Mata uang komoditas naik dengan tajam di awal minggu. Dolar Australia dan Selandia Baru di dukung oleh kenaikan selera risiko.

Dalam mengantisipasi akhir dari lockdown di pusat keuangan terbesar China, Shanghai, permintaan saham naik.

Pembatasan karantina telah berlaku di kota sebanyak 25 juta penduduk sejak akhir Maret lalu. Sebagian besar pembatasan tersebut akan dicabut pada 1 Juni.

Pada saat yang sama, optimisme mengenai pertumbuhan ekonomi global mendorong kenaikan dalam risiko tinggi mata uang komoditas. Sebagai contoh, dolar Australia dan Selandia Baru naik ke level tertinggi dalam seminggu.

Aussie naik 0,7% pagi ini menjadi 70,92 sen.

Sementara itu, Dolar Selandia Baru naik 1,1% ke level tertinggi sejak 5 Mei pada 64,62 sen.

Dolar Australia dan Selandia Baru berhasil mengembalikan beberapa kerugian yang di alami triwulan ini. Kedua mata uang memiliki kinerja terburuk diantara Group of Ten sejak April.

Aussie dan Kiwi telah berada dibawah tekanan dari dolar AS yang kuat selama beberapa minggu sebelumnya. Ditengah kenaikan suku bunga agresif di AS, indeks greenback naik ke ketinggian terbaru di 20 tahun dari 105,010 bulan ini.

Namun, di awal minggu kerja baru, mata uang AS trading di 2% dibawah level rekor di tengah kembalinya aset selera risiko. Pada Senin Pagi, suku bunganya turun 0,1% dari penutupan hari Jumat menjadi 102,790 poin.

Di akhir minggu lalu, dolar AS menunjukkan penurunan pertama dalam 7 minggu. Kelemahan greenback memungkinkan Aussie membuat kenaikan mingguan pertamanya sejak akhir Maret.

Sejak awal minggu, Aussie telah menerima sedikit dorongan dari kemenangan Partai Buruh tengah kiri dalam pemilihan federal Australia di hari Sabtu.

Berita baik untuk mata uang Australia adalah bahwa ini adalah perubahan pemerintahan pertama dalam hampir 10 tahun. Berita buruknya adalah pemerintahan baru ini tidak mungkin akan mengubah fase kenaikan suku bunga di Australia.

Sebuah komentar baru dari Asisten Gubernur Reserve Bank of Australia (RBA) Christopher Kent menambahkan pesimisme mengenai kebijakan moneter.

Pada Senin pagi, para pejabat mengisyaratkan penurunan bertahap dalam neraca saldo Australia Central Bank untuk hal ini dan di tahun mendatang:

– Rencana pengurangan aset tahun ini hanya meminta penembusan obligasi seninlai $4 miliar, dan kita memperkirakan angka ini akan naik menjadi $13 miliar di 2023.

Dana melimpah ini menunjukkan bahwa target suku bunga akan tetap rendah selama beberapa tahun.

Untuk kebijakan moneter Reserve Bank of New Zealand, suku bunga dasar mungkin akan naik di awal minggu ini.

Pasar saat ini memperkirakan RBNZ akan meningkatkan suku bunga pada Rabu senilai 50 bps menjadi 20%. Skenario hawkish regulator menambahkan momentum pada pasangan NZD/USD, yang saat ini berada di level puncak 3 minggu.

Berkat kembalinya sentimen risiko pada pasar saham pasangan AUD/USD juga menunjukkan pergerakan besar. Hal ini menguat diatas rata-rata pergerkaan 21 hari pagi ini.

Bulls perlu menutup diatas level ini untuk melanjutkan tren naik pada pasangan AUD/USD karena level ini bertepatan dengan garis resistance dari tren penurunan.

Jika dolar Aussie terus berada dalam permintaan dalam waktu dekat, mungkin akan mengakibatkan pengujian level tinggi dari 0,7135 dari 6 Mei.

Jika AUD/USD tidak berhasil mempertahankan diatas rata-rata pergerakan 21 hari di akhir hari, bears akan kembali ke pasar dan menarik Aussie kembali ke level rendah hari Jumat dari 0,7002.