Emas diperdagangkan dengan waspada karena pelaku pasar menantikan hasil pertemuan FOMC.

Saat ini, emas diperdagangkan pada 1.673 Dolar AS per troy ounce, setelah naik hanya 1% di sesi kemarin.

Hal ini berbeda dengan logam mulia lainnya. Paladium berjangka naik 5,55%, platinum berjangka naik 2,28%, dan perak naik 1,03%. Semua logam mulia mencatat keuntungan di tengah melemahnya Dolar AS. Setelah turun 0,15%, indeks Dolar AS kini bertahan di 109,77.

Trader memperkirakan Fed akan mengumumkan kenaikan suku bunga lagi setelah pertemuan FOMC Rabu ini. Sejak Maret 2022, Federal Reserve AS menaikkan suku bunga sebesar 25 bps untuk pertama kalinya sejak 2018. Regulator melanjutkan kenaikan suku bunga di semua pertemuan FOMC berturut-turut. Akibatnya, suku bunga bergerak dari hampir nol ke level saat ini di 225-250 bps. Menurut pelacak FedWatch dari CME Group, ada kemungkinan 82% bahwa Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 75 bps pada hari Rabu. Ini akan menjadi kenaikan suku bunga 75 bps ketiga tahun ini.

Fed telah fokus untuk menurunkan inflasi ke level yang dapat diterima yaitu 2%. Namun, inflasi sangat persisten dan berjalan pada level puncak. Indeks harga konsumen mencapai tertinggi 41 tahun pada Juli 2022, mencapai 9,5%. Data baru menunjukkan bahwa inflasi tetap sangat tinggi, mencapai 8,3% pada bulan Agustus.

Untuk sebagian besar, penurunan inflasi dikaitkan dengan biaya energi yang lebih rendah karena indeks bensin turun 7,7% pada bulan Juli. Sementara itu, harga barang kebutuhan pokok lainnya terus meningkat. Harga pangan naik 13,5% untuk tahun yang berakhir pada bulan Agustus.

Menurut Biro Statistik Tenaga Kerja AS, "Selama periode itu, harga makanan di rumah naik 13,5 persen, persentase kenaikan 12 bulan terbesar sejak periode yang berakhir pada Maret 1979. Harga makanan di luar rumah naik 8,0 persen untuk tahun yang berakhir Agustus 2022, persentase kenaikan terbesar sepanjang tahun sejak kenaikan 8,4 persen pada Oktober 1981."

Grafik di atas menunjukkan persentase perubahan 12 bulan dalam empat kategori indeks harga konsumen. Hal ini jelas menunjukkan bahwa Federal Reserve AS masih jauh dari mencapai target inflasi 2%. Rupanya, regulator hampir tidak berhasil menurunkan inflasi walau menaikkan suku bunga selama empat pertemuan FOMC terakhir secara berturut-turut. Kali ini, bank sentral kemungkinan besar akan memberlakukan kenaikan suku bunga besar lainnya sebesar 75 bps.

Bahkan, kenaikan suku bunga lain mungkin tidak membawa inflasi lebih dekat ke level target. Konsensus di antara para ekonom adalah bahwa Federal Reserve akan menaikkan suku bunga ke kisaran 3,5-4%. Perlu dicatat bahwa secara historis, Fed harus menaikkan suku bunga ke level yang sama dengan level inflasi untuk menurunkannya. Selain itu, bahkan kenaikan suku bunga paling agresif yang dilakukan oleh Fed di masa lalu dilakukan selama beberapa tahun.