empty
 
 
17.03.2021 08:38 AM
Gambaran pasangan GBP/USD. 17 Maret. Uni Eropa gugat Inggris karena tidak mematuhi kesepakatan Brexit.

Timeframe 4 jam

This image is no longer relevant

Detail teknikal:

Channel regresi linear atas: arah - ke atas.

Channel regresi linear bawah: arah - ke bawah.

Moving average (20; smoothed) - sideways.

CCI: -41.0899

Sementara mata uang Eropa yang dipasangkan dengan dolar diperdagangkan di satu tempat, mata uang Inggris diperdagangkan jauh lebih aktif. Untuk pound/dolar, tren penurunan juga terjaga, karena harga berada di bawah garis moving average, tapi pada waktu yang sama, prospek lebih lanjut untuk pertumbuhan dolar masih sangat meragukan. Ini dibuktikan oleh dua faktor global yang sama: faktor paket stimulus baru untuk ekonomi AS, yang akan meningkatkan peredaran uang AS sebanyak $2 triliun lagi dan faktor "spekulatif". Jadi, meskipun pound sangat tinggi dan sangat overbought melawan mata uang AS, kita dapat mengatakan bahwa pada 2021 kita memiliki peluang yang lebih besar untuk melihat pasangan ini melanjutkan kenaikan daripada tren penurunan. Meskipun, dari sudut pandang teknikal, penurunan sebesar 500-600 poin akan sangat logis. Masalahnya adalah pasangan pound/dolar belum dapat menyesuaikan diri dengan normal bahkan terhadap pergerakan kenaikan terakhir yang berlangsung selama lima bulan, belum lagi seluruh tren kenaikan yang dimulai setahun lalu. Para pelaku pasar masih belum memperhatikan semua permasalahan Inggris, apapun sifat dan skalanya.

Sementara itu, Komisi Eropa akhirnya bertindak dan meluncurkan proses hukum terhadap Inggris terkait isu ketidakpatuhan dengan perjanjian Brexit dari sisi Inggris. Mengingat bahwa bahkan pada tahap proses negosiasi kesepakatan perdagangan antara London dan Brussels, konflik berulang kali muncul. Uni Eropa menuduh London tidak mematuhi perjanjian Brexit yang ditandatangani sebelumnya. Kemudian, mengenai aksi ilegal Boris Johnson yang ingin menerapkan undang-undang internal yang memungkinkannya mengubah poin-poin perjanjian Brexit dengan mempertimbangkan keamanan nasional dan pasar dalam negeri. Kemudian Johnson dihujani kritik dari seluruh dunia dan yang terpenting, dari rekan politik dan anggota parlemen, jadi kisah ini dengan cepat terangkat. Tapi pada praktiknya, London akan terus melanggar perjanjian sebelumnya dan pada waktu yang sama mengeluh bahwa Uni Eropa tidak mengizinkan perusahaan-perusahaan keuangannya memasuki pasar UE. "UE dan Inggris telah menyepakati sebuah protokol bersama-sama. Kami juga wajib menerapkannya bersama-sama," ujar Marcos Sefcovic, Wakil Presiden Komisi Eropa. Brussels telah mengirimkan sebuah surat pemberitahuan resmi ke London bahwa proses hukum telah dimulai, dan Maros Sefcovic mengirimkan surat pribadi kepada David Frost yang meminta solusi permasalahan sebelum akhir bulan ini. Mengingat bahwa inti dari klaim Uni Eropa adalah Boris Johnson secara sepihak kembali memperpanjang validitas pemeriksaan bea cukai istimewa di perbatasan antara Irlandia Utara dan Irlandia. Menurut Perdana Menteri Inggris tersebut, ini "murni sebuah solusi teknis dengan niat baik. Kami hanya mencoba mengatasi beberapa kesulitan teknis, tapi tentu saka kami ingin membahas masalah ini dengan kawan-kawan Eropa kami," ujar Boris Johnson. Namun, Uni Eropa tampaknya tidak mempertimbangkan situasi ini sebagai "masalah teknis kecil". Bukan tanpa alasan Brussels merasa yakin bahwa sekali London melanggar protokol "di bawah niat baik", mereka akan melakukannya lagi dan lagi. Oleh karena itu, sekarang masalah ini akan diselesaikan di pengadilan jika pimpinan UE dan Inggris tidak berhasil menyelesaikan masalah dengan perbincangan pribadi sebelum akhir bulan ini.

