Pasangan USD/JPY masuk ke zona turbulensi. Pasangan ini telah berfluktuasi liar untuk sesi kedua secara berturut-turut. Untuk berapa lama pergolakan ini akan berlanjut dan ke mana arah pasangan?

USD ditekan oleh intervensi FX

Pekan lalu, USD/JPY melonjak di tengah kesenjangan yang tumbuh antara kebijakan suku bunga AS dan Jepang. Hal ini menghasilkan kenaikan yang spektakuler pada pasangan ini.

Hanya dalam beberapa hari, Greenback menguat terhadap Yen lebih dari 1% dan menembus level psikologis 150. Greenback terus menguat didukung oleh rencana hawkish Fed.

Pada awal sesi hari Jumat, USD mempercepat kenaikan dan melonjak ke tertinggi baru 32 tahun di level 152.

Ini adalah pukulan terkini bagi pemerintah Jepang yang telah berulang kali memperingatkan bahwa mereka harus melakukan intervensi lagi jika Yen terus jatuh.

Namun, mengingat kegagalan intervensi sebelumnya, bulls Dolar meremehkan peringatan ini dan menyesalinya nanti.

Pada akhir minggu sebelumnya, JPY secara tak terduga melonjak 4% hanya dalam beberapa jam dan mencapai level 144,50.

Lonjakan ini tidak memiliki landasan fundamental, sehingga para trader mencurigai intervensi lain oleh Bank of Japan.

Meskipun otoritas moneter Jepang menolak berkomentar, sebagian besar analis meyakini bahwa ini adalah langkah-langkah yang membantu Yen pulih.

Berdasarkan estimasi, BoJ menghabiskan sekitar $30 miliar untuk intervensi mata uang yang merupakan $10 miliar lebih banyak dibandingkan dengan putaran sebelumnya.

Selain itu, beberapa analis meyakini bahwa regulator membuat intervensi lagi pagi ini ketika Dolar AS bergerak menuju level kunci 150 terhadap Yen.

Penurunan Dolar AS yang cepat dapat menjadi bukti asumsi ini. Greenback menurun tajam tanpa alasan jelas.

"Sangat jelas bahwa BOJ melakukan intervensi," Ray Attrill, kepala strategi FX di National Australia Bank di Sydney, menyatakan.

Peringatan badai untuk USD/JPY

Namun, intervensi menjadi kurang efektif seiring waktu. Pada saat artikel ini ditulis, USD berhasil pulih kembali ke level 149 dan menetap di sana.

Mata uang AS menguat kembali dengan cepat, didorong oleh kesenjangan yang semakin besar antara kebijakan moneter Fed dan BoJ.

Ada waktu lebih dari seminggu sampai pertemuan Fed berikutnya saat regulator diperkirakan akan menaikkan suku bunga kembali.

Menjelang peristiwa ini, ekspektasi hawkish akan meningkat, sehingga mendorong naik pertumbuhan Dolar AS.

Selain itu, trader sedang menunggu laporan dari BoJ. Regulator secara luas diperkirakan akan mempertahankan kebijakan moneternya saat ini dan membiarkan suku bunga tidak berubah.

Jika demikian, Greenback mungkin mendapatkan pendorong kuat lainnya sementara Yen akan terdepresiasi lebih lanjut. Namun, apakah otoritas moneter Jepang akan tahan dengan ini?

Kemungkinan besar, mereka akan terus melakukan intervensi. Diplomat mata uang utama Jepang Masato Kanda menyatakan pagi ini bahwa pihak berwenang siap untuk mengambil tindakan keras demi mengatasi spekulasi terhadap Yen.

Para analis berasumsi bahwa Jepang dapat memberlakukan lebih banyak intervensi dalam beberapa hari mendatang. Hal ini berarti bahwa USD/JPY akan sangat fluktuatif minggu ini. Jadi, trader harus sangat berhati-hati saat berhadapan dengan instrumen ini.

Sementara itu, para ahli mencatat bahwa intervensi mungkin memiliki efek terbatas pada Yen. Selama Fed secara agresif menaikkan suku bunga, BoJ tidak mungkin menghentikan kenaikan Dolar AS.

Hanya perubahan dalam kebijakan BoJ yang dapat menghentikan tren turun Yen. Namun, tidak ada tanda-tanda perubahan, yang berarti bahwa USD akan terus menguat terhadap Yen terlepas dari semua upaya BoJ.