Penurunan yen Jepang melawan dolar AS selama dua bulan tampaknya telah berakhir. Mata uang safe haven itu kini menikmati dukungan dari meningkatnya kekhawatiran resesi.

Kemarin, JPY menguat terhadap USD setelah jatuh ke titik terendah 20 tahun di 131,35 pekan lalu.

Pada hari Kamis, yen naik 1,3% ke 128,34 per dolar, menandai pertumbuhan tertingginya tahun ini.

Begitu juga dengan JPY yang naik 2,5% terhadap euro, menunjukkan performa terbaik sejak 2016.

Yen stabil meski dolar naik tajam. Pada hari Kamis, greenback melaju terhadap lawan-lawan utamanya.

Sementara itu, EUR turun ke 1,038 terhadap USD, hampir mendekati level terendah yang belum pernah terlihat sejak 2017.

Di tengah euro yang lebih lemah, indeks dolar AS berada di 104,75, tidak jauh dari level tertinggi 20 tahunnya.

Permintaan untuk USD sebagai aset safe-haven meningkat tajam. Pada malam hari, MSCI merosot ke level terendah November 2020.

Investor kini menjual sebagian besar saham karena khawatir pertumbuhan ekonomi global melambat. Risiko resesi meningkat karena lockdown Covid-19 di China.

Pembatasan aktivitas yang ketat telah melukai ekonomi China. Jika lockdown berlanjut, itu dapat menyebabkan masalah rantai pasokan global yang serius.

Pasar juga prihatin mengenai pertumbuhan ekonomi di AS di tengah konflik yang berkelanjutan di Eropa Timur dan sikap Federal Reserve yang agresif.

Karena penurunan saham AS pada hari Kamis, tekanan pada imbal hasil obligasi 10 tahun AS meningkat. Imbal hasil turun ke 2,8822%, setelah turun di tiap sesi perdagangan pekan ini.

Tahun ini, rally obligasi AS menjadi penggerak utama di balik tumbangnya imbal hasil obligasi pemerintah Jepang, dan sebagai hasilnya, yen yang lebih lemah.

Sejak awal tahun ini, yen tenggelam terhadap dolar hingga 10% karena sikap dovish Bank of Japan dan suku bunga negatif.

Kenaikan harga komoditas memberikan tekanan tambahan pada yen. Karena Jepang bergantung pada impor komoditas, kenaikan harga melukai ekonominya.

Pekan lalu, JPY diperkirakan akan turun ke 135 terhadap dolar. Sebagian besar pakar sekarang mengubah pandangan mereka. Rally USD/JPY dapat segera berakhir di tengah koreksi di pasar saham AS.

Penurunan terbaru saham AS menghapus faktor utama untuk dolar yang lebih kuat, yaitu pertumbuhan imbal hasil obligasi. Ini dalam gilirannya mendorong permintaan untuk yen.

Dalam jangka pendek, USD/JPY kemungkinan akan diperdagangkan dalam kisaran antara 128 dan 133 sebelum kenaikan tren bebas risiko membantu yen melambung kembali ke 125 per dolar.