Tindakan harga Bitcoin pada bulan Juni 2022 adalah salah satu kinerja harga bulanan terburuk dalam sejarah koin. Namun, aset digital telah stabil selama dua minggu terakhir. Investor akhirnya menerima aturan main yang baru dan telah beradaptasi dengan pasar saat ini dan situasi ekonomi makro. Hal ini ditunjukkan oleh dinamika kenaikan sejumlah koin serta volume trading harian sebesar $30 miliar. Rupanya, Bitcoin telah mencapai titik terendah dalam hal fundamental dan teknikal. Apakah ini berarti bahwa konsolidasi dan tren naik yang muncul ada di depan?

Penurunan Bitcoin menjadi $17.7k disebabkan oleh sejumlah besar faktor. Kebijakan moneter yang agresif merugikan investor, dan inflasi terus meningkat. Selama ini, Bitcoin mencapai posisi terendah lokal. Ketika rate inflasi mencapai 8,6% bertentangan dengan klaim Fed, kepanikan melanda pasar. Hal itu dipicu baik oleh situasi saat ini dan langkah lebih lanjut bank sentral AS untuk memerangi inflasi. Ditambah dengan masalah penambang yang berasal dari krisis energi global, semua ini memicu tren bearish umum di pasar crypto.

Akibatnya, BTC menembus MA 200 minggu, Indeks Fear and Greed crypto menurun hingga 6, dan penambang dan investor jangka panjang menutup posisi Bitcoin mereka. Terlepas dari penurunan yang mengesankan, yang telah menjadi yang terbesar dalam sejarah pasar crypto menurut para analis terkemuka, orang tidak dapat memastikan bahwa tren turun telah berakhir. Investor beradaptasi dengan realita baru dan merevisi pendekatan investasi mereka, yang secara langsung mempengaruhi harga. Namun, penting untuk dipahami bahwa faktor fundamental negatif yang memicu pertumbuhan inflasi tetap ada. Artinya, Bitcoin masih berisiko memperpanjang kerugian.

Pada tanggal 5 Juli, Bitcoin telah rebound di atas $20.000 berkat momentum kenaikan lokal. Hal ini dapat dikaitkan dengan pergerakan indeks SPX yang serupa. Ketergantungan Bitcoin pada pasar saham tetap kuat, yang juga menunjukkan kemungkinan penurunan lebih lanjut. Para analis Bloomberg meyakini bahwa meskipun kapitalisasi pasar saham menurun $34 triliun, tren turun akan terus berlanjut.

Ada kemungkinan bahwa cryptocurrency akan dapat menghancurkan korelasi dengan indeks saham karena volume koin bebas yang beredar tengah berkurang. Dalam hal ini, aset tersebut akan diminati sebagai savings asset. Indikator penting yang akan mengkonfirmasi transformasi ini adalah korelasi dengan emas. Pada tanggal 5 Juli, emas bergerak sideways tanpa sinyal naik. Hal ini menunjukkan kurangnya minat terhadap logam mulia, yang berarti bahwa fokus investor adalah pada aset lainnya.

Meskipun tanda-tanda lebih banyak pada posisi terakumulasi dalam cryptocurrency, korelasinya dengan indeks saham tetap ada. Jeda saat ini di pasar crypto dan konsolidasi lokal terkait dengan periode yang sama di pasar saham. Hal ini menunjukkan bahwa investor lebih memilih SPX daripada Bitcoin atau aset digital lainnya sambil menilai potensi pasar. Mengingat pernyataan pejabat Fed tentang niat mereka untuk melanjutkan kebijakan moneter agresif saat ini dan proses penarikan likuiditas yang sedang berlangsung, tidak ada alasan untuk meyakini bahwa korelasi antara BTC dan indeks saham akan hilang.

Hal ini menunjukkan bahwa jika terjadi peristiwa pasar besar yang dapat mempengaruhi pasar saham, kita harus siap untuk penurunan berikutnya di pasar cryptocurrency. Kepala Fed Jerome Powell menyatakan dalam sebuah pernyataan bahwa rate inflasi saat ini dapat bertahan setidaknya untuk beberapa bulan lagi. Karena itu, ada dua kemungkinan skenario dinamika aset pada Juli-Agustus 2022. Yang pertama menyiratkan pergerakan sideways dengan upaya untuk secara lokal menembus zona support/resistance baru. Skenario kedua menunjukkan tahap kerugian lain yang disebabkan oleh memburuknya situasi perekonomian global, yang pada gilirannya akan menyebabkan penurunan kapitalisasi pasar keseluruhan aset crypto.