Hari perdagangan pertama dalam seminggu menunjukkan volatilitas yang rendah: pertama, kalender ekonomi makro pada hari Senin hampir kosong untuk pasangan mata uang utama, dan kedua, Amerika merayakan hari Columbus, sehingga platform trading Amerika ditutup hari ini. Pasar tengah mempersiapkan agenda utama minggu yang "dipersingkat", yang diperkirakan akan cukup penting. Hasil jajak pendapat nasional mengenai peringkat Trump dan Biden akan diumumkan, data utama pertumbuhan inflasi akan dipublikasikan di AS dan China, dan KTT Uni Eropa akan digelar di Brussel, yang dapat menentukan nasib perjanjian dagang antara Inggris dan Uni Eropa.
Mata uang yang mengantisipasi peristiwa terbaru adalah pound Inggris, yang terus mengabaikan sinyal negatif yang bersifat fundamental, termasuk yang terkait dengan penyebaran virus corona di Inggris Raya. Brexit adalah topik yang paling diantisipasi bagi pound, jadi semua perhatian trader pasangan GBP/USD (serta pasangan lainnya yang menyangkut mata uang Inggris) akan difokuskan pada hasil rapat para pemimpin Uni Eropa, yang akan diadakan pada 15-16 Oktober.
Minggu lalu, pasangan GBP/USD terdorong keluar dari level support 1,2860 (garis tengah indikator Bollinger Bands bertepatan dengan batas bawah Kumo cloud di grafik harian) dan menuju ke atas. Selama tiga hari perdagangan, yaitu hingga akhir pekan, pasangan ini bergerak hampir tanpa mundur, dan pada hari Jumat menunjukkan pertumbuhan dorongan, menembus level resistance 1,3000. Alasan langsung dari pergerakan harga ini adalah melemahnya greenback secara umum, dengan latar belakang ketidakpastian politik di Amerika Serikat dan kegagalan negosiasi selanjutnya atas paket langkah-langkah stimulus. Namun, pertumbuhan GBP/USD tidak hanya karena penurunan greenback. Para trader bereaksi terhadap rumor lain sehubungan dengan negosiasi atas perjanjian dagang.
Perlu diingat bahwa wacana lainnya antara perwakilan London dan Brussel berakhir pada hari Jumat. Kepala delegasi negosiasi hanya sedikit berkomentar, namun masih berhasil menyusun "teka-teki" umum dari informasi yang terpisah-pisah. Jelas bahwa yang disebut "masalah ikan" hampir menjadi masalah terakhir, namun merupakan masalah paling sulit dalam negosiasi. Jika kedua pihak gagal mencapai kesepakatan pada akhir masa transisi, Inggris secara teori dapat memblokir akses kapal UE ke perairannya. Awalnya, armada perikanan Prancis, Denmark, dan Belgia akan menderita.
Pekan lalu dilaporkan bahwa kepala negosiator dari UE, Michel Barnier, siap untuk mundur dari masalah ini - ia mengusulkan model berdasarkan prinsip "pengikatan zona" - yaitu, bagian kuota Inggris akan bergantung pada durasi tinggalnya populasi ikan di perairan Kerajaan tersebut. Namun, setelah negosiasi terakhir, jelas bahwa Inggris dengan tegas menolak opsi ini. Ada informasi lain selama akhir pekan, atau lebih tepatnya, skenario kompromi lainnya. Menurut rumor, Brussel menawarkan untuk memberi kompensasi kepada nelayan dari negara-negara UE atas kerusakan ini dengan mendistribusikan kembali kuota tangkapan yang dialokasikan kepada nelayan Inggris. Selain itu, menjelang KTT utama Uni Eropa, Barnier meminta Eropa untuk "menahan selera mereka" untuk mempertahankan kuota penangkapan ikan yang ada di perairan Inggris. Berdasarkan apa yang dikatakannya, diperlukan untuk "benar-benar menilai situasi saat ini" dalam konteks konsesi yang saling menguntungkan.
Kesimpulannya, bola saat ini jauh dari Inggris, yaitu berada di pihak Eropa - jika perwakilan dari kedua negara yang armadanya menangkap ikan di perairan Inggris setuju dengan skenario yang diusulkan, itu akan menjadi langkah besar untuk mencapai perjanjian dagang pada akhir November. Yang terpenting, posisi Prancis cukup menarik karena selalu mengambil posisi paling keras terhadap London dalam negosiasi Brexit. Hasil KTT UE, yang akan dimulai dalam beberapa hari, sangat bergantung pada posisi mereka.
Secara umum, suasana optimis menyelimuti para trader pasangan GBP/USD. Seorang juru bicara Boris Johnson mengatakan bahwa pihak Inggris "akan melakukan segala kemungkinan pada minggu ini untuk menyelesaikan perjanjian dagang" hari ini. Sebelumnya, diketahui bahwa selama percakapan telepon antara Johnson dan Macron, pemimpin Inggris tersebut mengonfirmasi keinginannya untuk mencapai kesepakatan dengan UE.
Sementara itu informasi lain menunjukkan keinginan kedua pihak untuk mencari kompromi. Menurut pers Jerman, Michel Barnier bertemu dengan Kanselir Jerman, Angela Merkel, yang menyepakati semua "garis merah" dan kompromi yang dapat diterima pada Senin lalu. Sebaliknya, pemimpin Jerman mengambil posisi damai - pada akhir pekan lalu, ia bahkan meminta UE untuk menunjukkan fleksibilitas dalam negosiasi dengan London. Ini adalah kartu truf penting yang menguntungkan Inggris, tidak hanya karena pengaruh Merkel yang signifikan pada politik Eropa, namun juga dari sudut pandang fakta bahwa Jerman memegang kursi presiden Dewan Uni Eropa hingga akhir tahun ini.
Oleh karena itu, latar belakang fundamental untuk mata uang Inggris telah meningkat secara signifikan - terutama (dan paling utama) karena berita terkait Brexit. Semua faktor fundamental lainnya negatif untuk mata uang ini - kondisi sehubungan dengan virus corona (tindakan karantina diperkirakan akan diperketat di Inggris) dan laporan ekonomi makro (yang menunjukkan perlambatan dalam proses pemulihan) - menentang pound. Namun, seperti yang disebutkan di atas, Brexit adalah topik yang paling relevan untuk para trader GBP/USD, jadi, menjelang KTT UE, pound yang berpasangan dengan dolar bertahan di atas level kunci 1,3000. Pasangan ini tengah menguji level resistance 1,3070 (garis rata-rata Bollinger Bands di grafik harian) saat ini. Jika pembeli dapat melampaui dan naik ke atasnya, maka kita dapat mempertimbangkan posisi beli ke level resistance berikutnya, yang terletak jauh lebih tinggi, di 1,3220 - batas atas Kumo cloud pada timeframe yang sama.
