Situasi Brexit terus melempar Pound dari sisi ke sisi. Pada awalnya, Pound sedikit tumbuh, karena tidak ada yang percaya bahwa House of Commons akan menyetujui ide Perdana Menteri Boris Johnson yang benar-benar gila, sebuah RUU untuk melindungi pasar internal. RUU ini sendiri nyatanya melanggar kesepakatan yang sudah ditandatangani. Namun, bukan itu masalahnya. House of Commons menyetujui RUU ini, dengan mayoritas yang cukup mengesankan. Sejauh ini, baru dalam pembacaan pertama. Artinya, pada prinsipnya para pembuat undang-undang setuju dengan gagasan itu sendiri. Setelah itu, Pound terasa turun. Apa pun yang orang katakan, tetapi tindakan semacam itu menimbulkan keraguan pada kemungkinan teoretis bahwa Inggris dan Uni Eropa akan dapat mencapai setidaknya beberapa jenis kesepakatan. Artinya, Brexit akan mengikuti skenario tersulit. Artinya, tanpa kesepakatan. Inggris adalah salah satu yang paling menderita dari ini. Diyakini bahwa UE hanya akan mendapat manfaat dari ini.

Tetapi bahkan tanpa itu, segalanya tidak berjalan dengan baik di Inggris. Ini dibuktikan dengan penuh warna oleh laporan terbaru tentang pasar tenaga kerja Inggris. Tingkat pengangguran itu sendiri, seperti yang telah diperkirakan, naik dari 3,9% menjadi 4,1%. Namun, ada banyak pertanyaan tentang indikator ini, terutama di Inggris sendiri. Ada perasaan bahwa statistik Inggris tentang masalah ini tidak mencerminkan gambaran yang lengkap. Jadi indikator lain jauh lebih menarik, yang artinya bersinar. Jumlah pengajuan untuk tunjangan pengangguran meningkat 73.700, alih-alih prakiraan 51.000. Namun, dengan cara yang aneh, ketenagakerjaan menurun hanya 12.000. Meskipun, menurut prakiraan, seharusnya turun 120.000. Selain itu, dalam beberapa cara yang tidak bisa dipahami, penurunan upah rata-rata, sebesar -0,2%, digantikan oleh kenaikan 0,2%. Dengan memperhitungkan lembur, tingkat penurunan upah rata-rata melambat dari -1,2% menjadi -1,0%. Artinya, jika Anda mempercayai data ini, maka hanya karyawan dengan upah terendah yang diberhentikan di Inggris. Perbedaan antara klaim tunjangan dan perubahan ketenagakerjaan juga mengejutkan. Secara umum, selama beberapa bulan terakhir, data pasar tenaga kerja Inggris bahkan tidak sesuai dengan akal sehat. Yang juga membuat takut para investor.

Perubahan Ketenagakerjaan (Inggris):

Namun, hal ini belum memengaruhi Pound, karena investor menunggu hasil pemungutan suara kedua di House of Commons. Jika anggota parlemen mengesahkan undang-undang pada pembacaan kedua RUU tersebut, dan bahkan tanpa perubahan mendasar, Pound akan terus melemah. Menilai dari bagaimana suara didistribusikan kemarin, kemungkinan perkembangan peristiwa seperti itu sangat, sangat tinggi. Nasib Pound tergantung pada apa yang terjadi hari ini di House of Commons.

Pasangan GBPUSD menghadapi penurunan skala besar lebih dari 700 poin, dan peran dukungan dimainkan oleh level 1.2770, relatif ke sana ada koreksi ke arah 1.2920. Situasi goyah dengan Pound tidak memungkinkan pembeli untuk kembali ke pasar dengan kekuatan penuh, dan tahap oversold terlihat jelas pada indikator teknikal.

Jika kita melanjutkan dari posisi kuotasi saat ini, maka kita bisa melihat harga bergerak di dalam level 1.2885.

Mengenai volatilitas, tingkat dinamika yang tinggi tercatat di sini dengan basis yang stabil, yang dikonfirmasi oleh prosedur spekulatif.

Dengan mempertimbangkan grafik trading secara umum, periode harian, Anda dapat melihat bahwa pasar mencoba untuk mengubah tren naik jangka menengah, tetapi tidak ada perubahan fundamental yang terjadi.

Kita dapat berasumsi bahwa Pound akan tetap di bawah tekanan, dan kami tidak mengecualikan kemungkinan bergerak menuju level 1.2770. Sementara ini, karena harga belum menetap di bawah 1.2840, seseorang tidak boleh mengecualikan kisaran alternatif dalam nilai 1.2850/1.2915.

Dari sudut pandang analisis indikator yang komprehensif, kita melihat bahwa indikator instrumen teknikal pada interval per menit dan per jam memberi sinyal beli, karena harga rebound dari level 1.2770. Periode harian seperti sebelumnya difokuskan pada penjualan, karena Pound mulai melemah sejak 1 September.