Pada waktu yang sama, semakin banyak pakar dan media memperhatikan kenyataan bahwa Inggris mulai merasakan "dampak" penuh dari konsekuensi Brexit. Boris Johnson masih bergeming mengenai angka spesifik, tapi statistik pertama tahun 2021 menunjukkan bahwa ekspor barang ke Uni Eropa turun hingga 40%. Alasannya bahkan tidak penting. Yaitu birokrasi dan yang lainnya. Intinya adalah dengan kemerdekaan yang diraih, menjadi semakin sulit bagi produsen Inggris menjual produk-produk mereka, meski dengan perjanjian perdagangan yang kontroversial. Masih ingatkah anda perselisihan paling alot antara London dan Brussels selama negosiasi kesepakatan ini? Pertanyaan mengenai 'ikan'. Johnson menuntut bahwa perairan Inggris seharusnya sepenuhnya dikuasai oleh nelayan Inggris. Tahukan anda industri pangan apa yang paling menderita akibat Brexit? Industri makanan laut. Ekspor ke negara-negara UE merosot hingga 83%. Dengan demikian, ternyata tidak cukup hanya dengan menguasai perairan, anda perlu pasar untuk menjual seluruh hasil tangkapan. Dilaporkan juga bahwa sebagian besar masalah di perbatasan baru antara Inggris dan UE hanya terletak di Inggris. Menurut laporan media-media Inggris, London belum berhasil membangun seluruh infrastruktur dan perlengkapan bea cukai dan perbatasan yang dibutuhkan, dan kenyataannya, eksportir Inggris lebih menderita akibat birokrasi dibandingkan dengan eksportir Eropa. Selain itu, sebagai contoh, tabloid Eropa The Guardian melaporkan bahwa Uni Eropa sesuai harapan melindungi kepentingan-kepentingannya, tapi pada waktu yang sama tidak mengganggu bisnis dan eksportirnya sendiri dengan masalah birokrasi, inilah yang belum dapat dibanggakan Inggris. Selain itu, cepat atau lambat, semua masa tenggang pemeriksaan di perbatasan Irlandia Utara akan berakhir, serta peraturan impor dan ekspor tambahan akan mulai berlaku, ini akan menyebabkan masalah yang jauh lebih besar untuk neraca perdagangan Inggris dengan negara-negara UE. Dengan demikian, hari demi hari, jumlah permasalahan di Inggris semakin tumbuh. Ini bukan lagi masalah sesaat yang mungkin atau tidak mungkin tumbuh. Ini bukanlah "pertanyaan Skotlandia" atau "masalah Irlandia" yang dapat menyebabkan hilangnya kekuasaan di wilayah Kerajaan atau konflik berdarah yang baru, yang akan memakan waktu bertahun-tahun. Ini adalah kerugian ekonomi besar yang akan berimbas negaif pada PDB, impor dan ekspor Inggris, yang semakin menghambat laju pemulihan dari pandemi dan krisis.

This image is no longer relevant

Volatilitas rata-rata pasangan GBP/USD saat ini 101 poin per hari. Untuk pasangan pound/dolar, nilai ini "rata-rata". Pada Rabu, 17 Maret, dengan demikian kami mengharapkan pergerakan di dalam channel yang dibatasi oleh level 1.3793 dan 1.3995. Reversal indikator Heiken Ashi ke bawah dapat mensinyalkan babak baru pergerakan menurun.

Level support terdekat:

S1 – 1.3885

S2 – 1.3855

S3 – 1.3824

Level resistance terdekat:

R1 – 1.3916

R2 – 1.3947

R3 – 1.3977

Rekomendasi trading:

Pasangan GBP/USD telah memulai babak baru kenaikan pada timeframe 4 jam. Dengan demikian, hari ini disarankan untuk membuka order beli dengan target di 1.3977 dan 1.3995 jika harga mencapai di atas garis moving average. Disarankan untuk mempertimbangkan order jual kembali dengan target di 1.3824 dan 1.3794 jika harga melambung dari moving average.

Dapatkan keuntungan dari perubahan nilai mata uang kripto dengan InstaForex.
Unduh MetaTrader 4 dan buka perdagangan pertama Anda.
  • Grand Choice
    Contest by
    InstaForex
    InstaForex always strives to help you
    fulfill your biggest dreams.
    GABUNG KONTES
  • Chancy Deposit
    Isi akun Anda sebesar $3000 dan dapatkan $9000 lebih banyak!
    Pada Mei kami mengundi $9000 dalam promo Chancy Deposit!
    Dapatkan kesempatan untuk menang dengan melakukan deposit sebesar $3000 pada akun trading Anda. Setelah memenuhi persyaratan ini, Anda telah menjadi partisipan promo.
    GABUNG KONTES
  • Trade Wise, Win Device
    Top up akun anda dengan dana minimal $500, daftar kontes, dan dapatkan peluang untuk memenangkan perangkat seluler.
    GABUNG KONTES
  • 100% Bonus
    Kesempatan langka untuk mendapatkan bonus 100% pada deposit anda
    DAPATKAN BONUS
  • 55% Bonus
    Ajukan bonus 55% pada setiap deposit anda
    DAPATKAN BONUS
  • 30% Bonus
    Raih bonus 30% setiap kali anda top up
    DAPATKAN BONUS

Artikel yang direkomendasikan

Tidak bisa bicara sekarang?
Tanyakan pertanyaan anda lewat chat.
Widget callback