Presiden Fed Cleveland Loretta Mester menyatakan bahwa kembali ke level awal krisis sangat tidak memungkinkan, bahkan ditengah pemulihan ekonomi saat ini.

"Kita benar-benar berada dalam lubang yang dalam," Mester mengatakan saat wawancara. "Meskipun ekonomi telah mulai meningkat dan kita telah menerima hasil positif, masih tidak mungkin untuk kembali ke kondisi seperti pada bulan Februari," tambahnya.

Selain itu, Mester mengatakan bahwa ia mengharapkan PDB AS akan berada sekitar 6% lebih rendah di akhir 2020, dengan tingkat pengangguran tetap tinggi.

Selain itu, inflasi target yang lebih tinggi, seperti apa yang Federal Reserve ajukan di hari Kamis, pada akhirnya dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi, bukan mendorongnya.

"Intervensi untuk menstimulasi ekonomi dengan meningkatkan ekspektasi inflasi dan menurunkan suku bunga ril dapat menjadi bumerang,jika pengembalian yang tidak diinginkan melebihi dan mengganti yang diinginkan, "komentar Profesor Yuriy Gorodnichenko dari Universitas California.

Survei juga menunjukkan bahwa banyak bisnis dan rumah tangga banyak mengintepretasikan inflasi yang lebih tinggi sebagai pertanda pertumbuhan yang lebih lambat.

Diungkapkan bahwa keluarga dan perusahaan, dalam antisipasi inflasi yang lebih tinggi, tidak bersemangat untuk menghabiskan uangnya ditengah kekhawatiran devaluasi, dan sebaliknya menabung untuk bertahan dalam situasi ekonomi yang lebih buruk.

Untuk menghindari pemangkasan pengeluaran dan investasi, Tepatnya saat bank sentral menginginkan kebalikannya, Fed harus mencapai langsung pada publik, kemungkinan melalui media sosial, dan berhati-hatilah untuk mengkomunikasikan tujuan keseluruhan mereka untuk ekonomi kepada massa, daripada fokus pada inflasi.

"Kesederhanaan dan transparansi diperlukan untuk mengatasi tabir kurangnya perhatian," ekonom menyarankan.