Presiden AS Donald Trump menyatakan bahwa ia telah memutuskan untuk berhenti membahas rancangan undang-undang bantuan virus corona yang telah lama ditunggu-tunggu, sehingga mendorong permintaan untuk dolar AS dan oleh karena itu, menaikkan nilai tukar mata uang tersebut terhadap aset-aset lainnya di pasar forex.

Trump mengklaim mustahil untuk mendapatkan kelonggaran yang dibutuhkan dari Demokrat, oleh karena itu, lebih baik fokus pada pemilihan presiden mendatang dan kemudian kembali pada adopsi paket bantuan yang baru setelah pilpres. Ini karena Demokrat bersikeras mengajukan paket bantuan senilai lebih dari $2,2 triliun, dimana Republik hanya mendukung $1,6 triliun.

Segera setelahnya, Pimpinan Majeis Perwakilan Nancy Pelosi mengumumkan bahwa ia berencana akan meloloskan rancangan undang-undang stimulus yang sangat besar jika Joe Biden memenangkan pilpres. Ini menumbangkan pasar saham AS dan juga berimbas besar pada yield obligasi AS, yang menghasilkan kolaps pada obligasi. Yield pada obligasi pemerintah AS 10 tahun turun ke 0,73%, sementara sebelum berita yield sebesar 0,78%.

Pernyataan Trump muncul setelah Ketua Fed Jerome Powell mengatakan bahwa ekonomi AS sangat membutuhkan bantuan tambahan lebih besar dari sebelumnya, dengan klaim bahwa sebagian tindakan dari komite tidak akan cukup untuk menopang pertumbuhan ekonomi. Ia mengatakan bahwa program bantuan pinjaman dan darurat seharusnya tidak diturunkan atau dihentikan saat ini, dan dalam jangka pendek, sangatlah penting untuk kebijakan moneter dan fiskal menyediakan dukungan pada waktu yang sama, karena Fed masih tidak memiliki rencana atau keinginan untuk beralih ke suku bunga negatif. Sedangkan untuk anggaran federal, Powell sepakat bahwa anggaran berada pada jalur yang tidak dapat diterima, tapi segera mencatat bahwa dalam situasi pandemi, ini bukanlah waktunya untuk mengkhawatirkan mengenai defisit.

Terkait virus corona, Trump berkomentar bahwa sebenarnya corona tidak seberbahaya seperti flu musiman, dengan mengacu pada pengalamannya sendiri dalam melawan corona. Dengan itu, ia meminta warga Amerika untuk tidak takut terhadap virus tersebut.

Sementara itu, di Eropa, presiden ECB Christine Lagarde, dengan tegas menyatakan bahwa mereka siap mengerahkan langkah-langkah baru stimulus moneter, dengan mencatat bahwa ECB dapat menurunkan suku bunga ke bawah nol demi mendorong pemulihan ekonomi. Inflasi dan juga laju pemulihan di zona euro telah melambat tajam karena kemunculan gelombang baru pandemi, dan jika karantina kembali diberlakukan di banyak negara, ekonomi UE dapat terpukul lebih keras dan jatuh lebih dalam dibandingkan dengan krisis yang dialami saat ini.

Untuk nilai tukar euro di pasar, tekanan pada pasangan EUR/USD terus meningkat, jadi jika bulls ingin membawa kuotasi ke dalam area 1.1800an, mereka perlu mengembali harga ke level 1.1750. Tapi jika bears berhasil menurunkan pasangan ini ke level di bawah support 1.1700, kuotasi dapat mencapai level terendah di 1.1655 atau 1.1610.

Dalam catatan lainnya, satu peristiwa penting hari ini adalah pengumuman protokol Fed, dari sini akan jelas ke mana kebijakan moneter dari mayoritas manajer akan mengarah. Terbaginya suara akan terbentuk di antara para anggota terkait isu ini, karena sebagian yakin bahwa Fed perlu mematuhi kebijakan suku bunga nol selama mungkin bahkan setelah inflasi melampaui 2,0% dalam jangka menengah, sementara yang lainnya yakin bahwa komite harus merespon dengan tepat waktu perubahan dalam inflasi, yang dapat mempercepat laju ekonomi pada jalur yang salah.

Sehubungan dengan statistik, laporan mengenai defisit perdagangan luar negeri AS dirilis kemarin, yang mengungkap pertumbuhan defisit lebih lanjut di tengah pengeluaran dalam mengatasi pandemi virus corona. Data uang dirilis Departemen Perdagangan AS mengatakan bahwa defisit naik 5,9% pada Agustus dan mencapai ke $67,1 miliar, terutama karena impor yang naik 3,2% dan mencapai $239 miliar, serta ekspor yang tumbuh 2,2% dan mencapai hingga $171,9 miliar.

Pada waktu yang sama, pesanan dari industri Jerman menunjukkan pemulihan yang bagus dalam ekonomi Jerman, setelah mencatatkan kenaikan tajam dalam indikator dari 3,3% ke 4,5%. Sektor otomotif menunjukkan pertumbuhan yang bagus dalam indeks seperti dalam sektor manufaktur peralatan.