Pernyataan dari Pfizer dan rekannya Biotech mengenai efektivitas vaksun virus corona yang mereka kembangkan mengguncang pasar tetapi tidak mengarah pada peningkatan aset berisiko di seluruh spektrum. Secara khusus, reaksi euro pada berita mengenai vaksin cenderung lamban.

Para investor sekilas membayangkan dunia yang bebas dari pandemi terburuk dari ratusan tahun terakhir namun segera menyadari bahwa akan memerlukan waktu lama untuk memvaksinasi seluruh populasi planet sehingga kemenangan terhadap virus masih belum terlalu dekat.

Hal ini memungkinkan pertahanan greenback akan pulih dan bergerak menjauh dari level rendah dua bulan.

Resistance kuat terdekat untuk USD berlokasi di 93,10 poin dan kemudian di 93,60 dan 93,95.

Kerendahan terbaru di area 92.10–92.15 harus berisi upaya penolakan.

Sementara itu, Euro sekali lagi menghadapi kenyataan pahit. COVID-19 secara negatif mempengaruhi Eropa. Vaksinasi dari populasi kemungkinan besar akan dimulai tidak lebih dari 2021. Triwulan keempat tahun ini dijanjikan akan menjadi yang terburuk bagi Euro, dan investor tampak bersiap untuk perkembangan tersebut.

Data yang dirilis kemarin menunjukkan bahwa indeks keyakinan bisnis ZEW Institute untuk perekonomian Zona euro turun menjadi 32,8 poin di bulan November dari 52,3 poin yang tercatat satu bulan sebelumnya.

Penurunan indikator berubah lebih tajam dibandingkan dengan yang diperkirakan para ahli, dan menunjukkan kekhawatiran mengenai gelombang resesi terbaru di wilayah.

"Satu hari sebelumnya, pasangan EUR/USD melihat dibawah support kuat dari 1,1780 namun dengan segera pulih dan mengakhiri satu hari di dekat 1,1814. Serangan pada support kuat menunjukkan bahwa pasangan tidak siap bergerak pada maksimum tahun ini di 1,2011. Untuk melakukan hal ini, maka pertama harus ditutup diatas 1,1915. Peluang penguatan lebih lanjut dari euro telah berkurang. Kami mengizinkan EUR melemah ke $1.1720,"ahli UOB mengatakan.

Menurut Danske Bank, Euro akan mengalami kesulitan dalam mencoba mengalahkan Dolar, bahkan jika Outlook ekonomi global meningkat dikarenakan perkembangan dari vaksin virus corona yang menjanjikan.

"Pasangan mata uang utama bereaksi sedang pada hasil yang menjanjikan dari uji vaksin COVID-19 yang dikembangkan oleh Pfizer dan BioNTech. Ini artinya bahwa tidak semuanya jelas bahwa Euro dapat menembus diatas $1.20 dengan berbagai pemulihan dalam optimisme global," ungkapnya.

Dalam beberapa bulan, aset beresiko telah naik dikarenakan QE yang berlanjut dan di dekat suku bunga nol.

"Pengenalan dari vaksin COVID-19 berarti kurangnya insentif (khususnya "free money") dan kurangnya kepercayaan diri bahwa dukungan bank sentral untuk aset beresiko akan cukup kuat. Sebelumnya, diduga bahwa dikarenakan kebuntuan politik yang akan datang di AS, Federal Reserve akan siap memberikan dukungan dan likuiditas yang tidak terbatas. Namun, kenaikan tajam dalam imbal hasil pada akhir jangka panjang kurva treasury dan dampak dari pengurangan stimulus ketika pembatasan virus corona dicabut, berarti stimulus tahun depan mungkin akan sangat berkurang. Ironisnya: kabar baik ternyata berdampak buruk bagi pasar, "ungkap Saxo Bank.

"Saya tidak melihat adanya peluang untuk pasar bear jangka panjang untuk dolar AS," ungkap Brad Bechtel, ahli strategi di Jefferies.

Amerika Serikat, seperti halnya UE, telah menghadapi pandemi COVID-19 baru namun tidak mungkin akan mengenakan karantina negara dan akan dibatasi pada langkah lokal. Optimisme mengenai prospek perkembangan pesat dari vaksin virus Corona yang efektif hanya akan meningkatkan keengganan otoritas AS untuk membatasi aktivitas perekonomian di negara tersebut.

"Jika situasi dalam perekonomian AS menjadi kembali cukup b aik, maka teori senyuman Dolar akan bekerja dan greenback akan menguat, " B. Bechtel meyakini hal tersebut.