Pound naik drastis menyusul hasil poling yang menunjukkan pertumbuhan ekspektasi bahwa Partai Konservatif akan secara signifikan memperkuat posisinya dalam Parlemen Inggris setelah pemilihan pekan depan.

Para investor kini melihat mata uang Inggris dengan positif, karena mereka menunggu rampungnya proses Brexit, yang dimulai lebih dari tiga tahun lalu dan selama masa ini telah merasa lelah akan segalanya. Kepada Kabinet Kerajaan Inggris, Boris Johnson, berjanji akan menarik negara dari Uni Eropa pada 31 Januari 2020 - para pelaku pasar tampaknya mempercayainya, namun pound tumbuh. Akankah perdana menteri tersebut menepati janjinya? Sulit untuk dikatakan dengan pasti, karena ia pernah sekali tidak menepati janjinya untuk mengakhiri Brexit pada 30 Oktober.

Perlu dicatat bahwa reaksi pasar bahkan terlihat ironis, karena pound turun ke level terendah beberapa tahun pada bulan Agustus saat kabar Johnson menjabat sebagai PM beredar. Kemudian GBP/USD diperdagangkan di dekat level-level terendah selama lebih dari 30 tahun. Namun, sejak itu, harga pound naik hampir 10% terhadap dolar AS, dan menguatnya posisi Johnson kini dianggap sebagai kabar baik daripada kabar buruk, dan ini tidak mengejutkan. Kurang dari lima bulan, Johnson berhasil membawa negara ini lebih dekat untuk memecahkan kebuntuan legislatif.

Kemenangan partai Konservatif dengan lanjutan keluarnya Britania Raya dari UE menjadi lebih diinginkan, karena ini akan berarti prediktabilitas yang lebih tinggi dalam ekonomi dan pasar keuangan.

"Tampaknya pound dapat mencapai level $1,35 pada laju yang cukup cepat jika Konservatif menang. Untuk membuat kemajuan lebih jauh, kami harus mensahkan kesepakatan Brexit, dan kemudian meningkatkan kepercayaan diri bahwa akan ada kesepakatan perdagangan yang signifikan dengan UE," kata Rupert Thompson, Head of Market Analysis, perusahaan manajemen aset Inggris Kingswood Holding.

"Persepsi pasar terhadap keunggulan pasti partai Konservatif akan memenangkan pemilu dapat dilacak oleh pound. Semakin kuat pound, semakin tinggi keyakinan pasar akan kesanggupan partai Konservatif untuk melakukan kesepakatan Brexit melalui Parlemen," kata Sean Darby, ahli strategi Jefferies.

Pada waktu yang sama, para analis mengakui bahwa pound dapat turun jika Partai Konservatif tidak meraih kemenangan telak.

"Hasi poling YouGov terbaru telah membuat banyak pelaku pasar mengharapkan pound naik ke $1,34 jika partai Tory menang. Namun, ironinya kajian ini mengikuti pola yang sangat mirip dengan yang kita saksikan pada 2017. Banyak hasil poiling ternyata keliru di detik akhir. Saya memiliki sikap skeptis yang cukup besar," kata Jordan Rochester dari Nomura.

Menurut BMO Capital Markets, salah satu hasil terburuk dari pemilihan umum 12 Desember di Inggris adalah "penangguhan" Parlemen untuk pound, mengarahkan pasangan GBP/USD turun ke 1,25.

"Jika GBP/USD diperdagangkan di 1,30 saat perilisan berita tersebut, kami mengharapkan pasangan ini turun setidaknya ke 1,27, disusul oleh pergerakan lebih lanjut ke 1,25 dalam satu atau dua sesi trading selanjutnya," ahli strategi BMO Stephen Gallo mengatakan.