Inflasi di Amerika Serikat telah menurun, namun tidak membantu Pound. Tingkat pertumbuhan harga konsumen diperkirakan akan menurun dari 8,5% menjadi 8,2%, menjadi alasan revisi kenaikan suku bunga Federal Reserve, ke arah pertumbuhan yang melemah. Namun, justru ekspektasi kenaikan suku bunga yang kuat di Amerika Serikat yang merupakan kekuatan pendorong utama di balik pertumbuhan Dolar. Perlambatan inflasi dapat menyebabkan revisi ekspektasi ini, yang seharusnya menyebabkan penurunan mata uang AS yang nyata. Namun, inflasi menurun hingga hanya 8,3%. Terlalu dini untuk mengatakan bahwa Fed akan mempertimbangkan kembali laju pengetatan moneter saat ini. Akibatnya, Pound benar-benar jatuh. Tetapi, bukan hanya karena inflasi, tetapi juga karena penyebab internal semata. Situasi perekonomian Inggris menyebabkan semakin banyak kekhawatiran. Saat ini, ada perundingan aktif di Inggris tentang risiko kebangkrutan massal yang sangat tinggi pada warga negara biasa, karena kenaikan tajam dalam tagihan listrik. Berdasarkan estimasi terbaru, yang dirilis kemarin, hingga akhir tahun ini sekitar 1,5 juta rakyat Inggris dapat berada di bawah garis kemiskinan. Perkiraan itu sama sekali tidak berkontribusi pada pertumbuhan optimisme mengenai prospek ekonomi Inggris. Begitu juga dengan Pound.

Inflasi (Amerika Serikat):

Situasi Pound semakin diperparah akibat data PDB untuk kuartal pertama, yang tingkat pertumbuhannya, meskipun meningkat dari 6,6% menjadi 8,7%, masih mengecewakan investor. Pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan meningkat hingga 9,0%. Sementara itu, pertumbuhan ekonomi akan menurun tajam pada kuartal kedua. Karena sekarang tumbuh lebih lemah dari perkiraan, hasil kuartal kedua dapat benar-benar menakutkan.

Perubahan PDB (Inggris):

Namun demikian, kita tidak boleh mengabaikan fakta sederhana seperti Pound yang jelas-jelas oversold. Penurunan keseluruhan cukup mengesankan, dan pasar jelas perlu memperbaiki ketidakseimbangan yang dihasilkan. Penyebabnya mungkin karena data pengajuan untuk klaim pengangguran di Amerika Serikat, yang seharusnya menunjukkan kenaikan, meskipun tidak signifikan. Dengan demikian, jumlah pengajuan awal akan naik 5.000.

Jumlah pengajuan ulang untuk tunjangan pengangguran (Amerika Serikat):

Data harga produsen, yang tingkat pertumbuhannya dapat menurun dari 11,2% menjadi 11,0%, tidak akan mempengaruhi situasi dengan cara apa pun. Faktanya, mereka akan mengulangi data inflasi kemarin, yang telah diperhitungkan pasar.

Indeks Harga Produsen (Amerika Serikat):

Pasangan mata uang GBPUSD, setelah stagnasi singkat, melanjutkan pergerakan turun. Hal ini menyebabkan breakdown pada level support 1,2250 sebagai akibat dari perpanjangan tren penurunan jangka menengah.

Instrumen teknikal RSI H4 bergerak di area bawah pada indikator 30/50. Pergerakan ini menunjukkan minat yang tinggi pada posisi short. RSI D1 bergerak di zona oversold, yang sesuai dengan pergerakan inersia.

Garis MA bergerak pada indikator Alligator H4 memiliki arah ke bawah, meskipun ada tahap stagnasi. Tidak ada keterikatan antara garis MA.

Ekspektasi dan prospek:

Menjaga harga di bawah level 1,2250 di masa mendatang akan membawa harga ke titik support utama dalam bentuk level psikologis 1,2000. Sementara itu, status oversold yang muncul dalam jangka pendek memungkinkan pullback lokal di pasar.

Analisis indikator kompleks memiliki sinyal variabel dalam jangka pendek dan periode intraday karena flat. Indikator dalam jangka menengah memberikan sinyal jual karena tren menurun.