Data yang membaik pada sektor jasa negara-negara zona Euro telah mendukung aset berisiko. Namun, statistik terbaru menunjukkan bahwa pandemi virus Corona belum diberantas, sehingga otoritas dari beberapa negara terpaksa mengembalikan langkah-langkah jarak sosial dan pembatasan untuk mengekang lonjakan insiden COVID-19 baru-baru ini.
Statistik terakhir menunjukkan bahwa jumlah infeksi virus Corona baru di Amerika Serikat telah meningkat menjadi 45.3 ribu. Laporan dari Universitas Johns Hopkins mengungkapkan bahwa selama 24 jam terakhir, 45.283 infeksi baru dan 242 kematian telah dilaporkan di negara ini.
Namun demikian, meskipun terjadi lonjakan insidensi virus Corona baru-baru ini, Euro masih didukung oleh data di sektor jasa yang diterbitkan Jumat lalu. Berdasarkan laporan itu, indeks membaik, setelah menurun tajam selama penyebaran pandemi. Laporan Markit IHS mengatakan bahwa PMI sektor jasa Italia naik menjadi 46.4 poin pada bulan Juni 2020, jauh lebih tinggi dari rekor 28.9 pada bulan Mei. Ekonom memperkirakan indeks berjumlah 46.1 poin. Di Prancis, situasi yang sama terjadi, bahwa PMI untuk sektor jasa negara tumbuh menjadi 50.7 poin pada bulan Juni, dibandingkan dengan rekor 31.1 pada bulan Mei tahun ini. Angka tersebut lebih baik dari prakiraan para ekonom yang memperkirakan indeks akan dirilis pada level 50.3 poin. Jerman juga mencatat situasi pertumbuhan yang sama, dengan indikator meningkat menjadi 47.
Namun, terlepas dari pertumbuhan indikator, banyak perusahaan masih mencatat penurunan aktivitas, hanya kurang agresif daripada selama wabah virus Corona. Banyak konsumen masih mempertahankan biaya pada tingkat yang cukup rendah karena mereka enggan mengambil risiko selama periode volatilitas dan ketidakpastian tentang prospek ekonomi. Namun demikian, data saat ini pada indikator menunjukkan bahwa pada periode musim panas, ekonomi Eropa dapat mencatat terjadinya lompatan, terutama setelah penghapusan penuh langkah-langkah karantina.
Secara total, PMI untuk sektor jasa Zona Euro, berdasarkan laporan Markit IHS, adalah 48.3 poin pada bulan Juni, naik dari 30.5 poin pada bulan Mei. Namun, nilai di bawah 50 masih berarti penurunan aktivitas ekonomi. Sedangkan untuk Spanyol, PMI untuk sektor jasa bergantung pada 50.2 poin di bulan Juni, jauh lebih baik dan lebih tinggi dari 27.9 poin pada bulan Mei.
Sehubungan dengan gambaran teknikal pasangan EUR/USD, situasinya tidak banyak berubah, tetapi aktivitas serius (terutama dengan bulls) terjadi hari ini selama sesi trading Asia. Dengan demikian, harga sekarang berada di level 1.1300, sebuah penembusan dari sana akan memberikan dorongan baru yang dapat mengarahkan harga ke posisi tertinggi di 1.1350 dan 1.1410. Tetapi, jika tidak ada pergerakan cepat dari tertinggi minggu sebelumnya, maka pasangan EUR/USD kemungkinan besar akan kembali lagi ke level 1.1245, tempat keberadaannya sejak minggu lalu. Penembusan di kisaran ini akan dengan cepat mendorong aset berisiko ke level rendah 1.1190, tempat aktivitas dari bulls akan diamati lagi.
GBP/USD
Pound terus rally meskipun ada sejumlah masalah yang menunggu ekonomi Inggris.
Data yang diterbitkan Jumat lalu pada aktivitas bisnis di sektor jasa Inggris, yang terus menurun pada bulan Juni, tidak membahayakan Pound karena penurunan melambat cukup signifikan. Berdasarkan laporan Markit IHS, PMI untuk sektor jasa Inggris naik menjadi 47.1 pada bulan Juni, naik dari nilai 29,0 poin pada bulan Mei. Mitigasi tindakan karantina, serta kembalinya beroperasi pub dan restoran di negara itu Sabtu lalu, pasti memberikan dukungan yang baik untuk sektor jasa. Namun, nilai di bawah 50 masih menunjukkan penurunan aktivitas.
Pound juga mengabaikan berita bahwa Inggris dan Uni Eropa telah menyelesaikan putaran negosiasi berikutnya tentang Brexit. Berdasarkan laporan, kedua pihak gagal lagi mencapai konsensus, yang menunjukkan bahwa ada perbedaan pendapat yang serius antara kedua pihak.
Selain itu, Inggris telah kehilangan kesempatan terakhir untuk memperpanjang masa transisi Brexit, sehingga semuanya sekarang tergantung pada apakah perwakilan kedua pihak akan dapat menyetujui ketentuan perdagangan, yang akan memungkinkan menjaga hubungan perdagangan dan hubungan ekonomi yang erat antara kedua negara Inggris dan UE. Namun, jika negosiator masih gagal "menemukan bahasa yang sama", maka mulai tanggal 1 Januari 2021, hubungan London dan Brussels akan dibangun sesuai dengan aturan dan tarif WTO.
Sayangnya, hal tersebut bukan satu-satunya masalah Pound. Neraca pembayaran saat ini, serta utang publik Inggris masih negatif, dan akan terus memberi tekanan pada Pound di paruh kedua tahun ini.
Sementara itu, paket bantuan senilai $5 miliar yang baru-baru ini diusulkan tidak mungkin memberikan dukungan serius bagi perekonomian Inggris, terutama tanpa langkah-langkah tambahan dari Bank of England, yang dapat menurunkan suku bunga ke tingkat negatif selama pertemuannya pada bulan Agustus. Namun demikian, Pound masih dapat menerima momentum bullish lagi minggu ini, setelah Menteri Keuangan Inggris, Rishi Sunak, menyajikan rencana pengeluaran pada hari Rabu yang bermakna dalam perjalanan laporan kebijakan fiskal. Kemungkinan besar, Sunak akan mengumumkan langkah-langkah baru yang bertujuan mengurangi dampak dari meningkatnya pengangguran, yang akan mendukung pasar tenaga kerja dan ekonomi secara keseluruhan.
Adapun gambaran teknikal pasangan GBP/USD, level resistance 1.2530 tetap menjadi masalah bagi bulls, melampaui level tersebut akan membantu harga memperbarui tertinggi 1.2610 dan 1.2680. Tetapi, jika tidak ada pembelian aktif pada tertinggi minggu lalu, tunggu kuotasi untuk menguji level support 1.2440 untuk memastikan bahwa pemain besar hadir di level ini. Sementara itu, tugas bears akan menembus level 1.2440, karena akan menyebabkan penjualan cepat instrumen trading di posisi terendah 1.2385 dan 1.2320.
