Volatilitas pound terhadap dolar AS tetap tinggi dalam mengantisipasi pemilihan parlemen awal di Inggris.

Pemilihan dapat menghasilkan banyak pilihan: dari pembebasan Inggris dari Uni Eropa tanpa kesepakatan, hingga referendum kedua dan mempertahankan keanggotaan negara dalam blok tersebut.

Pasangan GBP / USD naik di atas level 1,29, tetapi tidak dapat mengembangkan gerakan naik dan memperbarui posisi terendah lokal di wilayah 1,2850.

Menurut jajak pendapat terbaru Kantar, Konservatif terus melampaui pesaing utama mereka, Partai Buruh, tetapi selisih ini menyempit 7%.

Dibandingkan dengan pekan sebelumnya, keunggulan Tories berkurang dari 18 menjadi 11%. Dukungan untuk Konservatif diungkapkan oleh 43% responden, dan oleh Buruh - 32%.

Pound akan menang jika Tories mendapatkan mayoritas dalam pemilihan Desember, namun hanya sementara, kata para ahli Rabobank.

"GBP / USD dapat naik ke titik 1,32 dalam menanggapi kemenangan Konservatif karena harapan penurunan ketidakpastian politik. Namun, mengingat risiko bahwa negosiasi perdagangan antara Inggris dan Uni Eropa tidak akan semudah yang Perdana Menteri Inggris Boris Johnson telah nyatakan, kami melihat banyak peluang kekecewaan pada tahun 2020. Kemungkinan besar, banyak deputi Konservatif moderat akan digantikan oleh brexiter garis keras, yang berarti bahwa ancaman Brexit yang tidak teratur dapat kembali pada akhir tahun depan setelah masa transisi," mereka menyatakan.

Ahli UBS, pada gilirannya, percaya bahwa GBP / USD akan terjebak dalam kisaran sempit jika pemilihan tidak mengungkapkan pemenang.

"Jika hasil pemilihan mengarah ke Parlemen yang ditangguhkan, kami berharap Pasal 50 dari Perjanjian Lisbon akan kembali diperbarui, diikuti oleh referendum kedua tentang keluarnya Inggris dari Uni Eropa. Jika skenario ini menjadi nyata, pasangan GBP / USD akan diperdagangkan di rentang 1,25-1,30," ujar mereka.