Pada hari Selasa, pasangan mata uang GBP/USD juga menembus garis moving average. Tentu saja, laporan pengangguran dan upah tidak dapat dianggap penting, dan statistik Inggris tidak dapat dianggap lebih penting daripada statistik Amerika. Dengan kata lain, pasar jauh lebih mungkin dan lebih bersemangat mengeksekusi data Amerika, bukan Inggris. Jadi, fakta diabaikannya laporan Inggris kemarin tidak mengejutkan kita. Dari sudut pandang teknikal, jatuhnya pound Inggris juga terus terjadi selama dua minggu. Ingat (dan ini terlihat pada ilustrasi di atas) bahwa pasangan pound/dolar menunjukkan pertumbuhan yang mengesankan selama sebulan terakhir, di mana pasangan ini berhasil naik sekitar 600 poin atau lebih. Jika kita mempertimbangkan alasan mendasar atas pergerakan tersebut, maka hanya kenaikan suku bunga utama oleh Bank of England yang terlintas dalam pikiran. Namun, cukup sulit untuk membayangkan bahwa pasar terus membeli pound selama sebulan penuh berdasarkan satu pengetatan kebijakan moneter. Dengan demikian, kami lebih cenderung percaya bahwa pasangan ini telah menyesuaikan diri. Jika Anda melihat time frame 24 jam, terlihat jelas bagaimana pasangan ini diperdagangkan sepanjang tahun 2021. Turun sebanyak 600 poin dan naik sebanyak 450-500 poin. Koreksi dalam dengan tetap mempertahankan tren menurun, yang merupakan koreksi terhadap tren 2020. Oleh karena itu, dua bulan lalu kami mengatakan bahwa kami memperkirakan pertumbuhan sebesar 400-500 poin, setelah itu, jika tidak ada latar belakang fundamental yang kuat untuk mata uang Inggris, penurunan pasangan ini dapat berlanjut. Latar belakang fundamental baru yang kuat belum muncul, jadi sekarang pound mungkin turun setidaknya 100-150 poin untuk membentuk koreksi terhadap tren naik lokal. Apa yang terjadi selanjutnya akan sangat bergantung pada hasil pertemuan Bank of England dan The Fed pada akhir Januari. Jika BA tiba-tiba kembali menaikkan suku bunga atau meninggalkan program stimulus kuantitatif, pound mungkin mendapatkan kembali semangatnya dan merasakan gelombang kekuatan.
Topik utama di Inggris tetap Omicron dan Boris Johnson.
Sayangnya, di Inggris, semua data ekonomi makro sekarang bergerak menjauh bahkan bukan ke rencana kedua, tetapi ketiga. Selama dua bulan terakhir, pasar terus memantau perkembangan situasi terkait Omicron. Selama periode ini, Inggris mencatat beberapa anti-rekor pada tingkat penyebaran strain dan jumlah penyakit, tetapi tidak memperkenalkan karantina, yang akibatnya, Johnson dikritik keras di kamp Buruh, tetapi disambut di kamp Konservatif. Namun, itu masih tidak membantu mempertahankan David Frost, kepala negosiator Brexit, di posisinya, yang baru saja meninggalkan jabatannya akibat ketidaksepakatan dengan pemerintah saat ini terkait masalah karantina dan pandemi. Alasan yang agak formal, karena sebenarnya, Johnson melakukan persis seperti yang diinginkan Frost. Tapi Frost tetap pergi. Pandemi juga telah memudar karena sekarang 100-150 ribu infeksi baru per hari tidak mengkhawatirkan, dan fakta bahwa militer membantu dokter di rumah sakit Inggris telah menjadi sesuatu yang diterima begitu saja. Pada musim gugur, misalnya, militer Inggris mengirimkan bensin ke pom bensin, karena pihak berwenang gagal menyelesaikan masalah terkait imigran tenaga kerja. Nah, topik utamanya tetap kemungkinan pengunduran diri Boris Johnson pada 2022. Salah satu penyebabnya mungkin pesta pada malam pemakaman Duke Philip, yang diatur Johnson di kediamannya. Dia telah meminta maaf secara resmi kepada Ratu Elizabeth II, namun, kami ingat bahwa ini bukan pertama kalinya Johnson berperilaku sangat tidak sopan terhadapnya. Pada awal masa pemerintahannya, ia memblokir pekerjaan Parlemen, membiarkannya berada dalam liburan paksa. Dan keputusan terkait disetujui oleh Elizabeth II, karena mengikuti permintaan Perdana Menteri merupakan tradisi Inggris. Akibatnya, melalui pengadilan, pihak oposisi mencapai pembatalan keputusan ini, yang menempatkan Ratu sendiri dalam posisi yang sangat tidak nyaman. Secara umum, sekarang hanya ada pembicaraan bahwa Perdana Menteri dapat meninggalkan jabatannya lebih cepat dari jadwal. Dan data pada tren "bearish" ini dapat menyebabkan pound jatuh lebih cepat.
Volatilitas rata-rata pasangan GBP/USD saat ini sebesar 75 poin per hari. Bagi pasangan pound/dolar, ini adalah nilai "rata-rata". Jadi, pada Rabu, 19 Januari, kami perkirakan terbentuk pergerakan di dalam channel, yang dibatasi oleh level 1.3510 dan 1.3660. Reversal indikator Heiken Ashi ke atas menandakan tahapan koreksi ke atas.
Level support terdekat:
S1 – 1.3550
S2 – 1.3489
S3 – 1.3428
Level resistance terdekat:
R1 – 1.3611
R2 – 1.3672
R3 – 1.3733
Rekomendasi trading:
Pasangan GBP/USD memulai gerakan turun baru pada time frame 4 jam. Jadi, pada saat ini, disarankan untuk tetap dalam posisi short dengan target di 1.3550 dan 1.3510 hingga indikator Heiken Ashi mengarah ke atas. Disarankan untuk mempertimbangkan posisi long jika pasangan ini naik ke atas moving average dengan target di 1.3672 dan 1.3733, dan pertahankannya tetap terbuka hingga indikator Heiken Ashi mengarah ke bawah.
Penjelasan ilustrasi:
Channel regresi linear - membantu menentukan tren saat ini. Jika keduanya mengarah ke arah yang sama, maka tren saat ini kuat.
Garis moving average (pengaturan 20.0, diperhalus) - menentukan tren jangka pendek dan arah trading yang sebaiknya dilakukan.
Level Murray - level target pergerakan dan koreksi.
Level volatilitas (garis merah) - kemungkinan channel harga di mana pasangan ini akan menetap pada hari berikutnya, berdasarkan indikator volatilitas.
Indikator CCI - masuknya indikator ini ke area oversold (di bawah -250) atau ke area overbought (ke atas +250) berarti reversal tren ke arah sebaliknya hampir akan terjadi.
