Mencari aset yang dapat diandalkan menjadi hal terpenting saat volatilitas pasar ekstrim dan terjadi kecemasan. Jadi, para investor putus asa mencari "safe haven" untuk tabungan mereka dan banyak di antaranya menganggap emas sebagai satu safe haven.

Selama berbulan-bulan, mata uang AS berperan sebagai aset defensif, namun saat ini emas menjadi prioritas, karena USD tengah melalui masa-masa sulit, menunjukkan gerakan "roller coaster" dalam bentuk naik turun yang bergantian. Saat ini USD merasa kuat, naik terhadap sebagian besar mata uang, namun kekuatannya menghambat pertumbuhan emas dan komoditas lainnya.

Sehubungan dengan menurunnya minat risiko secara umum, pasar komoditas global hampir mengalami penurunan. Mata uang AS dan kekhawatiran atas inflasi merobohkannya. Logam mulia, terutama perak, paling menderita. Tembaga, pada gilirannya, menempati urutan kedua di antara instrumen keuangan yang kerugiannya sangat besar. Tren kenaikannya dari Maret hingga Agustus 2020, runtuh. Para ahli juga mencatat penurunan perak, yang telah mengalami dua periode koreksi sebesar 20%. Ini telah memberikan pukulan sensitif pada logam putih tersebut, yang mencapai puncaknya enam minggu lalu. Pergerakan pasar logam mulia tersebut membuat banyak investor merugi. Tidak mengherankan jika dalam situasi seperti itu, para pelaku pasar sangat khawatir untuk menemukan aset defensif yang dapat diandalkan.

Hari ini, harga "emas" melampaui $1.900 per ons. Saat ini, emas diperdagangkan di dekat 1.1887-1.1888, menunjukkan lonjakan harga yang tajam. Namun, penurunan tajam logam mulia ini tetap ada. Kemarin, dinamika emas yang kacau membeku sementara sebelum level support utama di $1.837. Para ahli menganggap proses ini sebagai koreksi dari rally yang tercatat sejak Maret hingga Agustus tahun ini. Perlu diingat bahwa emas mendekati level yang kuat, terletak di dua garis resistance musim panas lalu, yang diikuti oleh penurunan. Akibatnya, para analis memperkirakan emas akan terus jatuh ke level support kuat di $1.800 per ons, namun ini tidak terjadi. Sebaliknya, emas telah membentuk garis support tambahan di dekat $1.837 yang mencegahnya dari penurunan karena koreksi dan penurunan selanjutnya.

Terlepas dari tren negatif di pasar logam mulia, ada sejumlah faktor yang memengaruhi harga emas secara positif. Para analis mengatakan bahwa faktor-faktor tersebut berkontribusi pada pertumbuhan emas dalam jangka pendek dan menengah. Secara khusus, pendorong pertumbuhan logam mulia ini termasuk kemungkinan gelombang kedua COVID-19, pemilu presiden AS mendatang, dan kemungkinan melemahnya USD. Volatilitas saat ini mendorong permintaan terhadap aset yang aman, dengan emas yang menjadi pemimpin di antara mereka.

Para ahli percaya bahwa tahun ini ditandai dengan prioritas emas. Situasi tegang di dunia juga berdampak positif pada harga emas dan emas dikatakan sebagai salah satu aset investasi terbaik dan safe haven bagi investor. Dapat dinyatakan bahwa dalam beberapa mata uang nasional, harga emas memecahkan rekor. Namun, pertumbuhan emas dan perak dalam jangka pendek mungkin terhambat oleh ekspektasi inflasi yang lebih rendah dan penguatan dolar.

Tetapi, ada beberapa risiko terkait korelasi emas baru-baru ini dengan saham perusahaan terkemuka, yang dapat mempersulit perdagangan. Opsi ini paling relevan menjelang pemilu presiden AS. Namun tidak ada ruang untuk pesimisme terhadap prospek jangka menengah dan panjang di pasar logam mulia. Menurut perwakilan Dewan Emas Dunia, permintaan investasi yang terus mendapatkan momentum menjadi sangat penting bagi harga emas.