Omicron terus mencatat rekor, menyebara dengan pesat ke seluruh planet. Dengan latar belakang ini, investor mencari perlindungan dari emas. Nilai logam mulai ini pada hari Rabu naik tajam.

Kemarin, aset kuning ini melanjutkan pergerakan naiknya dan menguat selama dua sesi berturut-turut. Dibandingkan dengan pertumbuhanya sebesar 0,8%, emas melonjak 0,6% selama pertengahan minggu. Kenaikan ini senilai $40,50, dan harga akhirnya sebesar $1.825,10.

Kenaikan harga difasilitasi oleh penurunan indeks saham utama AS dan melemahnya dolar AS. Jadi, selama perdagangan, indikator NASDAQ Composite anjlok lebih dari 1%, dan dolar AS turun 0,4% terhadap pesaing utamanya.

Peningkatan kasus varian baru COVID-19 memberikan tekanan pada indikator. Di sisi lain, analis Lukman Otunuga mencatat bahwa statistik virus corona yang mengkhawatirkan mempercepat larinya investor ke tempat yang aman – ke pasar emas.

Di tengah peningkatan risiko virus corona, logam mulia kemarin menunjukkan dinamika mengesankan, tetapi perayaan itu tidak berlangsung lama.

Menyusul penutupan perdagangan, risalah pertemuan Fed tentang masalah kebijakan moneter pada bulan Desember diterbitkan. Komentar Hawkish oleh pejabat bank sentral AS menurunkan harga emas ke level terendah 2 minggu.

Pejabat Fed mencatat bahwa pemulihan ekonomi yang kuat dan inflasi yang tinggi di AS mungkin memerlukan kenaikan suku bunga lebih awal dan lebih cepat dari perkiraan.

Menurut data yang terbaru, regulator AS memperkirakan PDB riil meningkat sebesar 4% selama 12 bulan ke depan. Prakiraan inflasi PCE dinaikkan dari 2,2% menjadi 2,6% pada tahun 2022.

Pada saat yang sama, dot chart terbaru menunjukkan bahwa di tengah rekor inflasi, pejabat Fed berniat menaikkan suku bunga tiga perempat poin pada tahun ini.

Menurut analis Brien Lundin, petunjuk bahwa kenaikan suku bunga pertama akan terjadi lebih awal sebenarnya bukan bearish, melainkan bullish untuk emas.

Pakar tersebut menarik perhatian pada fakta bahwa logam mulia sering naik ketika suku bunga Fed meningkat. Oleh karena itu, kenaikan suku bunga awal pada Desember 2015 mengakhiri tren bearish panjang di pasar emas. Setelah itu, aset ini menunjukkan tren positif yang meyakinkan selama beberapa bulan.

Sekarang, investor menunggu Fed untuk mengomentari dampak Omicron terhadap perekonomian. Ini bisa terjadi paling cepat minggu depan, karena Jerome Powell akan berpidato di hadapan Komite Perbankan Senat AS dalam pertemuan terkait pencalonannya kembali sebagai kepala bank sentral.

Jika ketua Fed sangat memperhatikan strain baru virus corona, harga logam mulia akan melonjak. Jika tidak, kami menunggu penurunan harga lebih lanjut.

Namun, pergerakan emas dalam jangka pendek dapat dipengaruhi oleh statistik dari pasar tenaga kerja AS. Laporan ketenagakerjaan AS akan dipublikasikan besok. Menurut prakiraan ekonom, jumlah lapangan kerja baru di AS pada bulan Desember akan berjumlah 422 ribu. Ini hampir 2 kali lebih banyak dari pada bulan November. Jika ekspektasi terpenuhi, aset kuning ini kemungkinan besar akan terus turun.