Kepala Fed, Jerome Powell, memperkirakan ekonomi AS akan terus pulih pada paruh kedua tahun ini, asalkan tidak ada gelombang keduan Covid-19. Menurut Powell, The Fed siap menerapkan lebih banyak alat untuk merangsang ekonomi AS jika perlu.

Terhadap pernyataan tersebut, harga emas turun tajam pada hari Senin.

Powell juga mengatakan bahwa The Fed tidak berencana menggunakan suku bunga negatif untuk mendukung perekonomian, tetapi ia menyebut Kongres dan mengatakan bahwa mereka perlu melakukan lebih banyak tindakan untuk membantu ekonomi menangani dampak wabah.

Pemerintahan Trump siap mengambil langkah lebih lanjut untuk mendukung ekonomi AS selama wabah baru virus korona, jika perlu.

Penyebab lain penurunan ini adalah studi yang dilakukan pada vaksin virus korona. Menurut analis AS, karena itu, logam, sebagai tempat perlindungan, kehilangan permintaan.

"Emas kehilangan profit, mencerminkan perubahan aliran safe haven di tengah harapan terhadap vaksin," Daniel Ghali, analis di TD Securities, mengatakan dalam sebuah email. "Karena vaksin adalah cara utama untuk menyelesaikan masalah ekonomi di masa depan, ini akan menghilangkan kebutuhan untuk jangka waktu yang lama di mana The Fed dan bank sentral lainnya akan memberikan insentif yang belum pernah terjadi sebelumnya."

Pertumbuhan emas sebelumnya didorong oleh ketegangan yang terjadi antara AS dan China, serta spekulasi terhadap kemungkinan suku bunga negatif di Amerika Serikat. Menurut JPMorgan, suku bunga negatif dapat terjadi, tetapi tidak akan bertahan lama.

Sementara itu, World Gold Council (WGC) memperkirakan jumlah bank sentral yang membeli emas akan sangat meningkat pada tahun 2020. Bloomberg melaporkan bahwa menurut survei WGC baru-baru ini, 20% bank sentral berniat untuk meningkatkan cadangan emas selama 12 bulan ke depan, dan penurunan emas saat ini hanyalah koreksi kecil.