Sejumlah peristiwa belakangan ini dengan jelas menunjukkan munculnya ketidakpastian di tengah faktor-faktor yang multi-arah dan kontradiktif. Hal ini sebenarnya mengimbangi satu sama lain dari penurunan, tetapi juga dari kenaikan indeks saham. Dari sisi pasar mata uang, posisi Dolar AS terlihat menguat.

Setelah pertemuan Fed bulan Maret, pasar keuangan, atau lebih tepatnya pasar saham dan pasar komoditas, berada dalam tahap konsolidasi di tengah gelombang volatilitas yang tinggi. Hal ini terutama disebabkan oleh pernyataan Ketua Fed, Powell, yang menyatakan bahwa regulator mengharapkan pertumbuhan inflasi yang tajam dalam beberapa bulan ke depan menyusul pemulihan ekonomi yang kuat di Amerika Serikat. Semua ini terjadi sehubungan dengan penjualan aktif di pasar utang pemerintah, dengan pertumbuhan imbal hasil obligasi pemerintah yang simultan.

Faktanya, dapat dikatakan bahwa ekspektasi pemulihan pertumbuhan ekonomi AS, yang didorong oleh langkah-langkah bantuan yang belum pernah terjadi sebelumnya, menjadi alasan inflasi meningkat. Sinyal pertama sudah muncul. Investor sangat menyadari bahwa Fed mulai memperkirakan kenaikan suku bunga tahun depan, meskipun pernyataannya tidak akan mengubah nilai moneter hingga tahun 2023. Di saat yang sama, sejarah telah berulang kali menunjukkan bahwa Bank Sentral akan selalu bertindak sesuai dengan mandatnya. Dalam hal ini, Fed, bahkan dengan keinginan yang sangat besar untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, akan terpaksa menurunkan volume pembelian obligasi pemerintah, dan kemudian menaikkan suku bunga dengan latar belakang kenaikan inflasi, dan terlebih lagi, jika hal tersebut bertahan di atas target kunci 2,0% atau lebih tinggi. Pada hari Selasa, CEO Federal Reserve Bank of Dallas, R. Kaplan, secara langsung menyatakan bahwa dia memperkirakan suku bunga akan naik pada tahun 2022.

Tidak ada keraguan bahwa berita tersebut berdampak negatif terhadap permintaan saham perusahaan, dan menahan pertumbuhan harga komoditas dan raw asset, yang naik karena dua alasan – ekspektasi pemulihan yang kuat dalam permintaan pada periode pasca pandemi dan besarnya likuiditas Dolar dimasukkan oleh Amerika Serikat ke dalam sistem keuangan.

Siapa yang akan mengambil keuntungan dari skenario seperti itu?

Dolar AS jelas akan didukung. Pidato J. Powell dan J. Yellen baru-baru ini pada dengar pendapat di Kongres hanya memperkuat kemungkinan ini. Kami percaya bahwa jika publikasi data indeks pengeluaran konsumsi pribadi inti AS, serta nilai-nilai belanja konsumen riil, menunjukkan pertumbuhan, hanya akan memperkuat pandangan pasar bahwa pertumbuhan inflasi yang tajam semakin dekat. Hal ini dapat memberikan tekanan pada indeks saham lagi, tetapi pada saat yang sama, mendukung Dolar AS.

Prakiraan hari ini:

Pasangan EUR/USD terus berada di bawah tekanan di tengah penguatan Dolar AS. Ini diperdagangkan di bawah level 1.1835. Jika statistik AS menunjukkan peningkatan ekspektasi untuk pertumbuhan inflasi, pasangan kemungkinan besar akan turun lebih jauh ke level 1.1750.

Pasangan GBP/USD diperdagangkan di atas level 1.3670. Pergerakan ke bawah kemungkinan besar akan terus berlanjut. Kami menganggap mungkin untuk menjualnya dalam gelombang data positif untuk Dolar AS, dengan kemungkinan penurunan ke 1.3560.