Dolar Australia tetap dalam tekanan. Notulen rapat terakhir Reserve Bank of Australia, yang diterbitkan minggu ini, hanya memperkuat suasana dovish. Trader AUD/USD sebenarnya mengabaikan pelemahan umum dolar AS: pasangan ini hanya mundur dari titik terendah 5 minggu (0.7251), yang dicapai selama sesi Amerika pada hari Kamis. Secara umum, pasangan ini terus bergerak mengikuti mata uang AS, karena dolar Australia tidak memiliki kekuatan sendiri untuk mengatur serangan skala besar. Level support 0.7200 masih membayangi (garis bawah indikator Bollinger Bands di chart harian), yang merupakan target bear AUD/USD dalam jangka menengah.
Mari kita kembali ke notulen RBA yang diterbitkan pada hari Selasa. Dokumen tersebut benar-benar "dovish", mencerminkan posisi regulator saat ini. Isi notulen tersebut menyatakan bahwa Bank Sentral bermaksud untuk tetap bersabar dengan tingkat suku bunga saat ini sampai syarat terkait pertumbuhan upah dan inflasi terpenuhi. Menurut skenario utama, ini akan terjadi minimal pada tahun 2024. Perlu diingat, belum lama ini ada asumsi hati-hati di pasar bahwa RBA masih akan mengubah prakiraan waktu kenaikan suku bunga di tengah meningkatnya inflasi. Menurut data terbaru, indeks harga konsumen secara keseluruhan pada kuartal ketiga sesuai dengan prakiraan awal sebagian besar ahli – baik dalam skala tahunan maupun kuartalan. Indikator ini meningkat menjadi 3,0% setahun, dan menjadi 0,8% per kuartal. Indeks inflasi inti (menggunakan metode mean and weighted median) juga menunjukkan dinamika positif, yang mencerminkan proses pemulihan.
Mengomentari angka-angka ini, Philip Lowe minggu ini menekankan bahwa inflasi saja "tidak cukup untuk menaikkan suku bunga." Pada saat yang sama, ia mengulangi kata-kata dari pernyataan terlampir RBA. Menurutnya, inflasi masih tetap rendah meskipun pertumbuhan saat ini sedang pulih, sementara tingkat pertumbuhan selanjutnya akan cukup lambat. Ia juga menyatakan bahwa pertumbuhan inflasi tidak berkelanjutan, dan sebagian besar disebabkan oleh faktor sementara. Meringkas kesimpulannya, kepala RBA tersebut mengatakan bahwa perhitungan dan prakiraan terbaru tidak mendukung gagasan pengetatan kebijakan moneter. "Menurut sata kenaikan suku bunga pertama dalam tiga tahun masih masuk akal - pada 2024," ujar Lowe.
Posisi suara Kepala RBA ini menggemakan notulen rapat November. Para anggota regulator menunjukkan bahwa Bank Sentral masih bertekad untuk mempertahankan kebijakan moneter yang sangat akomodatif. Menurut perwakilan Bank Sentral, faktor utama ketidakpastian terkait dengan gangguan berkelanjutan dalam rantai pasokan, serta dinamika upah. Selain itu, mereka juga membahas dinamika pertumbuhan upah pada rapat RBA bulan November, mengungkapkan "klaim terpisah" dalam hal ini. Sebagaimana tercatat dalam pernyataan terlampir, tingkat pertumbuhan upah menjadi perhatian khusus para anggota Bank Sentral: "Pasar tenaga kerja harus menghasilkan pertumbuhan upah pada tingkat yang jauh lebih tinggi daripada tingkat saat ini."
Dengan kata lain, kepala Reserve Bank of Australia sekali lagi mengesampingkan kemungkinan kenaikan suku bunga pada tahun depan. Menurutnya, regulator hanya akan merespon kenaikan inflasi yang sangat kuat dan tajam. Namun, kemungkinan penerapan skenario ini mendekati nol. Keyakinan ini sebagian disebabkan oleh penurunan harga energi di Australia berkat penggunaan energi angin dan matahari. Philip Lowe juga menunjukkan data yang lemah di pasar tenaga kerja. Ingat, tingkat pengangguran naik menjadi 5,2% pada bulan Oktober, dibanding prakiraan yang lebih optimis (4,8%). Indikator tersebut menunjukkan pertumbuhan setelah penurunan 10 bulan berturut-turut. Indikator peningkatan jumlah tenaga kerja juga mengecewakan. Dengan prakiraan pertumbuhan hingga 50 ribu, indikator ini runtuh ke area negatif, setelah turun 46 ribu. Pada bulan September dan Agustus, indikator ini juga rilis di zona negatif. Pada saat yang sama, perlu dicatat bahwa otoritas negara bagian terbesar di Australia secara signifikan melonggarkan pembatasan karantina pada awal Oktober.
Retorika "dovish" kepala RBA sangat kontras dengan tindakan The Fed, yang sudah mulai membatasi QE. Kita juga bisa membahas tidak adanya hubungan terkait dengan nasib suku bunga. Menurut banyak ahli dan beberapa perwakilan The Fed, regulator AS akan menaikkan suku bunga tahun depan setidaknya sekali. Dalam kasus RBA, skenario seperti itu dikecualikan, meskipun banyak analis mengakui kemungkinan bahwa Bank Sentral Australia akan mulai memperketat kebijakan moneter lebih awal dari tahun 2024, yaitu pada tahun 2023.
Jika ini terjadi, pasangan AUD/USD dapat melanjutkan tren menurun dalam jangka menengah di tengah penguatan mata uang AS. Hal lain sulit menentang dolar Australia terhadap mata uang AS. Menurut pendapat saya, batas atas koreksi ke atas adalah level 0.7320– ini adalah batas atas Kumo cloud di chart harian. Jika momentum naik mulai memudar di area harga ini, disarankan untuk mempertimbangkan opsi posisi short dengan target pertama di 0.7250 (titik terendah 5 minggu yang dicapai minggu ini) dan target utama 0.7200 (garis bawah harga Indikator Bollinger Bands pada timeframe D1).
