Perkiraan tersebut menunjukkan skenario yang sangat bullish untuk Dolar AS dan sejumlah mata uang defensif. Dimulainya pemotongan neraca Fed kini diperkirakan pada bulan September, yang juga mendukung bullish.

Sementara itu, pertumbuhan minyak Brent berjangka Maret menjadi 89 Dolar per barel berkontribusi pada naiknya permintaan risiko, meskipun sifatnya masih belum jelas. Secara formal, hal ini terkait dengan ledakan pada pipa minyak dari Irak ke Turki, serta dengan tingkat pemulihan produksi yang rendah dari OPEC+. Bahkan, ancaman pengurangan aliran likuiditas tidak mengurangi hal tersebut.

Dolar AS tidak mungkin bergerak tajam sebelum pertemuan Fed. Trading dalam kisaran lebih mungkin terjadi.

USD/CAD

Namun demikian, target 2% telah terlampaui secara signifikan, +4,8% diperkirakan di bulan Desember. Ekspektasi inflasi tumbuh pesat.

Alasan lain yang mungkin memaksa Bank of Canada untuk segera mulai menaikkan suku bunga adalah ketegangan yang kuat di pasar perumahan. Dalam sebuah studi baru-baru ini, Bank of Canada menemukan bahwa era tingkat hipotek minimum telah menyebabkan peningkatan tajam dalam harga perumahan, yang mengurangi keterjangkauannya.

Dari laporan CFTC, posisi short Dolar Kanada terus menurun, meski perlahan. Turun sebesar 281 juta menjadi -587 juta selama seminggu. Akumulasi keuntungan masih menguntungkan Dolar AS, tetapi dinamika untuk Kanada jelas positif, tidak hanya oleh harga minyak yang tinggi tetapi juga oleh dinamika profitabilitas. GKO 10 tahun Kanada mencapai 1,9%. Imbal hasil Treasury AS sedikit tertinggal bahkan di tengah retorika yang lebih keras dari anggota Fed dan ekspektasi pasar umum pada dinamika suku bunga. Harga settlement mengarah ke bawah.

Pasangan USD/CAD menembus level support 1,2550/70 dan membentuk dasar lokal baru di 1,2454, yang persis sesuai dengan batas bawah saluran. Secara teknikal, pullback ke atas sangat mungkin terjadi, namun berdasarkan kombinasi faktor fundamental masih dapat diasumsikan akan ada upaya break down dengan target 1,2280.

USD/JPY

Bank of Japan menyelesaikan pertemuan dua hari pada 18 Januari, dan diharapkan semua parameter kebijakan moneter tidak berubah. Perkiraan CPI median yang mendasari untuk sebagian besar anggota dewan kebijakan telah sedikit direvisi ke atas menjadi +1,1% di tahun fiskal 2022 dan 2023. Angka-angka ini berarti bahwa tujuan stabilitas harga 2% tetap tidak dapat dicapai, dan tidak termasuk jalan keluar dari QQE.

Tampaknya, Bank of Japan tidak percaya pada inflasi saat ini dan menganggapnya sebagai derivatif dari harga minyak dan energi lainnya, dan bahkan mencapai target 2% cenderung dianggap sebagai lonjakan sementara. Faktanya, BoJ akan menjadi yang terakhir untuk melanjutkan QE bahkan ketika seluruh dunia menolak stimulasi tersebut. Ini berarti tekanan berkelanjutan dan fundamental pada Yen, terutama jika ketakutan tentang COVID-19 mulai memudar.

Posisi net short pada Yen naik sebesar 2,789 miliar selama minggu pelaporan, yang merupakan redistribusi yang sangat kuat yang mendukung pelemahan Yen lebih lanjut. Keuntungan bearish mencapai -9,489 miliar. Rupanya, ekspektasi keluar dari pandemi COVID-19 lebih besar daripada semua faktor lainnya. USD/JPY tetap dalam tren naik yang stabil.

Yen Jepang telah terkoreksi selama seminggu terakhir, tetapi pullback ke bawah tidak mengubah suasana umum. Dapat diasumsikan bahwa pertumbuhan dapat dilanjutkan kapan saja. Targetnya masih di 118,60.