Para ahli di Bloomberg Intelligence menjelaskan bahwa emas kini sedang mencari fundamental serupa dengan yang ditemukan pada tahun 1999. Setelah nilainya turun di bawah kondisi fundamental tertentu, logam akan siap menghadapi reli baru.

Emas menyentuh harga rendah solid di $250 pada tahun 1999. Nilai ini begitu kuat sehingga logam tidak pernah turun lagi sesudahnya. Ahli strategi komoditas senior untuk Intelijen Bloomberg Mike McGlone percaya bahwa logam mulia mengikuti skenario yang sama pada tahun 2022. Mike McGlone menyimpulkan ini semua, menganalisis emas yang ditradingkan melalui dolar AS versus euro dan yen Jepang.

Perbedaan antara emas dalam denominasi dolar dan emas dalam denominasi euro mendekati tingkat yang sama yang membentuk bottom untuk emas pada tahun 1999. Tahun ini, emas dalam denominasi dolar anjlok sebesar 10% sementara harga emas telah tumbuh sebesar 5% dan 10 % untuk masing-masing versus euro dan yen. Pengetatan moneter agresif yang sedang berlangsung dan dilakukan oleh Fed AS untuk berjuang melawan inflasi dan menekan aset berdenominasi dolar tampak seperti pemutaran skenario 20 tahun. Pra-kondisi serupa diharapkan untuk mengatur panggung terhadap reli emas seperti pada tahun 1999.

PDB global mengalami penurunan tajam setelah bank sentral utama mulai menaikkan suku bunga secara sinkron, melakukan upaya untuk menjinakkan inflasi yang melonjak. Harga emas saat ini ditetapkan melemah terhadap dolar AS. Namun, emas mengalami apresiasi jika didenominasi dalam mata uang lain. Fenomena tersebut mengungkapkan ketegangan besar yang dapat mengganggu agenda Fed terkait kenaikan suku bunga. Perbedaan dalam spread antara emas berdenominasi dolar dan emas denominasi euro mengekspos masalah dengan mata uang AS dan menunjukkan katalis untuk dasar emas semakin matang. Dengan kata lain, analis mungkin mengurangi ekspektasi mereka mengenai kenaikan agresif lebih lanjut dalam tingkat dana federal.

Segera setelah analis mendeteksi tanda-tanda bahwa Fed siap untuk melunakkan sikapnya, ini akan menjadi waktu yang tepat bagi emas untuk melanjutkan relinya. Pengetatan moneter agresif The Fed adalah penyebab utama reli emas pada 2022.

Rupanya, emas dalam denominasi dolar kemungkinan akan turun sekitar 10% pada tahun 2022. Di saat yang sama, indeks dolar AS dapat menguat ke tingkat yang sama. Oleh karena itu, sebagian besar analis tidak memperkirakan apresiasi stabil dari logam mulia. Salah satu pemicu utama The Fed merevisi kebijakannya atau setidaknya menekan tombol jeda dalam kenaikan suku bunga agresifnya adalah penurunan berkepanjangan di pasar saham AS, kata Mike McGlone. Dia memperkirakan bahwa Federal Reserve dan bank sentral lainnya mampu mengatasi perjuangan mereka melawan inflasi dengan baik, tetapi dia memperkirakan risiko periode deflasi yang berkepanjangan yang dapat menguntungkan reli emas.

Dalam survei Bloomberg Intelligence, harga komoditas logam diperkirakan turun lebih rendah.

Mike McGlone menunjukkan bahwa penurunan indeks Bloomberg Industrial Metals hampir 12% dalam 12 bulan tidak cukup untuk memprediksi bagian bawah, mengingat kontraksi dalam pasokan uang global.

Logam industri mencapai titik dasar, setelah anjlok hampir 60% selama krisis keuangan yang sebagian besar mempengaruhi AS.