Pasangan pound/dolar menunjukkan koreksi harga, kembali ke kerangka angka ke-23. Kenaikan harga ini terutama disebabkan oleh melemahnya mata uang AS. Minggu ini, indeks dolar turun dari 99,3 poin menjadi 98,2, mencerminkan kekhawatiran pasar terhadap prospek ekonomi AS. Angka-angka kemarin hanya memperkuat kekhawatiran ini, setelah itu dolar melanjutkan pergerakan turunnya.
Pada gilirannya, pound terus berada di bawah tekanan latar belakang Brexit, sehingga pertumbuhan GBP/USD tidak impulsif (terutama ketika membandingkan dinamika dengan EUR/USD). Meskipun demikian, pound mampu menunda penurunannya - hanya dalam dua hari, pasangan ini "naik" lebih dari 100 poin. Perlu dicatat bahwa tidak hanya peristiwa di Amerika yang berkontribusi atas kenaikan harga, berita terkini mengenai prospek proses negosiasi antara London dan Brussels juga menginspirasi beberapa optimisme. Dan meskipun para pihak terkait masih menunjukkan "penempaan mendasar" dalam kaitannya dengan posisi mereka, masih ada jalan keluar di ujung lorong.
Sekadar mengingatkan bahwa negosiasi mengenai kesimpulan perjanjian dagang antara Inggris dan Uni Eropa berakhir ketika baru saja dimulai. Pada awal tahun, para negosiator mengadakan beberapa pertemuan, tetapi menurut hasil pertemuan tersebut, para pihak terkait hanya saling menyuarakan tuduhan dan celaan. Kemudian muncul krisis virus korona, yang menghalangi proses negosiasi selama beberapa bulan. Hingga saat ini, kelompok kerja siap untuk melanjutkannya (menurut data awal, sejak 1 Juni), namun, komentar awal oleh para pihak terkait bersifat negatif.
Pada awal Mei, Komisaris Eropa untuk Perdagangan, Phil Hogan, mengumumkan bahwa Inggris "tidak fokus pada keberhasilan dalam negosiasi perdagangan dengan Brussels." Menurut pendapatnya, London berencana untuk menyalahkan hasil negatif negosiasi tersebut pada hubungan masa depan dengan Uni Eropa karena pandemi, meskipun pada kenyataannya Inggris menunjukkan ketidakdewasaan dalam proses negosiasi tersebut. Komentar tersebut memberi tekanan tambahan pada pound, setelah itu pound memperbarui level terendah dua bulan, mendapati dirinya berada di tengah angka ke-20.
Beberapa hari yang lalu, perwakilan dari pihak Inggris menyuarakan posisinya. David Frost mengakui bahwa tidak ada kesepakatan antara para pihak terkait atas hampir semua masalah - mulai dari perikanan dan pertanian hingga peraturan dan tarif farmasi. Pada saat yang sama, ia ingat bahwa Boris Johnson tidak bermaksud untuk memperpanjang periode transisi, dan batas waktu negosiasi berakhir pada akhir Juni. Menurut kepala pemerintah Inggris ini, saat ini akan menjadi jelas, apakah negosiasi selanjutnya memiliki prospek atau apakah Inggris harus mempersiapkan format hubungan baru, tanpa kesepakatan perdagangan.
Bersamaan dengan pernyataan ini, muncul informasi di pasar bahwa Brussels siap membuat konsesi tertentu ke London hanya jika Inggris sendiri menunjukkan fleksibilitas dalam negosiasi. Tuntutan serupa pada orang Eropa diduga dibentuk dari Downing Street. Dan meskipun ini tidak resmi, informasi ini membantu pound pulih di seluruh pasar, termasuk saat dipasangkan dengan dolar. Kesediaan para pihak terkait untuk merumuskan solusi adalah dorongan utama bagi pertumbuhan GBP/USD, jadi setiap petunjuk dalam hal ini mendukung pound. Kemarin, sepotong informasi lain muncul yang juga berkontribusi pada pound. Sumber di The Times melaporkan bahwa Boris Johnson akan melakukan perjalanan ke Brussels pada bulan Juni dan mengadakan pembicaraan pribadi dengan para pemimpin Uni Eropa, dan mungkin dengan tokoh-tokoh politik utama (terutama Angel Merkel dan Macron).
Tentu saja, kunjungan tersebut tidak menjamin terobosan dalam negosiasi. Johnson berulang kali kembali dari Brussels tanpa membawa apapun. Tapi tetap saja, ada kemungkinan kemajuan: Saya mengingatkan Anda bahwa Brexit telah bergerser dari titik mati tahun lalu hanya berkat kontak pribadi Perdana Menteri Inggris dengan rekan-rekan Eropanya. Negosiator menjadi latar belakang dan hanya "memperkuat keberhasilan".
Mereka berharap untuk hasil yang sama dalam kasus ini. Meskipun masih terlalu dini untuk membicarakan prakiraan, mengingat negosiasi antara kelompok kerja ini akan dimulai minggu depan.
Dengan demikian, pembeli GBP/USD, di satu sisi, memanfaatkan pelemahan dolar, dan di sisi lain, menikmati optimisme yang tidak berdasar mengenai prospek proses negosiasi antara London dan Brussels. Faktor-faktor mendasar ini sangat tidak dapat diandalkan. Secara khusus, jika negosiator kembali "membanting pintu" minggu depan, maka pound akan turun, terlepas dari "kesejahteraan" mata uang AS. Mengenai dolar, intrik akan diselesaikan hari ini. Faktanya adalah bahwa konferensi pers direncanakan hari ini oleh Donald Trump, di mana ia akan mengumumkan daftar tindakan pembalasan ke China dalam konteks "masalah Hong Kong". Jika kepala Gedung Putih ini memicu sentimen anti-risiko, dolar akan kembali naik, dan pound harus "memberi jalan" kepadanya.
Dengan kata lain, situasi pasar tidak pasti. Dan jika ketidakpastian bagi pound ini akan tetap ada selama beberapa minggu lagi (setidaknya hingga akhir Juni), maka dolar kemungkinan akan menentukan arah pergerakannya hari ini. Oleh karena itu, disarankan untuk membuat keputusan trading atas pasangan GBP/USD setelah konferensi pers Trump. Sebagai hasil pidatonya, pasangan ini dapat naik ke level resistance 1.2450 (jika tindakan pembalasan Washington secara eksklusif bersifat politis), atau kembali ke sekitar level 1.2230 (jika konflik antar negara masuk ke bidang ekonomi).
