Harga dolar terus menguat, berkat pernyataan yang dikatakan oleh perwakilan Federal Reserve yang menjabat saat ini dan sebelumnya. Semua orang dengan suara bulat berbicara tentang potensi kenaikan suku bunga di AS tahun depan.
Sementara itu, statistik yang dirilis untuk kawasan Eropa membantu euro mempertahankan posisinya di pagi hari, namun data perdagangan ritel AS membalikkan situasi dan membawa permintaan kembali ke dolar.
Mantan pemimpin Fed New York, William Dudley dan mantan presiden Fed, Richmond Jeff Lucker kemarin mengatakan bahwa ada kemungkinan besar bahwa bank sentral akan menaikkan suku bunga pada bulan Juni mendatang, dan akan melakukannya secara teratur hingga mencapai 1,75%. Tetapi puncak sesaat diperkirakan sekitar 3% -4%, yang dapat mendorong ekonomi ke dalam resesi.
Untuk saat ini meskipun tingkat berada pada kisaran 0%-0,25%, dan selama pertemuan terakhir Federal Reserve mengatakan akan mempertahankan tingkat tersebut sampai pekerjaan mereka benar-benar selesai. Sayangnya, tekanan inflasi yang terus berlanjut membuat semua pihak mulai ragu, terutama kapan bank sentral akan mengambil tindakan tegas.
Baik Dudley dan Lucker telah menyarankan bahwa Fed mempercepat pemotongan pembelian obligasi sebagai tanggapan terhadap lonjakan inflasi. Bagaimanapun, awal bulan ini, Komite Pasar Terbuka Federal telah mengumumkan rencananya untuk mengurangi pembelian obligasi bulanan dengan kecepatan yang memungkinkannya untuk menyelesaikan seluruh programnya pada pertengahan 2022 nanti.
Ketika ditanya mengenai kandidat untuk jabatan Ketua Fed, mantan anggota Fed mengatakan mereka melihat sedikit perbedaan antara Jerome Powell dan Lael Brainard. Masa jabatan Powell berakhir pada Februari tahun depan, dan Biden harus memutuskan apakah akan mengangkatnya kembali untuk masa jabatan kedua atau mengangkat kandidat yang baru.
Dalam hal stimulus Fed, Presiden Fed St. Louis, James Bullard mengatakan komite harus mempercepat pengurangannya untuk menahan kenaikan inflasi AS yang sedang berlangsung. Dia mengatakan perlu ada pendekatan yang lebih agresif karena hanya dengan itu bank sentral akan mengendalikan inflasi dengan baik. Bullard juga mencatat bahwa jika perlu, komite dapat menaikkan suku bunga bahkan sebelum selesainya program pembelian obligasi.
Pernyataan ini menjadi dorongan bullish yang serius untuk dolar, terutama setelah data keluar bahwa CPI naik 6,2% y/y, tertinggi sejak 1990.
Penjualan ritel AS juga terlihat melonjak pada bulan Oktober, melanjutkan peningkatan yang terlihat dalam tiga bulan terakhir. Hal ini menunjukkan bahwa sektor rumah tangga terus membelanjakan tabungannya bahkan dengan inflasi tertinggi dalam beberapa dekade. Menurut data, penjualan naik 1,7%, setelah meningkat 0,8% pada September. Tidak termasuk gas dan mobil, penjualan naik 1,4%.
Tetapi meskipun total penjualan ritel jauh di atas tingkat pra-pandemi, tekanan inflasi yang serius dapat disesuaikan secara substansial pada akhir tahun ini. Departemen Perdagangan AS mengatakan bahwa harga telah naik pada laju tercepat dalam 30 tahun, terutama karena peningkatan biaya tenaga kerja dan biaya produksi yang tinggi kepada pelanggan. Keuntungan yang lebih signifikan dari perkiraan juga dapat dikaitkan dengan belanja sebelum liburan, yang secara bertahap mendapatkan momentum. Banyak masyarakat Amerika takut akan kekurangan hadiah untuk Tahun Baru dan Natal karena gangguan pasokan.
Laporan tersebut juga menunjukkan bahwa belanja konsumen tumbuh pada kuartal keempat, sedikit mengimbangi perlambatan yang terlihat pada kuartal terakhir karena adanya kekurangan, gangguan pasokan, kenaikan harga, dan kekhawatiran wabah COVID-19. Para ekonom sendiri memperkirakan pertumbuhan akan berlanjut dalam tiga bulan terakhir tahun ini di tengah membaiknya pasar tenaga kerja dan perawatan kesehatan.
Produksi industri juga meningkat karena produsen sudah mengatasi masalah kekurangan bahan. Data terbaru menunjukkan bahwa output industri terkemuka naik 1,2% pada Oktober, setelah jatuh 0,7% pada September. Total produksi industri, yang meliputi pertambangan dan utilitas, juga naik 1,6%.
Itu merupakan investasi bisnis baru dan permintaan konsumen yang kuat yang mendorong pesanan dari produsen. Namun, hal tersebut juga menyebabkan penipisan persediaan dan peningkatan bisnis yang belum selesai. Penggerak lainnya adalah lonjakan 11% dalam produksi mobil dan suku cadang karena jika tidak, produksi hanya akan naik sebesar 0,6%.
Bila kita berbicara tentang EUR/USD, bear telah mencapai titik 1,1280 dan tampaknya mereka berniat untuk memperbarui angka ke-12. Sejauh ini tidak ada yang mampu mendorong harga untuk naik, sehingga ada kemungkinan bahwa setelah penembusan 1,1280, pasangan tersebut akan turun ke 1,1260, 1,1220 atau bahkan 1,1190. Tetapi jika pembeli berhasil membawa harga ke 1,1330, pasangan ini akan naik ke 1,1360 dan 1,1390.
Pound Inggris (GBP)
Pound tetap di pasar sideways meskipun ada laporan yang baik tentang tingkat pengangguran dan klaim pengangguran. Alasan utamanya adalah negosiasi yang gagal atas Brexit, yang berakibat menyeret semua upaya pedagang bullish untuk membangun koreksi ke atas. Juga, kepala negosiator Brexit Uni Eropa memperingatkan bahwa setiap langkah oleh Inggris untuk menangguhkan protokol yang ada di Irlandia Utara akan membahayakan seluruh perjanjian perdagangan antara Brussels dan London.
Sebelumnya, Inggris berulang kali mengancam akan menerapkan Pasal 16, yang memungkinkan salah satu pihak untuk memberlakukan perlindungan jika terjadi "kesulitan ekonomi, sosial atau lingkungan." Negosiator dari pihak UE, Maros Sefcovic mengatakan langkah seperti itu akan mempertanyakan perjanjian perdagangan dan kerja sama UE-Inggris, yang dirancang dan telah ditandatangani dengan cermat pada 30 Desember 2020 lalu. Pertemuan UE dan Inggris berikutnya dijadwalkan pada hari Jumat nanti, tetapi beberapa negara anggota UE sudah mendorong peninjauan atas penghentian semua atau sebagian dari perjanjian perdagangan jika Inggris menerapkan Pasal 16.
