Hasil statistik konsumen yang membaik telah mendukung dolar AS untuk naik terhadap mata uang lain dipasar, meskipun masyarakat Amerika masih kurang optimis mengenai kondisi perekonomian mereka dikarenakan meningkatnya resiko gelombang pandemi selanjutnya di Amerika Serikat. Walaupun begitu, laporan yang cukup baik ini membuktikan bahwa benar adanya pendekatan Federal Reserve dan respon yang tepat waktu terhadap situasi tersebut.
Menurut laporan yang diterbitkan oleh The Fed New York, ekspektasi konsumen telah turun ditengah meningkatnya resiko gelombang kedua pandemi ini, dimana para responden mengatakan bahwa mereka tidak dan tidak akan merasa nyaman untuk berada ditempat-tempat keramaian, sehingga dapat mempengaruhi volume penjualan ritel serta berfungsinya sektor jasa. Masalah besar juga muncul dari kurangnya dukungan fiskal dari pemerintah karena ekspektasi rumah tangga bahwa pemerintah akan terus mendukung mereka memainkan peran yang cukup penting dalam pemulihan ekonomi.
Baru-baru ini, Presiden AS, Donald Trump mengatakan bahwa dia siap menandatangani keputusan mengenai langkah-langkah tambahan untuk merangsang ekonomi namun dengan syarat bahwa proyek terpisah akan diberikan kepadanya, yaitu mengeluarkan $ 1,200 kepada masyarakat Amerika. Trump juga menyebutkan kebutuhan untuk mendukung maskapai penerbangan yang rencananya akan dia alokasikan sekitar $ 25 miliar. Dukungan untuk usaha kecil juga disertakan, dimana Trump berencana mengirim sekitar $ 135 miliar dibawah program perlindungan penggajian. Namun hingga saat ini, Partai Republik dan Demokrat masih belum menemukan kata sepakat mengenai masalah tersebut.
Sementara itu, laporan yang lebih positif telah dipublikasikan oleh University of Michigan yang mencatat kenaikan indeks sentimen konsumen. Menurut data awal, indikator tersebut naik menjadi 81.2 poin pada bulan Oktober, naik dari perkiraan yang hanya 80.5 poin. Sayangnya indeks kondisi ekonomi saat ini turun menjadi 84.9 poin pada September, namun indeks ekspektasi ekonomi melonjak menjadi 78.8 poin.
Data penjualan ritel AS juga keluar dengan hasil yang jauh lebih baik dari perkiraan, karena laporan dari Departemen Perdagangan AS menunjukkan kenaikan 1.4% pada September, lebih tinggi dari yang diharapkan yaitu 0.7%.
Akan tetapi volume produksi turun setelah pertumbuka selama emapt bulan, meskipun hal ini sebenarnya tidak perlu dikhawatirkan karena penurunan indikator ini terutama disebabkan oleh penurunan perumintaan. Dengan demikian, laporan terbaru mengatakan produksi industri turun 0.6% pada September, sementara para ekonom mengharapkan kenaikan 0.5%. Pemanfaatan kapasitas industri juga turun menjadi 71.5% dari 72% pada Agustus.
Adapun defisit anggaran AS pada tahun keuangan saat ini sudah mencapai rekor sebesar $ 3.1 triliun, jauh lebih tinggi dari angka tahun lalu yang hanya $ 984 miliar tetapi sudah menimbulkan cukup banyak kontroversi dan kritik. Namun tahun ini, angka sebesar itu tidak terlalu memprihatinkan, karena kemungkinan besar defisit hanya akan terus bertambah, apalagi masih akan diberlakukannya paket bantuan lain. Bagaimanapun, defisit saat ini sudah 16.1% dari PDB, dan kontributor utamanya adalah pengeluaran pemerintah untuk memerangi virus corona. Jika kita membandingkan pendapatan dan pengeluaran, anggaran pendapatan untuk periode pelaporan menjadi $ 3.4 triliun, yang hanya kurang dari 1.0% pada tahun keuangan sebelumnya. Namun, pengeluaran melonjak menjadi $ 6.5 triliun, atau 47%, dan sebagian besar jatuh pada pinjaman kepada perusahaan kecil, serta pembayaran tunjangan pengangguran tambahan untuk rumah tangga Amerika. Hanya dalam setahun, utang nasional tumbuh 25% menjadi $ 21 triliun, yaitu 102% dari PDB.
Berkenaan dengan pasangan EUR/USD, prospek selanjutnya agak tidak pasti, terutama karena pada setiap upaya naik, kenaikkan dihadapkan pada aksi jual besar-besaran dari bears, yang membuat kuotasi di saluran harga turun. Namun, melanjutkan pasar bearish membutuhkan penembusan dari level support 1.1690, karena itu akan memberikan pasar arus masuk penjual baru yang dapat mendorong aset berisiko ke posisi terendah 1.1640 dan 1.1580. Prospek khusus untuk pemulihan euro akan muncul hanya setelah penembusan dari level pertahanan 1.1760, dan hanya skenario ini yang akan mengarah pada gelombang baru pertumbuhan pada pasangan EUR/USD ke tertinggi 1.1800 dan 1.1865.
Namun untuk saat ini, posisi buy rendah di pasar, dan ini karena pedagang mengambil sikap menunggu dan melihat karena prospek euro yang lemah saat ini, serta ekspektasi stimulus moneter baru dari Bank Sentral Eropa dan gelombang baru COVID-19 di banyak negara UE. Di laporan komitmen pedagang, ada penurunan posisi panjang dan peningkatan posisi pendek, yang menyebabkan penurunan lebih besar di delta positif. Ini menunjukkan pendekatan pedagang yang lebih selektif di pasar.
