Bitcoin turun lebih dari 15% bulan ini di tengah penurunan yang lebih luas di sektor kripto. Penurunan telah mendorong token mendekati MA 55 yang sebenarnya bertahan setelah crash mendadak pada bulan Desember ini. Riset teknis menunjukkan bahwa penembusan yang menentukan di bawah rata-rata akan menghasilkan penurunan ke $40,00.

Pendiri dan mitra pengelola Fairlead Strategies, Katie Stockton, menyatakan bahwa Bitcoin menunjukkan sinyal beli jangka pendek baru, yang menunjukkan lompatan dua minggu. Namun, agak "tidak meyakinkan" karena untuk indikator lain, kondisi tampaknya tidak oversold.

Rosh Singh, CEO dan pendiri Quadency, percaya investor ritel mungkin telah terganggu oleh rally besar-besaran di beberapa koin alternatif.

"Hal itu memberi tekanan pada Bitcoin juga," jelas Singh. "Banyak orang di crypto cukup optimis tentang tahun depan dan berpikir kita harus melihat rally dengan cara yang telah berjalan," tambahnya.

Bitcoin terus rally adalah sesuatu yang sering kita dengar, sehingga pendukung kripto tetap tidak terpengaruh, menunjuk pada tren seperti peningkatan minat di sektor ini dari lembaga keuangan.

"Ada peningkatan signifikan dalam adopsi besar-besaran cryptocurrency dan blockchain tahun ini, berkat masuknya investasi institusional yang signifikan yang telah menghidupkan kembali kepercayaan di sektor ini," jelas analis Walid Kudmani. "Hal ini pada akhirnya dapat menyebabkan kenaikan harga yang signifikan dan peningkatan volatilitas karena investor ritel berusaha untuk mengejar ketinggalan."

Joe Di Pasquale, CEO BitBull Capital, setuju bahwa harga akan segera pulih dan 2022 kemungkinan akan menjadi tahun yang positif bagi Bitcoin. Dia berkata: "Kita dapat mengharapkan keringanan di tahun baru dan kemungkinan pemulihan. Jika kita melihat pasar bearish seperti 2018 - $ 100.000 pasti ada di grafik, tetapi kerangka waktu dapat bervariasi, terutama ketika perubahan dalam kebijakan dan aturan ekonomi makro mulai muncul tahun ini."