Pada hari Senin, mata uang Jepang yang dipasangkan dengan Dolar AS turun hampir 250 poin. Kenaikan cepat pasangan USD/JPY terutama disebabkan oleh penurunan sentimen risk-off dengan latar belakang keberhasilan farmakolog dalam mengembangkan vaksin virus Corona. Namun, euforia trader pada kesempatan ini berlalu keesokan harinya – tampak jelas bahwa vaksinasi massal masih di luar jangkauan, dan transportasi obat dikaitkan dengan kesulitan tertentu (zat harus disimpan hanya pada suhu yang sangat rendah) .
Dengan latar belakang masalah ini, pasar kembali ke suasana hati sebelumnya, dan Greenback mulai menunjukkan kerentanannya sekali lagi. Namun, keadaan ini gagal membantu Yen: pasangan USD/JPY masih bertahan di dalam angka ke-105, sementara setiap upaya bearish untuk meninggalkan area harga ini ditekan oleh aktivitas pembeli. Rupanya, karena pelaku pasar tidak lagi membutuhkan "layanan" alat pelindung ini, kecil kemungkinannya bahwa trader akan dapat kembali ke posisi sebelumnya (di area angka ke-103). Setidaknya latar belakang fundamental untuk ini belum tersedia.
Selama seminggu terakhir, Yen telah meningkat berkat pemilihan presiden AS. Periode ketidakpastian politik di AS mempengaruhi pasangan USD/JPY, terutama karena untuk waktu yang relatif lama tidak ada pemenang yang jelas dalam pemilu: negara-negara bagian yang penting "didistribusikan" antara Biden dan Trump. Faktanya, perjuangan utama terjadi di Pennsylvania, tempat kemenangan diraih oleh sang pemimpin Demokrat.
Meski demikian, belum ada putusan resmi — kita hanya dapat menilai bahwa dia memenangkan pemilihan presiden AS dari laporan media terkemuka Amerika. Di beberapa negara bagian, penghitungan suara masih berlangsung, sehingga masih tidak mungkin membicarakan hasil akhir. "Batas waktu" untuk proses pemilu ditetapkan pada 8 Desember, dan sebelum tanggal ini, setiap negara bagian harus menyelesaikan penghitungan suara dan mengumumkan hasilnya. Setelah itu, pada tanggal 14 Desember, anggota Electoral College akan mengumumkan pemenang dengan cara voting secara resmi (berdasarkan keputusan Mahkamah Agung baru-baru ini, peserta pemilu tidak memiliki hak untuk mengubah pendapatnya, walaupun ada hal serupa sebelumnya).
Kesimpulannya, meski Biden sudah diberi ucapan selamat atas kemenangannya oleh para pemimpin negara-negara terkemuka dunia (kecuali Rusia dan China), pemilu AS belum berakhir dari sudut pandang formal. Selain itu, Presiden AS saat ini, Donald Trump, menolak untuk mengakui hasil pemungutan suara dan saat ini mencoba untuk menggugatnya di pengadilan. Pengacaranya telah mengajukan banding ke pengadilan distrik di beberapa negara bagian untuk menangguhkan penghitungan suara. Secara khusus, kita berbicara tentang Arizona, Nevada, dan Michigan. Pengadilan negara bagian ini telah memutuskan bahwa klaim staf Trump memiliki alasan yang tidak cukup. Sementara itu di Pennsylvania, Partai Republik telah mencapai beberapa keberhasilan: Mahkamah Agung AS memerintahkan agar surat suara yang diterima melalui surat setelah hari pemilu terpisah di negara bagian ini "sampai pemberitahuan lebih lanjut". Inti klaim dari pengacara Trump adalah sama: di banyak negara bagian yang "goyah", Partai Republik memimpin (dengan selisih kecil) hingga titik tertentu. Namun, berdasarkan hasil penghitungan "pos suara", Biden unggul. Menurut pengacara Trump, semua ini menunjukkan kemungkinan pelanggaran pemilu oleh Demokrat.
Yen bereaksi cukup tajam terhadap tindakan tim Republik minggu lalu. Namun, mata uang Jepang hampir tidak peduli dengan peristiwa Amerika saat ini. Menurut saya, ini karena kemenangan Biden sudah jelas — banyak pakar, pengacara, dan ilmuwan politik AS telah menyuarakan kepercayaan mereka bahwa Demokrat akan menjadi Presiden negara berikutnya. Di sisi lain, perilaku Trump dapat diprediksi. Ada kemungkinan bahwa pengacaranya akan mencapai penghitungan ulang suara "pos" di wilayah tertentu. Namun, ini tidak akan mengubah apapun, menurut sejumlah jurnalis AS.
Berdasarkan riset sebelumnya, karena mayoritas pendukung Partai Demokrat memilih lewat surat, penghitungan suara kedua hanya bisa memastikan kemenangan Joseph Biden. Tidak semua tuduhan Partai Republik terkonfirmasi. Hari ini, diketahui bahwa seorang karyawan pos dari Pennsylvania, yang pernyataannya dikutip oleh para pemimpin Partai Republik sebagai bukti pelanggaran pemungutan suara skala besar di Amerika Serikat, mengakui bahwa dia memalsukan tuduhan tersebut. Menurut Washington Post, pria itu menarik kembali kesaksiannya.
Untuk meringkas itu semua, perlu dicatat bahwa Pusat Transisi Presiden telah menyatakan dukungan untuk kemenangan Biden. Menurut perwakilan badan ini, hasil pemilu "cukup jelas" dan, meskipun proses pengadilan sedang berlangsung, kedua pihak perlu memulai proses peralihan/penerimaan kekuasaan.
Oleh karena itu, Yen gagal mendapatkan kembali keuntungannya karena latar belakang fundamental yang berlaku. Baik pada sesi Asia kemarin dan hari ini, pasangan USD/JPY mencoba kembali ke area angka ke-104, tetapi menarik minat pembeli saat mendekati garis tengah indikator Bollinger Bands pada grafik harian (104.80). Akibatnya, harga tetap berada di kisaran ke-105. Semua ini menunjukkan prioritas posisi long pada pasangan (terutama pada penurunan). Target pertama pergerakan naik adalah 105.50 (garis tengah indikator Bollinger Bands di D1). Target utamanya adalah 106.00 (garis atas indikator ini pada jangka waktu yang sama).
