Indeks dolar terus kehilangan pijakannya seiring dengan penurunannya menyusul yield Treasury 10 tahun, yang dalam gilirannya turun di bawah 1.130% - yaitu ke level terendah 2016. Faktor virus corona, yang akhir-akhir ini memperkuat mata uang AS, kini berbalik menjadi jangkar yang sangat berat. Trader takut untuk berinvestasi dalam dolar, karena desas-desus mengenai potensi reaksi Federal Reserve terhadap situasi saat ini meningkat di pasar. Sebagai tambahan, mata uang Jepang kembali beroperasi pekan ini, setelah pernyataan optimis yang tak terduga dari pimpinan Bank of Japan. Setelah risiko pemotongan suku bunga oleh bank sentral Jepang melemah, yen mulai mengumpulkan momentum, diminati sebagai alat pertahanan. Namun trader harus mengubah sikap mereka terhadap mata uang AS: dan meskipun indeks dolar masih terjaga di level-level tinggi, tren penurunan menjadi cukup kuat.
Pasangan euro-dolar juga menggunakan "kelemahan" sementara greenback. Setelah mencapai level terendah selama bertahun-tahun, harga terjebak dalam pergerakan mendatar pekan lalu: bears enggan mencapai level terendah, di sisi lain bulls tidak memiliki alasan untuk tumbuh. Situasi ini berlangsung selama beberapa hari. Pada awal pekan ini situasi menjadi jelas bahwa penjual tidak mampu mengembangkan tren penurunan. Karena banyak hal, keduanya karena situasi oversold pasangan ini (harga hampor merosot tanpa kemunduran selama tiga pekan), dan karena dolar yang terus berada dalam kerentanan, ditengah komentar dovish sebagian perwakilan Fed. Dengan kata lain, hanya masalah waktu untuk pertumbuhan korektif pasangan EUR/USD.
Saya tidak perlu menunggu lama: pembeli pasangan ini mengambil inisiatif pada hari ini, secara bertahap mendekati batas level 1,0900an. Pertumbuhan harga dipicu hanya oleh pelemahan dolar - mata uang Eropa masih di bawah tekanan dari permasalahan fundamental, termasuk permasalahan terkait penyebaran virus corona.
Mengapa dolar melemah drastis? Katalis untuk beberapa penurunan dalam greenback adalah indikator sentimen konsumen warga Amerika. Berlawanan dengan perkiraan pertumbuhan, sentimen tetap mendekati level bulan Januari, hanya menambah 0,25 persen. Namun, rilis ini berperan hanya sebagai perilisan resmi, sementara alasan sebenarnya lebih menyebar. Jadi, di pasar mereka selalu mengatakan bahwa Federal Reserve dapat menurunkan suku bunga pada rapat berikutnya (entah di April atau Juni). Sebagian analis bahkan memungkinkan penurunan dua kali - pada musim panas dan gugur. Menurut mereka, skenario seperti ini tidak dapat dikesampingkan, segalanya akan bergantung pada skala krisis ekonomi, yang dapat dipicu oleh faktor virus corona.
Perwakilan Fed tidak membenarkan, tapi juga tidak membantahkan niatan tersebut. Contohnya, Jerome Powell menegaskan pada akhir pidatonya di hadapan Kongres bahwa Fed siap mempertahankan sikap tunggu dan lihat kecuali terjadi "peristiwa yang tidak terduga" yang mengarah pada pertimbangan ulang prospek saat ini. Kesimpulan ini juga disebutkan dalam laporan pertengahan tahun Fed. Tentu saja, konsekuensi negatif epidemi dapat dikategorikan sebagai "peristiwa yang tidak terduga".
Perwakilan Fed lainnya menyuarakan opini yang berlawanan. Presiden Federal Reserve Bank of Atlanta, Rafael Bostic, yakin bahwa epidemi virus corona akan berdampak singkat pada aktivitas ekonomi dan oleh karena itu, tidak perlu mengubah kebijakan moneter saat ini. Koleganya - Judy Shelton dan Christopher Waller (sekutu Trump) mengatakan mereka siap mengurangi suku bunga turun ke level nol. Neel Kashkari, yang konsisten bersikap 'dovish', juga menyerukan pemotongan suku bunga untuk mengimbangi dampak negatif virus corona. Kepala Federal Reserve Bank of Cleveland, Loretta Mester, menyebut epidemi sebagai "faktor risiko signifikan", namun pada waktu yang sama menyerukan sikap tunggu dan lihat.
Dengan kata lain, pemotongan suku bunga Fed kembali dalam agenda pembahasan. Kemungkinan pembahasan tersebut telah memberikan tekanan pada dolar. Tekanan akan meningkat jika pendukung skenario dovish bertambah banyak.
Perwakilan ECB - kepala Bank of France Francois Villeroy - diluar dugaan menyuarakan sikap optimis hari ini. Menurutnya, wabah virus corona akan berimbas negatif pada dinamika indikator-indikator kunci, namun saat ini, "jangan menggunakan bantuan kebijakan moneter untuk merespon situasi ini." Dan meskipun Villeroy telah menyuarakan pendapatnya, kabar ini memberikan dukungan tambahan untuk euro, khususnya setelah laporan IFO kemarin yang dirilis dalam zona hijau.
Dengan demikian, pembeli pasangan EUR/USD memanfaatkan gambaran fundamental yang telah berkembang melawan mata uang AS hari ini. Meskipun koreksi untuk pasangan ini berkembang untuk waktu yang lama, bulls membutuhkan alasan kuat untuk momentum kenaikan. Hari ini seperti pepatah mengatakan, "bintang-bintang muncul bersamaan" - terhadap penurunan pesat indeks dolar, perwakilan ECB tersebut menyuarakan tesis yang sangat mendorong.
Namun, di sini perlu ditekankan bahwa kita hanya membahas mengenai koreksi sementara. Menurut banyak pakar, Italia tidak akan mampu membatasi penyebaran epidemi, khususnya mengingat keterbukaan perbatasan di antara negara-negara UE. Contohnya, mereka mengumumkan orang pertama yang terinfeksi di Austria dan Kroasia - menurut pemerintah setempat, semua orang yang terinfeksi baru-baru ini mengunjungi Italia. Oleh karena itu, virus corona baru saja memulai "perjalanannya" di Eropa, dan euro masih akan merasakan konsekuensi dari "perjalanan" ini. Oleh karena itu, saat pasangan ini mendekati level resistance 1.0920, trader harus berhati-hati, bears EUR/USD dapat menjadi aktif di sini, khususnya saat kepanikan di Eropa meningkat.
