Sentimen anti-risiko meningkat di pasar mata uang, yang menarik minat pada Dolar AS yang aman. Di sisi lain, kegelisahan umum yang terkait dengan jenis baru COVID-19 telah menekan permintaan akan aset berisiko, sementara dolar AS memperlambat penurunannya di semua pasangan Dolar utama. Selama sesi Asia hari ini, indeks Dolar hampir mencapai pertengahan angka ke-90, yang mencerminkan permintaan akan instrumen pelindung. Meskipun kita tidak sedang membicarakan tentang rally Dolar, mata uang AS terus menunjukkan karakternya, tidak berniat untuk melepaskan posisinya tanpa mempertahankan dirinya sendiri. Dalam kasus pasangan AUD/USD, situasinya diperparah oleh penurunan kecil di pasar komoditas: harga bijih besi China turun di tengah penurunan pemanfaatan kapasitas pabrik baja China. Latar belakang fundamental ini mengembalikan Dolar Australia pada level 0.76.
Lantai trading Australia ditutup hari ini karena negara tersebut merayakan Hari Australia. Oleh karena itu, dinamika pasangan AUD/USD saat ini juga harus dipertimbangkan melalui prisma faktor ini. Namun, Dolar Australia baru-baru ini mengikuti mata uang Amerika, sehingga akan menjadi kekuatan pendorong di belakang pasangan ini dalam jangka pendek. Besok, trader AUD/USD akan memusatkan perhatian pada pertumbuhan inflasi Australia. Dalam hal ini, Aussie bisa naik, meski secara keseluruhan mata uang AS mendominasi.
Sekarang, kembali ke Dolar AS dan melihat penyebab untuk pertumbuhannya yang diperbarui. Pertama, perlu dicatat bahwa pertumbuhan ini awalnya melengkung dan kedua, tidak impulsif. Indeks Dolar cukup mengikuti prinsip "satu langkah maju, dua langkah mundur". Semua ini menunjukkan bahwa mata uang AS masih rentan, dan posisi bulls Dolar cukup goyah. Kami menyaksikan pertumbuhan yang khas (dan satu lagi) dari risiko, mengingat situasi yang meningkat terkait jenis virus Corona Afrika Selatan.
Penyebab tumbuhnya sentimen anti-risiko adalah publikasi para ilmuwan dari Layanan Kesehatan Laboratorium Nasional Johannesburg, yang melakukan studi varian baru virus tersebut. Berdasarkan hasil penelitian ini, ternyata strain virus yang ditemukan di Afrika Selatan tersebut resisten terhadap antibodi dan menimbulkan risiko infeksi ulang. Ahli virologi mengujinya pada plasma darah pasien yang menderita COVID-19, dan menemukan bahwa itu resisten terhadap antibodi penetral yang terbentuk setelah penyakit sebelumnya. Kesimpulan kedua dan sangat tidak menyenangkan adalah bahwa vaksin yang dikembangkan mungkin tidak efektif melawan jenis ini.
Perwakilan dari perusahaan farmasi asal AS, Moderna, juga memperburuk situasi, mengatakan bahwa vaksin mereka menyebabkan "respon kekebalan yang lebih lemah" terhadap jenis yang disebutkan di atas. Pada gilirannya, raksasa farmasi lain (Pfizer dan BioNTech) sebelumnya telah menyatakan bahwa obat mereka efektif melawan jenis virus Inggris, tetapi masih belum diketahui dengan jenis baru di Afrika Selatan. Selain itu, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menakuti pasar dengan retorikanya kemarin. Menurutnya, saat ini ada risiko jenis baru dan vaksin yang dikembangkan untuk melawannya tidak akan berdaya.
Arus informasi ini memicu reaksi alami dari pelaku pasar mata uang: Dolar yang aman naik lagi, sementara aset berisiko menjadi tidak disukai. Pasangan AUD/USD tidak terkecuali di sini, menghasilkan serangan bulls Dolar.
Mempertimbangkan tren umum, penjualan dari posisi saat ini dapat dipertimbangkan dalam periode jangka pendek (hingga besok), dengan target utama di 0.7640 (garis Kijun-sen, bertepatan dengan garis bawah indikator Bollinger Bands pada grafik harian) . Namun, perlu dicatat bahwa Dolar Australia dapat mengubah vektor pergerakannya pada hari Rabu. Pertama, rilis data penting tentang pertumbuhan inflasi Australia akan dipublikasikan, dan kedua, hasil pertemuan Fed bulan Januari akan diumumkan. Kedua peristiwa tersebut penting untuk pasangan AUD/USD, jadi tidak disarankan untuk membuka posisi besar selama ini.
Berdasarkan perkiraan awal, indeks harga konsumen Australia pada kuartal ke-4 tahun lalu akan tumbuh menjadi 0,7% (per kuartal), setelah mencatat lonjakan hingga 1,6% pada kuartal ke-3. Secara tahunan, indikator tersebut harus tetap di level kuartal ketiga. Jika data ini dirilis di zona "hijau", Dolar Australia akan mendapat dukungan signifikan. Dalam hal ini, kebijakan moneter RBA kemungkinan tidak akan lebih longgar bahkan lebih cenderung ke nol, terutama jika kita mempertimbangkan prospek jangka menengah dalam beberapa bulan ke depan.
Namun, hasil pertemuan Fed bulan Januari mungkin tidak mendukung mata uang AS. Mengingat meningkatnya optimisme terkait dengan kemenangan Biden dalam pemilu, pasar mata uang mulai mendengar lebih banyak desas-desus bahwa Fed akan menghentikan program stimulus sebelum waktunya. Tetapi, kepala Fed membantah rumor ini belum lama ini, mengatakan bahwa masih terlalu dini untuk membicarakannya. Powell kemungkinan akan menyuarakan retorika serupa besok, memberikan tekanan pada Dolar AS.
Dengan demikian, kenaikan Dolar akan tetap di bawah tekanan dalam jangka pendek: Dolar AS akan menunjukkan karakter di tengah lonjakan sentimen anti-risiko. Namun, peristiwa besok dapat secara signifikan mengubah latar belakang fundamental untuk pasangan AUD/USD, terutama jika terjadi inflasi data dirilis di zona "hijau", dan hasil pertemuan Januari tidak mendukung Dolar AS. Dalam hal ini, posisi long tetap menjadi prioritas dalam jangka menengah dan panjang.
Untuk perkembangan tren naik, pembeli harus menembus level resistance 0.7730 – pada titik harga ini, garis Tenkan-sen bertepatan dengan garis rata-rata indikator Bollinger Bands pada grafik harian. Dalam hal ini, indikator Ichimoku akan membentuk sinyal bullish "parade of lines", yang mengkonfirmasikan kekuatan pergerakan ke atas. Target naik utama adalah level psikologis penting di 0.7800 – garis atas indikator Bollinger Bands pada jangka waktu yang sama.
