Virus korona terus menyebar di seluruh dunia: jumlah orang yang terinfeksi terus bertambah, demikian juga jumlah kematian. Saat ini, virus belum terdeteksi di Antartika, namun rezim karantina yang ketat telah diperkenalkan di stasiun kutub tersebut. Pada saat yang sama, pasar tidak lagi bereaksi tajam terhadap laporan harian dari sisi perjuangan melawan pandemi. Selama hampir tiga pekan, pasar global telah berada dalam zona pergolakan yang parah di tengah penyebaran Covid-19 yang agresif. Situasi ini benar-benar berkembang (dan berkembang) dengan kecepatan kaleidoskopik: butuh 67 hari untuk menginfeksi 100.000 orang, 11 hari untuk menginfeksi 200.000 orang, empat hari untuk menginfeksi 300.000 orang, hanya 2,5 hari untuk menginfeksi 400.000 orang, dan kurang dari satu hari untuk menginfeksi setengah juta orang. Hingga saat ini, angka ini secara aktif mendekati satu juta: pada saat penulisan, jumlah kasus virus korona sebanyak 937.567 orang.
Meskipun dinamis, pasar mata uang menunjukkan stabilitas relatif. Setidaknya data yang diperbarui tidak lagi mengejutkan para trader dan tidak memicu volatilitas yang kuat. Fokus pasar telah bergeser ke faktor fundamental lainnya, yang, walau bagaimanapun, juga terkait dengan pandemi. Kita berbicara tentang reaksi negara-negara terkemuka di dunia, dan juga G20. Sebagai contoh, pada akhir Maret, diketahui bahwa negara-negara G20 akan mengambil langkah-langkah kolektif untuk mendukung ekonomi dunia - mereka akan menginvestasikan lima triliun dolar dalam perang melawan virus korona. Berita ini berdampak positif pada suasana hati para trader, dan pasar valuta asing meningkatkan selera risiko, terlepas dari penyebaran aktif Covid-19. Langkah-langkah lokal ini memiliki dampak lokal pada pasangan mata uang individual. Secara khusus, alokasi $ 2 triliun untuk mendukung ekonomi AS memberikan dukungan kepada dolar. Sementara negara-negara Uni Eropa belum bisa mengambil keputusan yang sama, akibatnya harga mata uang Eropa telah jatuh di seluruh pasar.
Dengan kata lain, tidak peduli seberapa sinis kedengarannya, pasar terbiasa dengan statistik menyedihkan yang menunjukkan peningkatan kasus Covid-19 dan kematian akibat virus ini. Pada saat yang sama, para trader biasanya bereaksi tajam terhadap setiap lonjakan statistik yang berada di luar kanvas umum laporan. Sebagai contoh, hari ini dunia telah mencatat peningkatan tajam angka kematian akibat Covid-19. Secara khusus, di Amerika Serikat, lebih dari 912 orang meninggal akibat virus korona selama hari ini. Tingkat kematian tertinggi di kota New York (1.139 orang). Jumlah kematian terbesar kedua berada di negara bagian yang sama (579 kasus). Ini adalah jumlah harian terbesar korban pandemi di dunia. Menurut perkiraan pemerintahan Donald Trump, dalam skenario terburuk, jumlah total kematian dapat lebih dari 2.200.000. Menurut Gedung Putih, karantina akan mengurangi angka kematian menjadi 100-240.000 warga Amerika. Saat ini, hampir 190 ribu orang sakit di negara tersebut (meskipun seribu pertama yang terinfeksi di Amerika Serikat dilaporkan hanya lima hari yang lalu), warge Amerika yang korban pandemi sebanyak 3.900.
Secara alami, tidak ada yang berbicara tentang pelonggaran tindakan pembatasan, meskipun pada akhir Maret, Trump mengumumkan bahwa "obatnya dapat lebih buruk daripada penyakitnya," merujuk pada dampak negatif karantina terhadap ekonomi negara. Ia kemudian berjanji untuk memulihkan kegiatan bisnis di negara tersebut pada Paskah pada 12 April, tetapi kemudian ia mengumumkan perpanjangan langkah-langkah anti-epidemi hingga akhir bulan. Peningkatan kematian yang tajam akibat Covid-19 tercatat di Inggris. Kemarin, 563 orang meninggal karena penyakit di negara ini. Selama pandemi, hampir 30.000 orang jatuh sakit di kepulauan tersebut, 2.352 di antaranya meninggal. Di Perancis, 509 orang telah meninggal karena virus korona dalam beberapa hari terakhir. Selain itu, jumlah pasien dalam perawatan intensif lebih dari 6.000 orang. Situasi di Italia dan Jerman tetap suram.
Dengan demikian, sudah dalam beberapa jam ke depan, tingkat kasus Covid-19 secara keseluruhan dapat melebihi angka jutaan. Fakta ini mungkin memiliki dampak tertentu pada dinamika aset defensif. Dan jika mata uang AS, untuk mengantisipasi laporan Non-pertanian, sekarang menunjukkan ketidakpastian (indeks dolar berfluktuasi di garis mendatar untuk hari kedua), maka yen mungkin "mengambil spanduk" dan bertindak sebagai alat pertahanan utama.
Pasangan USD / JPY turun tajam setelah pelemahan umum greenback - harga jatuh hanya dalam dua hari sebesar 400 poin. Namun kemudian macet di batas angka 106-107. Meski demikian, bear menunjukkan ketekunan: harga telah menembus level support 107.50 (garis tengah indikator Bollinger Bands di grafik harian) sementara level support berikutnya terletak di titik 106.40 (garis Kijun-sen pada timeframe yang sama) adalah target dari pergerakan ke bawah dalam jangka menengah. Penguatan sentimen anti-risiko akan memungkinkan bear untuk menguji target harga ini pada akhir pekan ini, terutama jika laporan Non-pertanian mengecewakan dolar.
