Pasangan mata uang NZD/USD memperbarui harga terendah sembilan bulannya pada hari Senin, menandai level 0.5891. Untuk pertama kalinya sejak November tahun lalu, pasangan ini menguji wilayah angka ke-58. Dinamika harga tersebut sebagian disebabkan oleh keputusan Reserve Bank of New Zealand, yang minggu lalu mengakhiri pertemuan rutinnya, untuk mempertahankan suku bunga pada 5,50%.
Namun, hasil dovish dari pertemuan RBNZ Agustus sebagian besar telah ditentukan sebelumnya, sehingga hanya menambah gambaran fundamental yang ada. Secara keseluruhan, pasangan NZD/USD berada dalam tren menurun selama enam minggu berturut-turut. Oleh karena itu, kenaikan harga hari ini harus dilihat secara eksklusif sebagai koreksi yang memungkinkan penjualan dengan harga yang lebih menguntungkan.
Sejak pertengahan Juli, the kiwi telah turun hampir 500 poin. Beberapa alasan dapat disorot untuk dinamika harga tersebut. Lebih tepatnya, ada tiga. Pertama, RBNZ melunakkan pendiriannya pada paruh kedua tahun ini, beralih dari kebijakan agresif menjadi pendekatan tunggu dan lihat. Kedua, Tiongkok baru-baru ini kecewa dengan laporan makroekonominya. Dan ketiga, penguatan greenback secara keseluruhan telah memperkuat posisinya dengan latar belakang data inflasi yang bertentangan dan kemajuan dalam sektor perdagangan ritel, produksi industri, dan pasar tenaga kerja.
Hasil Rapat RBNZ yang Dovish
Mari kita mulai dengan pertemuan bulan Agustus Reserve Bank of New Zealand. Perlu dicatat bahwa fakta mempertahankan status quo bukanlah sensasi – mayoritas pakar memperkirakan skenario ini akan terjadi. Pasalnya, tak lama sebelum pertemuan anggota RBNZ bulan Agustus, indikator inflasi utama diterbitkan, yang pada dasarnya telah menentukan hasil pertemuan mendatang. Dengan demikian, Indeks Harga Konsumen Selandia Baru pada kuartal kedua turun menjadi 6,0% year-on-year setelah naik menjadi 6,7% pada kuartal pertama. Ini adalah laju pertumbuhan terlemah untuk indikator tersebut sejak kuartal keempat tahun 2021. Secara kuartalan, indeks ini juga menunjukkan tren menurun, menetap pada 1,1% (tingkat pertumbuhan terlemah sejak kuartal pertama tahun 2021).
Mengingat hasil ini dan retorika anggota RBNZ sebelumnya, hampir tidak ada yang meragukan bahwa pada bulan Agustus, regulator Selandia Baru akan mempertahankan suku bunga pada level saat ini, yaitu sebesar 5,50%. Intrik tetap mengenai prospek pengetatan kebijakan moneter selanjutnya. Oleh karena itu, semua perhatian tertuju pada retorika Gubernur Bank Sentral, Adrian Orr, yang menyuarakan posisinya pada konferensi pers terakhir. Posisi ini ternyata tidak berpihak pada the kiwi. Orr menyatakan bahwa tekanan inflasi melemah dan kenaikan level OCR "bukanlah target prospektif." Selain itu, ketua RBNZ tersebut melaporkan bahwa pada pertemuan Agustus, para anggota bank sentral membahas prospek penurunan suku bunga, tetapi menurutnya, diskusi ini "tidak terlalu aktif, meskipun konsensus yang stabil telah terbentuk."
Risalah rapat yang diterbitkan juga tidak menyenangkan para pembeli NZD/USD. Menurut teks dokumen tersebut, tingkat suku bunga saat ini "menahan pengeluaran dan, akibatnya, tekanan inflasi." Komite setuju bahwa, di masa mendatang, OCR harus tetap pada level (saat ini) yang membatasi.
Dengan kata lain, regulator mengisyaratkan kesiapan untuk terus mempertahankan sikap tunggu dan lihat (akan ada dua pertemuan lagi tahun ini—pada bulan Oktober dan November), terutama mengingat indikator inflasi yang menurun.
Kesimpulan tersebut mengecewakan pembeli NZD/USD, sehingga tren menurun berlanjut.
Tiongkok
Arus berita mengecewakan dari Tiongkok juga menekan the kiwi. Pada akhir Juli, diketahui bahwa PDB Tiongkok pada kuartal kedua tahun ini tumbuh sebesar 6,3% year-on-year, sedangkan prakiraan konsensus mengasumsikan kenaikan sebesar 7,3%. Ini terjadi di saat pembatasan karantina yang ketat diberlakukan di beberapa kota besar Tiongkok pada bulan April – Mei tahun sebelumnya. Namun, bahkan dengan mempertimbangkan dasar yang rendah, hasil kuartal kedua tahun 2023 satu persen di bawah prakiraan. Tingkat pengangguran di kalangan penduduk perkotaan Tiongkok pada bulan Juni sebesar 5,2%, tetapi menurut Bloomberg, pengangguran kaum muda mencapai rekor 21%. Laporan makroekonomi lainnya yang dirilis di Tiongkok pada bulan Agustus juga menimbulkan kekhawatiran. Misalnya, diketahui bahwa ekspor dan impor Tiongkok turun jauh lebih cepat dari yang diperkirakan, dan produksi industri tumbuh dengan kecepatan yang lebih rendah (pada bulan Juli—3,7% dengan prakiraan pertumbuhan 4,4%).
Tiongkok adalah salah satu mitra dagang utama Selandia Baru, sehingga hasil ini melemahkan posisi kiwi.
Kesimpulan
Latar belakang fundamental yang berlaku berkontribusi pada penurunan lebih lanjut NZD/USD. Dari perspektif teknikal, pada time frame D1, W1, MN, pasangan ini berada di antara garis tengah dan bawah indikator Bollinger Bands. Pada chart mingguan, indikator Ichimoku membentuk sinyal bearish "Parade of Lines", yang menunjukkan prioritas posisi jual. Pullback korektif ke atas harus dilihat sebagai peluang untuk masuk ke posisi short—dengan yang pertama, dan sejauh ini target utama di 0.5870 (garis bawah Bollinger Bands di chart harian).
