Mata uang Jepang dipasangkan dengan pimpinan pasar dolar AS tidak merasa begitu percaya diri. Yen menunjukkan beberapa pertumbuhan pekan ini, namun, tidak ada perubahan berarti dalam pasangan USD/JPY. Banyak pakar mengharapkan greenback menguat terhadap yen.

Menurut para analis, kenaikan imbal hasil obligasi Treasury mendorong permintaan untuk surat utang pemerintah AS dari para investor Jepang. Pada hari Rabu, 13 November, imbal hasil obligasi yang menunjukkan volatilitas, sedikit stabil dan mengangkat yen. Ingat bahwa sebelumnya mata uang Jepang menguat karena lonjakan imbal hasil obligasi jangka panjang Jepang.

Mata uang AS, berbeda dengan mata uang Jepang, merasa hebat. Kebanyakan analis sepakat bahwa greenback akan memperkuat posisinya baik dalam jangka pendek dan panjang. Dolar didorong oleh pidato dari Ketua Fed Jerome Powell. Menurut ketua Fed tersebut, ekonomi AS berada pada kenaikan selama 11 tahun berturut-turut, dan tingkat pengangguran di AS di level terendah selama setengah abad, yang tentu saja menginspirasi optimisme. Greenback menggunakan kesempatan untuk pertumbuhan ini.

Satu-satunya risiko terhadap ekonomi AS, menurut Powell adalah tingkat pertumbuhan ekonomi global yang rendah dan level utang publik yang luar biasa besar. Pada pernyataan pimpinan regulator perbankan AS tersebut, dolar menguat terhadap mata uang-mata uang utama dunia, termasuk yen.

Penguatan greenback sehubungan dengan yen ini juga diprediksi dalam perusahaan investasi besar Nissay Asset Management. Ahli strategi mata uang perusahaan yakin pada awal tahun ini, yaitu Maret-April, nilai tukar USD akan mencapai 112 yen per satu unit mata uang Amerika.

Para pakar Nissay Asset Management menilai alasan utama untuk kenaikan tajam ini adalah melambatnya penurunan suku bunga. Sebelumnya, Fed memutuskan untuk mengambil jeda dalam proses menurunkan suku bunga acuan, dan para analis sulit untuk menjawab berapa lama jeda tersebut akan berlangsung.

Para pakar yakin bahwa kenaikan imbal hasil obligasi treasury adalah alasan penting lainnya untuk penguatan greenback terhadap yen. Mereka berperan sebagai katalis untuk permintaan utang publik AS dari investor Jepang. Berdasarkan estimasi awal, saat imbal hasil obligasi 10 tahun AS mendekati 2% per tahun, trader-trader Jepang akan menaikkan permintaan untuk aset ini. Saat ini, imbal hasil obligasi 10 tahun sebesar 1,916% per tahun dan terus naik dengan stabil sejak pertengahan Oktober 2019. Kemungkinan investor di Jepang akan membeli treasury dengan hedging risiko mata uang yang lebih rendah. Para pakar menekankan bahwa proses-proses ini terus mendorong penguatan mata uang AS.

Saat ini, pasangan USD/JPY menunjukkan stabilitas. Pasangan ini di dekat level 108,75 pada Kamis pagi, 14 November. Volatilitas kuat tidak terlihat.

Setelah beberapa lama, pasangan USD/JPY memungkinkan diri mereka untuk bergeser ke level-level rendah ekstrim. Saat ini, pasangan ini diperdagangkan dalam kisaran 108,65-108,66, sehingga menyebabkan kekhawatiran bagi para investor yang mengandalkan stabilitas jangka panjang.

Nissay Asset Management yakin bahwa dalam waktu dekat pasangan USD/JPY akan bergerak di kisaran 107-110 yen per dolar. Para pakar mengatakan bahwa support di antara level 107 dan 108 akan cukup kuat. Pada waktu yang sama, para analis mengakui bahwa pasangan ini mungkin tidak memiliki cukup dorongan untuk tumbuh ke 115 yen per 1 unit mata uang AS.