Pasangan mata uang GBP/USD juga diperdagangkan dengan bias ke bawah pada hari Senin. Tidak seperti Euro/Dolar, bias ke bawah ini telah terjadi selama beberapa minggu. Dalam beberapa minggu terakhir, pasangan telah mencoba beberapa kali untuk memulai tren turun atau setidaknya koreksi, melampaui semua jenis garis tren atau saluran, tetapi pada saat yang sama, berhasil tumbuh 600 poin ke level 1,3740 karena salah satu faktor kenaikan suku bunga oleh Bank of England. Lebih tepatnya, bukan pada satu faktor, tetapi faktor ini adalah satu-satunya yang terlihat. Semua berita lain yang datang dari Inggris menunjukkan penurunan Pound Inggris yang akan segera terjadi. Sayangnya, Inggris kini kembali terjerumus ke dalam krisis politik, yang akan dibahas nanti. Ketika isu pergantian pemimpin menjadi agenda dalam negeri, kecil kemungkinan Pound bisa menjadi lebih mahal. Selain itu, Inggris juga tidak dapat membanggakan ekonomi makro yang kuat. Ya, indikator ekonomi makro tumbuh dan secara umum, tidak bisa disebut "lemah" atau "gagal". Namun, setiap hari semakin banyak ahli berbicara tentang kerugian signifikan akibat Brexit, dan sebagian besar warga Inggris menilai secara negatif perubahan yang telah terjadi selama setahun terakhir. Tentu saja, pemerintah Inggris tidak dapat sepenuhnya disalahkan atas "perceraian" yang gagal dengan Uni Eropa. Setidaknya karena pandemi virus Corona telah menjadi masalah bersama "perceraian" ini dan sekarang tidak jelas kerugian mana yang diakibatkan oleh Brexit dan mana yang diakibatkan oleh pandemi. Ini adalah penyamaran yang sangat sukses untuk Johnson dan para pengikutnya. Setiap kerugian, kegagalan, resesi dapat disebut sebagai akibat pandemi. Mereka mengatakan bahwa jika bukan karena pandemi, negara itu akan bangkit sejak lama setelah meninggalkan Uni Eropa. Namun, Anda tidak bisa menipu orang biasa. Jika mereka mulai hidup lebih buruk, ada kekurangan tenaga kerja di negara itu, kekurangan beberapa barang, maka mereka tidak akan puas dan mendukung pemerintah saat ini.
Boris Johnson membuat terlalu banyak kesalahan.
Sebanyak 62% warga Inggris meyakini bahwa Boris Johnson tidak akan bertahan sampai akhir tahun 2022. Angka ini paling mencerminkan sikap Inggris terhadap pemerintah saat ini. Para ahli bahkan telah memberi nama baru – "Boris the bubble" dengan analogi dengan "gelembung keuangan", yang selalu meledak pada akhirnya. Kami telah berulang kali membuat daftar sejumlah besar skandal dan "kisah" yang melibatkan Perdana Menteri Inggris. Namun, beberapa momen yang sangat menyedihkan terkait dengan ketidakmampuan mutlak pemerintah saat ini. Semua orang telah melupakan kegagalan otoritas Inggris dalam perang melawan "virus Corona" pada "gelombang" pertama. Semua orang telah melupakan pembubaran parlemen untuk mendorong Brexit "keras". Semua orang telah memaafkan Boris karena bersenang-senang sepanjang tahun 2020 dan 2021 di berbagai pesta sementara rakyat Inggris dilarang berkumpul dan pergi keluar. Semua orang tidak lagi mengingat skandal renovasi hunian di Downing Street, tempat uang muncul "secara tiba-tiba", atau liburan Johnson bersama keluarganya di pulau pribadi salah satu pengusaha besar Inggris. Namun, apa yang bisa Anda lakukan jika Johnson tidak mampu menyembunyikan namanya dari halaman depan tabloid setidaknya selama seminggu? Kisah Owen Paterson, yang melobi untuk kepentingannya melalui parlemen dan yang dibela Boris Johnson, membayangi dirinya sendiri. Kisah kegagalan pemilihan di North Shropshire, tempat Tories tidak pernah kalah selama 200 tahun. Kini, kegagalan Konservatif di North Shropshire sedang dibicarakan hampir sebagai pemberontakan melawan Johnson dan pemerintah saat ini. Pedesaan yang tenang menunjukkan rekor hasil pemilu, yang hasilnya mengejutkan. Selain itu, bukan Partai Buruh yang menang, tetapi Partai Sosial Demokrat, yang memiliki sebanyak 13 dari 650 kursi di parlemen. Semua ini sangat mirip dengan apa yang terjadi di Amerika Serikat pada pemilihan terakhir, yang menjadi rekor. Meskipun Donald Trump juga mencetak rekor jumlah suara, bukan berarti Joe Biden yang mencetak suara lebih banyak, tetapi mereka memilih "siapa pun selain Trump". Tampaknya, jika Michael Jordan atau Shakira menggantikan Biden, mereka akan memenangkan suara yang tidak sedikit. Konservatif dan Johnson kini harus melihat ke depan dengan waspada untuk pemilihan berikutnya, bahwa mereka mungkin akan mengalami kegagalan yang lebih besar daripada kemenangan mereka dua tahun yang lalu.
Volatilitas rata-rata pasangan GBP/USD saat ini adalah 72 poin per hari. Untuk pasangan Pound/Dolar, nilai ini adalah "rata-rata". Pada hari Selasa, 18 Januari, kami memperkirakan pergerakan di dalam saluran, dibatasi oleh level 1,3572 dan 1,3716. Reversal ke atas pada indikator Heiken Ashi menandakan kemungkinan dimulainya kembali tren naik.
Level support terdekat:
S1 – 1,3611
S2 – 1,3550
S3 – 1,3489
Level resistance terdekat:
R1 – 1,3672
R2 – 1,3733
R3 – 1,3794
Rekomendasi trading:
Pasangan GBP/USD mulai menyesuaikan dalam TF 4 jam. Jadi, saat ini disarankan untuk mempertimbangkan posisi long baru dengan target 1,3716 dan 1,3733 jika harga melambung dari garis MA. Direkomendasikan untuk mempertimbangkan posisi short jika pasangan tetap di bawah MA dengan target 1,3572 dan 1,3550, dan tetap buka sampai indikator Heiken Ashi berubah ke atas.
Penjelasan untuk ilustrasi:
Saluran regresi linier - membantu dalam menentukan tren saat ini. Jika keduanya bergerak ke arah yang sama, maka trennya kuat sekarang.
Garis MA (settings 20.0, smoothed) - menentukan tren jangka pendek dan arah trading sekarang.
Level Murray - level target untuk pergerakan dan koreksi.
Level volatilitas (garis merah) - kemungkinan saluran harga tempat pasangan akan menghabiskan hari berikutnya, berdasarkan indikator volatilitas saat ini.
Indikator CCI - entri ke area oversold (di bawah -250) atau ke area overbought (di atas +250) berarti reversal tren ke arah yang berlawanan tengah mendekat.
