Euro turun karena data ekonomi makro ekonomi Eropa yang lemah. Sementara itu, permintaan terhadap dolar kembali setelah Amerika Serikat dan negara-negara maju lainnya mengamati lonjakan infeksi COVID-19.

Sejak Eropa dan AS membuka ekonomi mereka, wabah virus korona baru diamati, yang benar-benar menghapus harapan terhadap pemulihan berbentuk V. Konsumsi yang rendah tetap menjadi kendala utama pada aktivitas, sehingga kemarin, Komisi Eropa merevisi prakiraan inflasi dan prospek PDB ke bawah, yang membuat para trader enggan menempatkan posisi jangka pendek pada aset berisiko.

Karena lonjakan tajam infeksi COVID-19, PDB global diperkirakan akan turun sebesar 3,8% pada tahun 2020, dan akan membutuhkan waktu lebih lama dari yang diperkirakan untuk pulih. Masalah utama tetap pada kepercayaan konsumen yang rendah, yang terkait dengan penurunan besar tingkat ketenagakerjaan dalam populasi, yang disebabkan oleh tindakan pembatasan yang berkepanjangan.

Dengan demikian, dalam laporan ekonomi makro yang diterbitkan kemarin, The Fed New York mengungkapkan bahwa indikator pertumbuhan ekonomi di AS, yang menghitung laju PDB, menurun selama pandemi, dan turun 7,35% selama sepekan dari 28 Juni hingga 4 Juli. Ini menyebabkan peningkatan permintaan terhadap dolar AS. Penurunan tajam indikator ini dikaitkan dengan penurunan penjualan ritel dan kepercayaan konsumen.

Data lain mengenai indeks optimisme ekonomi (jajak pendapat IBD / TIPP) juga mengembalikan permintaan terhadap dolar AS, karena penurunan indikator tercatat. Menurut data, indeks ini turun menjadi 44,0 poin pada bulan Juli, turun dari 47,0 poin pada Juni. Ini menunjukkan bahwa negara tersebut telah mengalami masalah selama musim panas.

Data penjualan ritel juga mengecewakan trader. Menurut laporan yang diterbitkan oleh The Retail Economist dan Goldman Sachs, indeks penjualan ritel AS untuk pekan 28 Juni hingga 4 Juli turun 0,9%, sementara dibandingkan dengan periode yang sama pada 2019, indeks ini langsung turun 10,0%. Redbook juga melaporkan bahwa penjualan ritel AS dalam 5 minggu pertama Juni turun 0,6% setelah lonjakan aktif pada Mei di tengah pencabutan langkah-langkah karantina. Dibandingkan dengan 2019, penjualan turun sebanyak 7,3%.

Mengenai gambaran teknikal pasangan EUR / USD, bull akan menghadapi masalah besar jika mereka gagal mempertahankan level support 1.1265 hari ini. Breakdown level tersebut akan menyebabkan sell-off besar instrumen trading ini di posisi terendah 1.1230 dan 1.1190, sehingga bull perlu menembus dan berkonsolidasi di atas level resistance 1.1300 untuk memperkuat permintaan konsumen dan membawa aset berisiko ini ke titik tertinggi mingguan di wilayah 1.1350 .