumor, mereka menuntut untuk menghapuskan bea September dan tidak memperkenalkan bea Desember). Kemungkinan eskalasi perang dagang dapat melanda Amerika Serikat - ini adalah satu-satunya faktor yang dapat "menghapus jeda" pada proses penurunan suku bunga.
Kembali ke inflasi AS, perlu dicatat bahwa angka-angka yang diterbitkan hari ini ternyata cukup baik, meskipun inflasi inti tidak mencapai nilai prakiraan (dalam skala tahunan). Alih-alih proyeksi pertumbuhan hingga 2,4%, indeks inti tetap di sekitar 2,3%. Secara bulanan, indikator mencapai harapan, yaitu sekitar 0,2%. Tetapi indeks harga konsumen secara umum mengejutkan bull dolar: dalam skala bulanan dan tahunan, indikator keluar di zona hijau, melebihi nilai perkiraan (0,4% MOM dan 1,8% YOY). Dinamika ini terutama disebabkan oleh kenaikan tarif energi (harga naik 2,7% pada bulan September). Selain itu, layanan medis dan harga makanan naik. Mengomentari rilis hari ini, Powell menyatakan bahwa "inflasi saat ini bergerak mendatar."
Dengan demikian, Jerome Powell memberikan sedikit dukungan kepada bull dolar: greenback sedikit banyak menguat di seluruh pasar, juga terhadap euro. The Fed tidak akan memotong suku bunga di masa mendatang, tetapi dengan satu syarat: jika konflik perdagangan tidak diperburuk oleh rentetan pajak baru. Pernyataan ini menjaga dolar dari pertumbuhan skala besar, terutama dengan latar belakang pernyataan bertentangan oleh Trum, yang tidak dapat diprediksi. Sebagai hasil dari hari Rabu, bear EUR / USD bahkan tidak bisa mendekati level support 1,0970 (batas bawah awan Kumo pada grafik harian), yang menunjukkan posisi genting mata uang AS.
