Hasil pemilu AS jelas akan sangat menentukan untuk menilai prospek pasar global, karena semakin dekat. Dengan demikian, tidak ada faktor lain yang sangat mempengaruhi mood investor.

Sejak awal pekan, ada peningkatan permintaan untuk aset berisiko, indeks saham AS, diikuti oleh seluruh dunia pada ekspektasi bahwa negosiasi antara Ketua DPR, Ibu Pelosi dan Menteri Keuangan, Mr Mnuchin, hampir mencapai kesepakatan bahkan sebelum pemilu pada 3 November. Namun, situasinya berubah secara dramatis tadi malam – indeks Eropa rata-rata turun lebih dari 1,5%, indeks AS juga masuk ke "zona merah", sementara minyak dan emas turun. Alasannya jelas. Masih belum ada hasil terkait negosiasi selama tiga hari, yang menurunkan kemungkinan keputusan positif sebelum pemilu. Pemimpin Mayoritas Senat AS, M.McConnell, tidak ingin membawa RUU itu ke Senat sebelum pemilihan, dan Trump kembali menuduh Demokrat tidak bersedia untuk mencapai kompromi yang dapat diterima oleh kedua belah pihak.

Namun, negosiasi hanyalah permukaan dari masalah. Media terus aktif mempengaruhi investor, yang bertujuan untuk meyakinkan pasar bahwa Biden pasti akan menang. Selain itu, skenario "gelombang biru" (warna resmi Demokrat) menjadi dominan – kemenangan Biden, diikuti dengan pembentukan mayoritas Demokrat di kedua majelis. Banyak bank melakukan penelitian mereka sendiri dan akhirnya mendapatkan hasil yang sangat mirip – Biden berada di depan Trump sebesar 10-15%, yang sangat tinggi, tentu saja, mengingat bahwa responden memberikan jawaban yang jujur.

Skenario yang telah disebutkan di atas, yang sekarang dianggap dominan, memberikan kejelasan pada ekspektasi pasar dan memungkinkan Anda untuk memprediksi reaksi pasar terhadap hasil pemilu.

Melihat hal tersebut, Mizuho Bank meyakini bahwa bagi korporasi, rencana Biden terlihat lebih buruk dari rencana Trump, namun pengeluaran anggaran diasumsikan lebih ambisius, yang pada akhirnya akan membantu mendukung pasar saham dan ekspektasi inflasi, namun dengan mengorbankan pertumbuhan yang cepat pada defisit anggaran.

National Australia Bank, pada gilirannya, percaya bahwa perlu menunggu pertumbuhan stimulus bersih dengan peningkatan simultan dalam pajak dan pengeluaran, yang pada dasarnya adalah ekspektasi yang sama seperti di Mizuho. Di sisi lain, Nordea secara praktis tidak memiliki keraguan tentang kemenangan total Demokrat yang akan datang, tetapi mengasumsikan bahwa kemenangan ini telah dipertimbangkan oleh pasar, dan reaksi awalnya adalah take profit. Apalagi, bank ini melakukan survei skala besar sendiri untuk menilai sentimen pasar. Hasilnya adalah sebagai berikut: imbal hasil obligasi jangka panjang akan tumbuh, 67% responden memperkirakan Dolar melemah, sedangkan 71% memperkirakan saham akan naik.

Bookmaker memperkirakan kemungkinan "gelombang biru" dengan kemungkinan hampir 80%

Kesimpulannya, semua bank memperkirakan Dolar akan melemah pada 2021.

Perlu juga diingat bahwa perubahan multi-arah dalam imbal hasil dimulai pada hari terakhir antara obligasi Eropa dan obligasi Amerika. Sementara itu, US Treasury menunjukkan kenaikan imbal hasil yang signifikan pada pembukaan hari itu, obligasi Eropa juga terus menurun, dan trennya berbalik di penghujung hari – AS ditutup di zona merah, sedangkan Jerman ditutup di zona hijau daerah.

Laporan CFTC besok akan menunjukkan bagaimana bank secara aktif mempromosikan posisi saham pasar berjangka di media. Selama beberapa minggu terakhir, posisi short Dolar telah menurun, yang jelas bertentangan dengan estimasi publik.

Jika reaksi pasar mengikuti skenario yang paling jelas, maka kita harus menunggu keluar dari saluran ke atas dan menguji ulang level 1.20 dengan penembusan di atas.

Di sisi lain, jika Nordea benar dan pasar mulai take profit, maka pullback ke batas bawah saluran 1.1730/60 mungkin terjadi, diikuti oleh belokan ke atas dan pembentukan gelombang panjang dengan target di atas 1.25.

Saat ini, skenario ketiga yang paling tidak mungkin terjadi adalah kemenangan Trump. Jajak pendapat juga memperkirakan kemenangan telak bagi Clinton empat tahun lalu, tetapi pada kenyataannya, Trump berhasil menang bahkan di negara-negara asli "Demokrat". Dalam hal ini, skenario perpindahan ke 1.15 akan menjadi relevan kembali.