Pasangan pound-dolar telah ditradingkan dalam angka ke-24 selama tiga hari berturut-turut. Pertumbuhan korektif pasangan ini terutama disebabkan oleh melemahnya mata uang AS - pound masih di bawah tekanan dari banyak faktor fundamental, yang diperburuk oleh masalah brexit kemarin. Oleh karena itu, dinamika GBP / USD ke atas harus dianggap sebagai fenomena sementara, yaitu, sebagai alasan untuk membuka posisi sell di harga yang lebih menguntungkan.
Pasar diperkirakan akan sedikit volatil hari ini: platform trading AS ditutup karena libur Hari Kemerdekaan, sementara kalender ekonomi hampir kosong pada hari Jumat. Oleh karena itu, pasar cenderung mencerna peristiwa sebelumnya, yang sebagian besar tidak berpihak pada pound.
Pertama, kami membahas proses negosiasi antara London dan Brussels. Pertemuan tatap muka pertama antar negosiator sejak pandemi dimulai ini diadakan minggu ini, tetapi ini ternyata sebuah bencana total: para pihak terkait memutuskan untuk menyelesaikannya lebih cepat dari jadwal dengan membatalkan rencana pertemuan Jumat pagi. Empat hari sebelumnya menunjukkan bahwa posisi Inggris dan Uni Eropa masih di kutub yang berbeda, sementara tidak ada pihak yang berniat membuat konsesi pada masalah-masalah utama.
Ketidaksepakatan mengenai penangkapan ikan tetap yang paling sulit. Inggris menganggap, merupakan hal tidak dapat diterima jika UE menuntut mereka memastikan akses bagi nelayan Eropa ke daerah penangkapan ikan Inggris. Menurut London, persyaratan tersebut tidak sesuai dengan status masa depan Inggris sebagai negara pantai yang independen. Inggris ingin setiap tahun meninjau kembali masalah "penerimaan" nelayan-nelayan Eropa, tetapi proposal ini ditentang oleh Perancis (Perancis umumnya merupakan penentang paling keras Inggris dalam masalah Brexit). Selain itu, para pihak terkait tidak dapat menyetujui aturan persaingan umum untuk bisnis. Ternyata, kedua belah pihak menafsirkan istilah ini secara berbeda. Menurut Uni Eropa, proposal London menempatkan bisnis Inggris dalam posisi istimewa dibandingkan dengan perusahaan anggota UE lainnya.
Batu sandungan lainnya adalah kepatuhan terhadap aturan dan standar UE. Perlu dicatat di sini bahwa London saat ini tengah melakukan negosiasi paralel dengan Washington mengenai kesepakatan perdagangan. Diskusi perjanjian masa depan dimulai setelah pertemuan Presiden AS Donald Trump dengan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson. Downing Street memahami bahwa Amerika dapat menuntut agar Inggris mematuhi standarnya, jadi sekarang penting bagi Inggris untuk menjaga kemungkinan kebebasan dalam hal ini, tanpa membebani diri mereka sendiri dengan kewajiban terhadap UE.
Poin-poin di atas merupakan yang utama, tetapi bukan satu-satunya masalah rumit yang belum dapat kita temukan titik tengahnya. Mengomentari perkembangan terakhir, kepala negosiator dari Inggris, David Frost, mengatakan hal berikut: "... negosiasi tersebut bersifat menyeluruh dan bermanfaat. Tetapi mereka juga menyoroti perbedaan signifikan yang masih tetap ada di antara kami atas sejumlah masalah penting. " Menurut pendapat saya, kata-kata ini paling jelas mencerminkan keadaan saat ini. Para pihak terkait siap membahas masalah-masalah utama, tetapi tidak siap membuat konsesi bersama. Komentar pesimis kemarin disuarakan oleh ketua Komisi Eropa, Ursula von der Leyen. Menurutnya, Uni Eropa tidak akan setuju untuk menyelesaikan kesepakatan Brexit dengan pengorbanan apapun, sementara posisi London dan Brussels "masih berbeda secara signifikan".
Pembicaraan yang terputus kemarin dijadwalkan berlanjut minggu depan - tetapi mereka tidak mungkin mengubah situasi secara dramatis. Menurut rumor, pada pertengahan atau akhir Juli (yaitu, sebelum atau setelah KTT UE), Johnson akan mengunjungi Brussels untuk melakukan pembicaraan langsung dan bersifat pribadi dengan para pemimpin UE dan para pemimpin UE. Menurut pendapat saya, dalam keadaan saat ini, hanya langkah ini yang dapat memindahkan situasi dari titik mati. Tetapi, mengingat pengalaman negosiasi Brexit tahun lalu, kita dapat mengasumsikan bahwa perdana menteri Inggris akan meningkatkan situasi menjelang kunjungannya - misalnya, dengan mempromosikan topik "skenario Australia". Australia dalam hubungan dagangnya dengan UE dan sebagian besar mengikuti aturan Organisasi Perdagangan Dunia, meskipun ada perjanjian terpisah (untuk jenis barang tertentu). Menurut Johnson, Inggris dapat mengikuti algoritma hubungan ini. Pasar bereaksi negatif terhadap inisiatif ini, karena kenyataannya ini adalah tentang penerapan "skenario keras".
Latar belakang fundamental ini akan memberi tekanan pada mata uang Inggris, oleh karena itu, posisi sell akan menjadi prioritas untuk pasangan GBP / USD dalam jangka menengah. Dari sudut pandang teknikal, posisi long juga merupakan pertanyaan besar: di chart harian, pasangan ini berada di antara garis tengah dan bawah indikator Bollinger Bands, serta di antara garis Tenkan-sen dan Kijun-sen, tetapi di atas Kumo cloud. Target langsung dari gerakan ke bawah di angka 1,2400 - ini adalah garis Tenkan-sen. Level support berikutnya di batas atas Kumo cloud - titik 1.2340.
