Setelah hasil rapat Bank of Japan bulan Desember, pasangan Dolar-Yen jatuh ke dasar angka ke-132, memperbarui posisi terendah empat bulan. Hanya dalam beberapa jam, bears memperkuat posisinya sebesar 500 poin, menjauh dari puncak tahun 2022 (151,96). Di sini, penting untuk dipahami bahwa dinamika USD/JPY hari ini bukanlah kesuksesan sesaat Yen. Kemungkinan besar, kita berhadapan dengan tanda-tanda pertama tren penurunan yang berlarut-larut, perhentian terakhirnya terletak di sekitar level 110–115.
Di satu sisi, ini jalan yang agak panjang: penjual pasangan ini perlu melampaui lebih dari 2.000 poin. Namun di sisi lain, kita tidak boleh lupa bahwa Yen terhadap Dolar sangat fluktuatif—misalnya, pembeli USD/JPY membuat kenaikan mengesankan sebesar 3.700 pip ke atas hanya dalam waktu tujuh bulan tahun ini, naik dari 115,00 ke bar ke-152. Oleh karena itu, penjual dapat mencapai area harga 110–115 di masa mendatang, pada kuartal pertama tahun 2023, jika regulator Jepang akan terus menunjukkan karakternya.
Perlu juga diingat bahwa masa jabatan Gubernur Bank of Japan, Haruhiko Kuroda, saat ini akan berakhir pada April tahun depan. Ini adalah masa jabatan keduanya, jadi dia secara apriori tidak akan dapat mencalonkan diri kembali. Fakta ini akan memicu minat terhadap Yen di latar belakang, karena para trader akan menunggu perubahan revolusioner dalam kebijakan bank sentral.
Namun, perubahan tertentu dan sangat tidak terduga telah terjadi di bawah kepemimpinan Kuroda. Fakta bahwa pergeseran hawkish berasal dari "hard dove" menggandakan tekanan pada USD/JPY (walaupun, tentu saja, hanya faktor psikologis).
Jadi, pada akhir pertemuan Bank of Japan bulan Desember, regulator mengejutkan para trader dengan penyesuaian tak terduga dalam parameternya untuk mengendalikan imbal hasil obligasi, memungkinkan suku bunga jangka panjang naik dalam jumlah besar.
Ingatlah bahwa sebelumnya tingkat target imbal hasil obligasi pemerintah bertenor 10 tahun adalah nol: Bank of Japan tidak mengizinkannya untuk menyimpang lebih dari 25 bps lebih tinggi atau lebih rendah. Namun, sekarang kisarannya berlipat ganda: regulator Jepang akan mengizinkan penyimpangan 50 poin dari nol.
Pasar bereaksi keras terhadap hasil pertemuan Desember bank sentral Jepang itu. Secara khusus, indeks Nikkei turun 2,5%, dan Dolar terhadap Yen turun hampir 3% dalam beberapa jam, ke level terendah 4 bulan. Imbal hasil obligasi pemerintah Jepang bertenor 10 tahun sempat melonjak hingga 0,460% (sehingga mendekati batas baru yang "diizinkan").
Perhatikan bahwa keputusan Bank of Japan hari ini sebenarnya merupakan perubahan kecil dalam kebijakan regulator Jepang. Namun, hal ini bisa dibandingkan dengan pergeseran tektonik, ketika pergerakan lempeng milimetrik tidak hanya dapat memicu gempa bumi, tetapi juga serangkaian gempa susulan. Ini adalah gempa susulan yang kita lihat hari ini di pasar keuangan.
Jelas, peningkatan permintaan Yen dipicu bukan oleh fakta perluasan kisaran fluktuasi imbal hasil JGB bertenor 10 tahun. Menurut sejumlah analis, ini hanyalah langkah pertama, yang menunjukkan kesiapan bank sentral Jepang untuk keputusan "hawkish" lebih lanjut di masa mendatang. Asumsi ini juga dipicu oleh fakta bahwa Kuroda, yang hari ini mengulangi mantranya bahwa dia "tidak akan ragu untuk melanjutkan pelonggaran kebijakan moneter jika perlu", dijamin akan meninggalkan posisinya dalam empat bulan.
Dalam umpan berita hari ini, Anda sering menemukan ungkapan bahwa Bank of Japan membuat keputusan yang sama sekali tidak terduga yang mengejutkan pasar. Namun, ternyata tidak. Atau lebih tepatnya, tidak terlalu. Prasyarat tertentu untuk keputusan seperti itu mulai muncul pada akhir musim gugur. Misalnya, pada bulan November, trader mendengar sinyal hawkish dari perwakilan regulator Jepang: Asahi Noguchi mengumumkan kesiapan Bank of Japan untuk merevisi kebijakan moneter yang sangat longgar jika indikator inflasi ternyata "terlalu tinggi". Dia menyebut langkah itu sebagai "langkah pencegahan" untuk mengekang pertumbuhan inflasi.
Kuroda juga menjelaskan secara terselubung bahwa regulator secara teoritis dapat mempertimbangkan opsi untuk keluar dari kebijakan ultra-longgar. Meskipun tidak ada perwakilan Bank of Japan yang benar-benar mengumumkan perluasan kisaran fluktuasi imbal hasil JGB bertenor 10 tahun, masih ada petunjuk tertentu yang bersifat hawkish. Masalah lainnya adalah kebanyakan trader tidak mengharapkan regulator Jepang untuk mengambil langkah pertama tahun ini. Inilah kejutan yang benar-benar hawkish.
Perhatikan bahwa konsekuensi dari pertemuan Bank of Japan bulan Desember akan terasa lama. Banyak ahli strategi mata uang sudah memprediksi "masa depan yang cerah" untuk mata uang Jepang. Misalnya, menurut para ekonom HSBC, Yen akan menguat sepanjang tahun depan. Mereka berasumsi bahwa tekanan ke atas pada USD/JPY dari perbedaan imbal hasil akan berakhir ketika Fed berhenti menaikkan suku bunga. Pada saat itu, Bank of Japan (mungkin tidak lagi di bawah kepemimpinan Kuroda) dapat mengubah kebijakannya menuju pengetatan, memberi tekanan kuat pada pasangan USD/JPY.
Dari segi teknikal, tidak ada kendala untuk penurunan harga setidaknya hingga 131,00. Pada semua TF yang lebih tinggi (dari H1 ke atas), pasangan ini berada di garis bawah indikator Bollinger Bands, atau di antara garis tengah dan garis bawah, yang menunjukkan prioritas arah ke bawah. Pada TF D1 dan W1, indikator Ichimoku membentuk sinyal bearish. Sinyal ini juga menunjukkan sentimen bearish. Level support terdekat ada di garis bawah Bollinger Bands di grafik mingguan, yang sesuai dengan target 131,00.
